medcom.id, Jakarta: Ujian Nasional (UN) bagi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan dimulai besok. Pemerintah mengeluarkan kebijakan menyelenggarakan UN berbasis komputer (CBT) di sebagian sekolah.
"Sebanyak 585 sekolah terpilih untuk menyelenggarakan UN berbasis Komputer (CBT)," ungkap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dalam acara Primetime News Metro TV, Minggu (12/4/2015).
Dari total 69 ribu sekolah yang menyelenggarakan UN, lebih dari 720 sekolah sebelumnya sudah mendaftar untuk menyelenggarakan UN berbasis Komputer. Namun sekolah yang mendaftar itu harus terlebih dahulu melalui proses verifikasi untuk bisa mengikuti UN CBT.
Jadi 585 sekolah yang menjadi contoh UN CBT tidaklah sembarangan dipilih. "Ada lebih dari 720 sekolah mendaftar CBT. Kita verifikasi mulai dari komputer, jaringan, operatornya, kemudian transmisinya. Lalu siswa dan secara umum sekolahnya," jelas Menteri Anies.
Walau demikian Anies menegaskan bahwa UN CBT ini tidak boleh dimanfaatkan oleh sekolah. Jangan sampai sekolah berambisi untuk belanja komputer besar-besaran dengan dalih persiapan menuju UN CBT.
"Kita garis bawahi, ke depan jangan sekolah-sekolah belanja komputer hanya untuk UN," tegas Anies.
Sekolah harus menjadikan komputer bukan hanya untuk menyelenggarakan UN. Pengadaan harus lebih pada peruntukkan intinya, yakni menjadi fasilitas penunjang pendidikan para siswa.
medcom.id, Jakarta: Ujian Nasional (UN) bagi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan dimulai besok. Pemerintah mengeluarkan kebijakan menyelenggarakan UN berbasis komputer (CBT) di sebagian sekolah.
"Sebanyak 585 sekolah terpilih untuk menyelenggarakan UN berbasis Komputer (CBT)," ungkap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dalam acara
Primetime News Metro TV, Minggu (12/4/2015).
Dari total 69 ribu sekolah yang menyelenggarakan UN, lebih dari 720 sekolah sebelumnya sudah mendaftar untuk menyelenggarakan UN berbasis Komputer. Namun sekolah yang mendaftar itu harus terlebih dahulu melalui proses verifikasi untuk bisa mengikuti UN CBT.
Jadi 585 sekolah yang menjadi contoh UN CBT tidaklah sembarangan dipilih. "Ada lebih dari 720 sekolah mendaftar CBT. Kita verifikasi mulai dari komputer, jaringan, operatornya, kemudian transmisinya. Lalu siswa dan secara umum sekolahnya," jelas Menteri Anies.
Walau demikian Anies menegaskan bahwa UN CBT ini tidak boleh dimanfaatkan oleh sekolah. Jangan sampai sekolah berambisi untuk belanja komputer besar-besaran dengan dalih persiapan menuju UN CBT.
"Kita garis bawahi, ke depan jangan sekolah-sekolah belanja komputer hanya untuk UN," tegas Anies.
Sekolah harus menjadikan komputer bukan hanya untuk menyelenggarakan UN. Pengadaan harus lebih pada peruntukkan intinya, yakni menjadi fasilitas penunjang pendidikan para siswa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)