Jakarta: Pengamat Timur Tengah, Hasibullah Satrawi, menilai Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sebagai pemicu kekacauan di negaranya. Dia kabur saat Taliban menguasai Kabul.
"Karena dia kabur kericuhan ketidakstabilan dan segala hiruk-pikuk itu," kata Hasib dalam program Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk 'Kembalinya Taliban, Politik Kawasan, dan Laut Cina Selatan', Minggu, 22 Agustus 2021.
Hasib mengatakan kaburnya Ashraf ke Uni Emirat Arab (UEA) membuat situasi di negaranya memburuk. Termasuk, membuat rencana Amerika Serikat (AS) terhadap intervensi ke Afghanistan kacau balau.
"AS sudah menyiapkan semua, transisi kekuasaan nanti setelah dia (tentara AS) pergi. Bagaimana Taliban bisa kerja sama dengan Ashraf Ghani, tiba-tiba di luar dugaan atau skenario, Asraf Ghani ngambek, langsung cabut," ujar Hasib.
Menurut Hasib, kepergian Ashraf juga diyakini di luar dugaan pihak Taliban dan militer AS. Ashraf menyerah begitu saja kepada Taliban.
"Dalam hemat saya kelemahan yang paling mendasar dari semua ini yang tidak dibaca oleh AS itu tentang Ashraf Ghani ini. Taliban enggak menduga tiba-tiba Asraf ghani kasih kunci sedemikian cepat," ucap Hasib.
Baca: Pemerintah Diusulkan Menyediakan Pulau untuk Tampung Pengungsi Afghanistan
Dia juga heran dengan kapasitas militer Afghanistan yang tak bergeming ketika Taliban menyerang. Sementara itu, para militer Afghanistan sudah dilatih puluhan tahun oleh AS.
"Enggak ada perlawanan, enggak ada apa. Ada pertanyaan kenapa selama 20 tahun militer Afghanistan dilatih kemudian tidak tercipta sebuah pasukan yang sebenarnya," kata Hasib.
Jakarta: Pengamat Timur Tengah, Hasibullah Satrawi, menilai Presiden
Afghanistan Ashraf Ghani sebagai pemicu kekacauan di negaranya. Dia kabur saat Taliban menguasai Kabul.
"Karena dia kabur kericuhan ketidakstabilan dan segala hiruk-pikuk itu," kata Hasib dalam program Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk 'Kembalinya Taliban, Politik Kawasan, dan Laut Cina Selatan', Minggu, 22 Agustus 2021.
Hasib mengatakan kaburnya Ashraf ke Uni Emirat Arab (UEA) membuat situasi di negaranya memburuk. Termasuk, membuat rencana Amerika Serikat (AS) terhadap intervensi ke Afghanistan kacau balau.
"AS sudah menyiapkan semua, transisi kekuasaan nanti setelah dia (tentara AS) pergi. Bagaimana Taliban bisa kerja sama dengan Ashraf Ghani, tiba-tiba di luar dugaan atau skenario, Asraf Ghani ngambek, langsung cabut," ujar Hasib.
Menurut Hasib, kepergian Ashraf juga diyakini di luar dugaan pihak
Taliban dan militer AS. Ashraf menyerah begitu saja kepada Taliban.
"Dalam hemat saya kelemahan yang paling mendasar dari semua ini yang tidak dibaca oleh AS itu tentang Ashraf Ghani ini. Taliban enggak menduga tiba-tiba Asraf ghani kasih kunci sedemikian cepat," ucap Hasib.
Baca:
Pemerintah Diusulkan Menyediakan Pulau untuk Tampung Pengungsi Afghanistan
Dia juga heran dengan kapasitas militer Afghanistan yang tak bergeming ketika Taliban menyerang. Sementara itu, para militer Afghanistan sudah dilatih puluhan tahun oleh AS.
"Enggak ada perlawanan, enggak ada apa. Ada pertanyaan kenapa selama 20 tahun militer Afghanistan dilatih kemudian tidak tercipta sebuah pasukan yang sebenarnya," kata Hasib.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)