Jakarta: Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, mengusulkan program visitasi untuk penanganan pasien positif covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah. Program ini dikhususkan bagi pasien di daerah yang masih minim menggunakan gawai.
Mekanismenya, dinas kesehatan di daerah melibatkan kader untuk mengunjungi rumah pasien isoman secara berkala. Hal ini diperlukan mengingat tidak semua masyarakat Indonesia familiar dengan gadget untuk mengakses telemedicine.
"Nah mereka melibatkan kader. Visitasi atau program kunjungan rumah ini adalah program andalan Indonesia," kata Dicky dalam Bedah Editorial MI di Metro TV, Rabu, 7 Juli 2021.
Dia menyebut penanganan beragam penyakit menular di Indonesia dari zaman dahulu sampai saat ini dapat sukses karena masyarakat terlibat. Program visitasi ini diyakini dapat mengurangi potensi kematian pasien isoman di rumah.
Dia menyebut jumlah kematian di rumah masih banyak karena pasien isoman tidak mendapatkan fasilitas konsultasi dan pengawasan harian dari dokter. Padahal, kondisi pasien bergejala ringan juga berpotensi memburuk.
"Penyakit ini, khususnya virus Sars Cov-2 ini, bahkan tadinya orang yang tidak punya hipertensi, atau yang kadar gulanya normal sekalipun bisa naik. Karena dia merusak fungsi dari organ yang dia serang," kata Dicky. (Mentari Puspadini)
Jakarta: Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, mengusulkan program visitasi untuk penanganan pasien positif covid-19 yang sedang menjalani
isolasi mandiri di rumah. Program ini dikhususkan bagi pasien di daerah yang masih minim menggunakan gawai.
Mekanismenya, dinas kesehatan di daerah melibatkan kader untuk mengunjungi rumah pasien isoman secara berkala. Hal ini diperlukan mengingat tidak semua masyarakat Indonesia familiar dengan gadget untuk mengakses
telemedicine.
"Nah mereka melibatkan kader. Visitasi atau program kunjungan rumah ini adalah program andalan Indonesia," kata Dicky dalam
Bedah Editorial MI di
Metro TV, Rabu, 7 Juli 2021.
Dia menyebut penanganan beragam penyakit menular di Indonesia dari zaman dahulu sampai saat ini dapat sukses karena masyarakat terlibat. Program visitasi ini diyakini dapat mengurangi potensi kematian pasien isoman di rumah.
Dia menyebut jumlah kematian di rumah masih banyak karena pasien isoman tidak mendapatkan fasilitas konsultasi dan pengawasan harian dari dokter. Padahal, kondisi pasien bergejala ringan juga berpotensi memburuk.
"Penyakit ini, khususnya virus Sars Cov-2 ini, bahkan tadinya orang yang tidak punya hipertensi, atau yang kadar gulanya normal sekalipun bisa naik. Karena dia merusak fungsi dari organ yang dia serang," kata Dicky.
(Mentari Puspadini) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)