medcom.id, Kumai: KM Baruna Jaya I milik BPPT terus melakukan pencarian. Kini kapal tengah merapat ke teluk Kumai, untuk mendapatkan alat cadangan berupa Side Scan Sonar yang dikirim langsung Kepala BPPT Ridwan Djamaluddin.
"Iya, alat cadangan, side scan sonar," kata Kepala Tim ekspedisi KM Baruna Jaya Rahadian kepada Metrotvnews.com, Jumat (2/1/2015).
Alat sonar yang akan dipasang di Kapal Baruna Jaya I.MTVN/Lukman Diah Sari
Rahadian mengatakan, alat sonar yang segera dikirim adalah alat cadangan. Sonar tambahan untuk mengantisipasi bila alat pertama mengalami kendala.
"Buat cadangan saja, dari pada nanti kenapa-kanapa kan. Terus bolak-balik. Jadi didatangkan alat cadangan," jelasnya.
Kemarin sekitar jam 11.30, Baruna Jaya I menemukan satu jenazah dan benda mengandung logam di dalam laut. Jenazah sudah dievakuasi kapal perang Malaysia yang ikut membantu pencarian korban AirAsia QZ8501.
Menurut Rahadian, mayat berbalut baju merah dan celana hitam. Jasad sempat menyenggol bagian lambung kanan kapal Baruna Jaya 1, kapal canggih milik BPPT. Tim langsung melaporkan temuan ini ke Basarnas Pusat dan Basarnas Pangkalan Bun. Tim tak mungkin mengangkat mayat karena tak punya kantong mayat.
Pencarian badan AirAsia QZ8501 oleh Kapal Baruna Jaya I.MTVN/Lukman Diah Sari
Sejuah ini sudah 10 penumpang AirAsia QZ8501 ditemukan. Delapan jenazah sudah dikirim ke Surabaya, Jawa Timur. Sedangkan dua jasad lainnya masih di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
AirAsia QZ8501 mengangkut 155 penumpang plus tujuh awak ketika positif dinyatakan hilang kontak ketika tengah mengudara dari Bandara Juanda, Sidorjo, ke Singapura, Minggu (28/12/2014) jam 06.17. Pesawat bertolak dari Juanda, jam 05.30.
Setelah tiga hari dicari, jejak burung besi itu mulai terendus. AirAsia dipastikan jatuh di periaran Karimata. Sepuluh jenazah sudah ditemukan. Delapan jenazah sudah dikirim ke Surabaya, sedangkan dua lainnya masih berada di Pangkalan Bun.
Satu korban AirAsia QZ8501 dievakuasi.AP/Dok
medcom.id, Kumai: KM Baruna Jaya I milik BPPT terus melakukan pencarian. Kini kapal tengah merapat ke teluk Kumai, untuk mendapatkan alat cadangan berupa Side Scan Sonar yang dikirim langsung Kepala BPPT Ridwan Djamaluddin.
"Iya, alat cadangan, side scan sonar," kata Kepala Tim ekspedisi KM Baruna Jaya Rahadian kepada
Metrotvnews.com, Jumat (2/1/2015).
Alat sonar yang akan dipasang di Kapal Baruna Jaya I.MTVN/Lukman Diah Sari
Rahadian mengatakan, alat sonar yang segera dikirim adalah alat cadangan. Sonar tambahan untuk mengantisipasi bila alat pertama mengalami kendala.
"Buat cadangan saja, dari pada nanti kenapa-kanapa kan. Terus bolak-balik. Jadi didatangkan alat cadangan," jelasnya.
Kemarin sekitar jam 11.30, Baruna Jaya I menemukan satu jenazah dan benda mengandung logam di dalam laut. Jenazah sudah dievakuasi kapal perang Malaysia yang ikut membantu pencarian korban AirAsia QZ8501.
Menurut Rahadian, mayat berbalut baju merah dan celana hitam. Jasad sempat menyenggol bagian lambung kanan kapal Baruna Jaya 1, kapal canggih milik BPPT. Tim langsung melaporkan temuan ini ke Basarnas Pusat dan Basarnas Pangkalan Bun. Tim tak mungkin mengangkat mayat karena tak punya kantong mayat.
Pencarian badan AirAsia QZ8501 oleh Kapal Baruna Jaya I.MTVN/Lukman Diah Sari
Sejuah ini sudah 10 penumpang AirAsia QZ8501 ditemukan. Delapan jenazah sudah dikirim ke Surabaya, Jawa Timur. Sedangkan dua jasad lainnya masih di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
AirAsia QZ8501 mengangkut 155 penumpang plus tujuh awak ketika positif dinyatakan hilang kontak ketika tengah mengudara dari Bandara Juanda, Sidorjo, ke Singapura, Minggu (28/12/2014) jam 06.17. Pesawat bertolak dari Juanda, jam 05.30.
Setelah tiga hari dicari, jejak burung besi itu mulai terendus. AirAsia dipastikan jatuh di periaran Karimata. Sepuluh jenazah sudah ditemukan. Delapan jenazah sudah dikirim ke Surabaya, sedangkan dua lainnya masih berada di Pangkalan Bun.

Satu korban AirAsia QZ8501 dievakuasi.AP/Dok
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ICH)