medcom.id, Jakarta: Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi, menilai subsidi bahan bakar minyak (BBM) dapat dikurangi di penghujung masa kerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tanpa harus menunggu peralihan kepemimpinan.
"Saya pikir bisa saja SBY menerapkan sekarang. Dengan menaikkan di September atau Oktober. Nanti efeknya baru dirasakan tahun depan," ujarnya ketika dihubungi Media Indonesia, Sabtu (23/8/2014).
Sofjan mengatakan, inflasi akibat kebijakan tersebut kemungkinan sekitar 3-4% di enam bulan pertama. Setelah itu, inflasi kembali turun karena sudah ada penyesuaian di masyarakat.
Menurutnya, subsidi BBM harus segera dialihkan kepada sektor infrastruktur karena pemerintah tidak akan kuat melakukan pembangunan bila subsidi BBM terus berjalan. "Subsidi langsung ke manusianya, bukan ke mobilnya," ujarnya.
Saat ini, lanjut Sofjan, pemerintah memberikan subsidi untuk premium sekitar Rp5.000/liter dan solar Rp6.000/liter. "Ini yang harus diperbaiki agar dikurangi menjadi Rp4.000 atau Rp3.000. Dilihat dulu (kebutuhannya berapa) karena gak bisa dihilangkan sekaligus. Ini yang harus dilakukan bertahap," terangnya.
medcom.id, Jakarta: Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi, menilai subsidi bahan bakar minyak (BBM) dapat dikurangi di penghujung masa kerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tanpa harus menunggu peralihan kepemimpinan.
"Saya pikir bisa saja SBY menerapkan sekarang. Dengan menaikkan di September atau Oktober. Nanti efeknya baru dirasakan tahun depan," ujarnya ketika dihubungi
Media Indonesia, Sabtu (23/8/2014).
Sofjan mengatakan, inflasi akibat kebijakan tersebut kemungkinan sekitar 3-4% di enam bulan pertama. Setelah itu, inflasi kembali turun karena sudah ada penyesuaian di masyarakat.
Menurutnya, subsidi BBM harus segera dialihkan kepada sektor infrastruktur karena pemerintah tidak akan kuat melakukan pembangunan bila subsidi BBM terus berjalan. "Subsidi langsung ke manusianya, bukan ke mobilnya," ujarnya.
Saat ini, lanjut Sofjan, pemerintah memberikan subsidi untuk premium sekitar Rp5.000/liter dan solar Rp6.000/liter. "Ini yang harus diperbaiki agar dikurangi menjadi Rp4.000 atau Rp3.000. Dilihat dulu (kebutuhannya berapa) karena gak bisa dihilangkan sekaligus. Ini yang harus dilakukan bertahap," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JCO)