Ilustrasi terorisme. Medcom.id/Rakhmat Riyandi
Ilustrasi terorisme. Medcom.id/Rakhmat Riyandi

Rentetan Teror Lone Wolf Terhadap Polri

Juven Martua Sitompul • 13 November 2019 21:00
Jakarta: Terduga pelaku bom bunuh diri, Rabbial Muslim Nasution, yang menyasar Polrestabes Medan, Sumatera Utara (Sumut) disinyalir lone wolf atau pelaku bom individu tanpa jaringan.
 
Dalam melakukan aksinya, pelaku mengenakan jaket ojek daring dan lolos dari pemeriksaan petugas.
 
Rabbial menyusup di kerumunan masyarakat yang sedang mengurus surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) untuk ikut seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS). Dia sempat berjalan sekitar 30 sampai 50 meter dari pintu gerbang Polrestabes Medan.

Pada pukul 08.45 WIB, bom yang dibawa Rabbial meledak di halaman Polrestabes Medan. Enam orang luka ringan, empat di antaranya polisi, satu pegawai harian lepas, dan satu masyarakat. Sedangkan, Rabbial tewas di tempat.
 
Berdasarkan hasil riset News Research Center Media Group, aksi jihad 'salah jalan' itu bukan kali pertama terjadi di Indonesia. Korps Bhayangkara kerap menjadi sasaran utama.
 
1. Penusukan terhadap dua anggota Brimob di kawasan Blok M pada 2 Juli 2017
 
Mulyadi menyerang dua anggota Brimob, yakni AKP Dede Suhatmi, dan Briptu M Syaiful Bakhtiar. Dia menikam kedua korban yang sedang menjalankan salat di Masjid Falatehan, Blok M.
 
Usai menikam kedua anggota Brimob itu, Mulyadi melarikan diri ke arah terminal Blok M. Namun, Mulyadi tewas ditembak lantaran melawan petugas.
 
Mulyadi mendeklarasikan diri secara personal sebagai pendukung ISIS. Dia juga disinyalir kerap menyaksikan materi-materi bermuatan radikal yang ada di media sosial, serta di grup-grup aplikasi pesan online seperti telegram.
 
2. Teror pemasangan bendera ISIS dan ancaman terhadap Polsek Kebayoran Lama pada 3 Juli 2017
 
Aksi teror ini terjadi sekitar pukul 02.30 WIB. Pelaku mengendarai motor menuju Polsek Kebayoran Lama. Melihat kondisi kantor sepi, pelaku menempelkan bendera ISIS, serta kertas karton bertuliskan ancaman kepada polisi.
 
Hasil penyelidikan polisi, pemasang bendera ISIS bernama Ghilman Omar Harridhi alias GOH. Pelaku diketahui sebagai lone wolf.
 
Ghilman aktif bersinggungan dengan terorisme sejak 2015, saat bergabung dengan grup perbincangan Khilafah Islamiyah di Telegram. Dia mengaku dendam kepada polisi karena menangkap orang-orang yang berpaham sama dengannya.
 
3. Bom panci rakitan di kontrakan di Buah Batu, Bandung, pada 8 Juli 2017
 
Bom panci rakitan milik Agus Wiguna meledak di kediamannya di Buah Batu, Bandung. Barang bukti yang diamankan petugas dari lokasi yakni serpihan bahan bom panci, dan dokumen tentang Islam.
 
Hasil penyelidikan, Agus diketahui ‘serigala penyendiri’. Dia merencakan penyerangan tanpa koordinator dari jaringan tertentu. Lokasi yang dibidik yaitu rumah makan Celengan, kafe di Jalan Braga, dan gereja di Jalan Buahbatu.
 
4. Penyerangan di Gereja Santa Lidwina, Sleman, Yogyakarta, pada 11 Februari 2018
 
Pelaku bernama Suliyono. Bermodalkan pedang panjang, pelaku menghancurkan patung dan perabot di altar.
 
Aksi nekat ini melukai tiga umat dan Romi Prier yang memimpin misa. Hasil penyelidikan, Suliyono melakukan aksi lone wolf karena belajar melalui internet. Dia tercatat sempat mengajukan pembuatan paspor hingga tiga kali untuk perjalanan ke Suriah, namun ditolak.
 
5. Penyerangan di Markas Korps (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Depok, pada 11 Mei 2018
 
Penyerangan ke Mako Brimob ini terjadi dini hari. Tendi Sumarno tiba-tiba menyerang Bripka Mahrum Prencje yang tengah bertugas.
 
Penusukan bermula saat Mahrum bertugas dan mengamati seseorang tak dikenal yang memperhatikan lingkungan Mako Brimob. Mahrum yang mencurigai gerak Tendi lantas melakukan pemeriksaan.
 
Saat diperiksa, Tendi menyerang Mahrum hingga tewas. Petugas yang menyaksikan kejadian itu lantas menembak mati pelaku. Dugaan sementara, pelaku lone wolf.
 
6. Pembacokan anggota polisi di Mapolsek Wonokromo Surabaya pada 17 Agustus 2019
 
Imam Musthofa membacok anggota polisi di Mapolsek Wonokromo Surabaya. Aksi tersebut terekam di CCTV.
 
Dakam rekaman CCTV, pelaku berpura-pura sebagai pelapor di Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Wonokromo Surabaya. Aksi pelaku melukai Aiptu Agus Sumarsono di tangan dan wajah.
 
Polisi menemukan senjata tajam, ketapel dengan peluru kelereng, air soft gun, makanan, dan kertas yang dipenuhi banyak logo ISIS dari tas pelaku. Hasil pemeriksaan, pelaku tidak berada dalam suatu jaringan.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan