Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di kawasan Harmoni, Jakarta, Selasa, 21 November 2017--Metrotvnews.com/M Sholahadhin Azhar
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di kawasan Harmoni, Jakarta, Selasa, 21 November 2017--Metrotvnews.com/M Sholahadhin Azhar

Lintasan Sebidang dan Sinyal Dianggap Jadi Hambatan KRL

M Sholahadhin Azhar • 21 November 2017 12:23
Jakarta: KRL Jabodetabek atau KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) dianggap masih belum optimal melayani masyarakat. Setidaknya ada dua kendala besar yang harus diselesaikan untuk mengoptimalisasi fasilitas publik itu.
 
"Kendala paling besar itu perlintasan sebidang dan sinyal kereta," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di kawasan Harmoni, Jakarta, Selasa, 21 November 2017.
 
Saat ini anak perusahaan PT KAI itu baru bisa melayani 1,2 penumpang tiap harinya. Untuk itu perlu adanya loopline keliling guna menghindari perlintasan sebidang. Artinya, setiap perlintasan kereta api yang melingkar dan dilalui jalan raya, akan diangkat atau dielevate. "Kita akan bicara dengan Gubernur untuk (loopline) dijadikan project (daerah)," terangnya.

Baca: Semua Perlintasan Sebidang Jalur Jakarta-Surabaya Hendak Ditutup
 
Investasi loopline ini juga terbilang besar, dengan biaya sekitar Rp 7 hingga Rp 10 triliun untuk 850 titik perlintasan sebidang. Solusi untuk masalah kedua yakni sinyal, dengan menerapkan sistem moving block.
 
Sistem ini mengatur jarak rangkaian kereta berdasarkan jeda waktu berbasis komputer. "Sekarang ini fix harus membuat moving block. Supaya berhenti itu safety diutamakan dan dikendalikan teknologi, bukan manual. Karena dengan itu nanti utilitasnya naik," kata Budi.
 
Target Selesai 3 Tahun Lagi
 
Lebih lanjut, ia memaparkan rentang waktu penyelesaian hambatan pada KCJ. Loopline misalnya, akan memakan waktu selama 3 tahun dari sejak dicanangkan. Mengingat banyaknya perlintasan sebidang yang melingkar di Jabodetabek.
 
Baca: Kebijakan Penutupan Perlintasan Sebidang Dinilai Perlu Ditinjau Ulang
 
Kedua mengenai sistem moving block, Budi sudah berbicara dengan Menteri BUMN Rini Soemarno. "Mungkin PT KAI yang akan invest, nanti tinggal kompensasi dengan apa. Kalau itu dikerjakan moving block akan makan waktu 1 - 2 tahun," paparnya.
 
"Kalau kita sudah ada loopline, ada moving block, mungkin kapasitas penumpangnya 2 sampai 3 juta (perhari). Secara teknis memang kita kurangm tapi kita secara detail mengajak semua pihak mengatasi semua itu," tandas Budi.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan