Bandung: Ketua MPR Zulkifli Hasan meminta ada keberpihakan pemerintah terhadap industri kedirgantaraan nasional, khususnya PT Dirgantara Indonesia. Salah satunya dengan memaksimalkan produksi pesawat dalam negeri untuk rute-rute penerbangan jarak dekat.
"Kita datang kemari dalam bentuk dukungan agar industri strategis ini mendapat keberpihakan dari pemerintah," kata Zul di PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Senin 11 Desember 2017.
Sebagai contoh, rute penerbangan Jakarta-Bandung, Jakarta-Lampung yang hanya memakan waktu perjalanan 25-40 menit bisa memaksimalkan penggunaan pesawat mesin turboprop buatan PT DI. Namun, yang saat ini rute penerbangan jarak dekat justru menggunakan pesawat bermesin turbojet seperti Boeing dan Airbus.
"Misalnya Jakarta-Bandung pakai Garuda, Jakarta-Lampung pakai Garuda terlalu mahal," ucap Zul.
Bukan hanya untuk penerbangan sipil, Zul pun meminta institusi dan lembaga negara tak ragu memesan pesawat buatan karya anak bangsa itu. Seperti, TNI, Kepolisian dan BUMN. Dengan begitu, industri dirgantara nasional akan optimal.
Zul menyayangkan saat ini belum ada keberpihakan terhadap industri dirgantara nasional. Imbasnya, tenaga-tenaga terampil PT DI saat ini justru banyak direkrut oleh industri dirgantara asing.
Di sisi lain, pemerintah pada tahun 2011 lalu memesan pesawat MA-60 dari Tiongkok. Pesawat tipe serupa dengan CN-235 buatan PT DI. Saat meninjau langsung ke PT DI, Zul yakin PT DI mampu memenuhi kebutuhan pesawat terbang nasional untuk rute jarak dekat.
"Sangat mampu cuma karena kurang keberpihakan saja," tutupnya.
Bandung: Ketua MPR Zulkifli Hasan meminta ada keberpihakan pemerintah terhadap industri kedirgantaraan nasional, khususnya PT Dirgantara Indonesia. Salah satunya dengan memaksimalkan produksi pesawat dalam negeri untuk rute-rute penerbangan jarak dekat.
"Kita datang kemari dalam bentuk dukungan agar industri strategis ini mendapat keberpihakan dari pemerintah," kata Zul di PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Senin 11 Desember 2017.
Sebagai contoh, rute penerbangan Jakarta-Bandung, Jakarta-Lampung yang hanya memakan waktu perjalanan 25-40 menit bisa memaksimalkan penggunaan pesawat mesin turboprop buatan PT DI. Namun, yang saat ini rute penerbangan jarak dekat justru menggunakan pesawat bermesin turbojet seperti Boeing dan Airbus.
"Misalnya Jakarta-Bandung pakai Garuda, Jakarta-Lampung pakai Garuda terlalu mahal," ucap Zul.
Bukan hanya untuk penerbangan sipil, Zul pun meminta institusi dan lembaga negara tak ragu memesan pesawat buatan karya anak bangsa itu. Seperti, TNI, Kepolisian dan BUMN. Dengan begitu, industri dirgantara nasional akan optimal.
Zul menyayangkan saat ini belum ada keberpihakan terhadap industri dirgantara nasional. Imbasnya, tenaga-tenaga terampil PT DI saat ini justru banyak direkrut oleh industri dirgantara asing.
Di sisi lain, pemerintah pada tahun 2011 lalu memesan pesawat MA-60 dari Tiongkok. Pesawat tipe serupa dengan CN-235 buatan PT DI. Saat meninjau langsung ke PT DI, Zul yakin PT DI mampu memenuhi kebutuhan pesawat terbang nasional untuk rute jarak dekat.
"Sangat mampu cuma karena kurang keberpihakan saja," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DMR)