Jakarta: Target bauran energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia sebesar 30 persen pada 2029 disebut bukan perkara mudah. Masih ada tantangan yang harus diselesaikan pemerintah.
"Untuk mencapai 25 sampai 30 persen di 2029 saya kira tingkat kesulitannya tinggi," kata guru besar fakultas teknik Universitas Gadjah Mada Tumiran dalam rembuk ide transisi energi berkeadilan di Jakarta, Kamis, 23 November 2023.
Tumiran mengatakan saat ini bauran EBT baru 12 persen. Meski, dia enggan menyalahkan kebijakan terkait energi.
"Ada satu faktor yang belum muncul, yakni obtaker energi kita tidak naik. Itu jadi faktor utama," ujar mantan anggota Dewan Energi Nasional itu.
Tumiran menyebut pertumbuhan sektor kelistrikan Indonesia sejak 2012-2023 di bawah target elastisitas berdasarkan pertumbuhan ekonomi. Hal itu juga menjadi tantangan.
"Jadi walau ekonomi kita tumbuh, tapi menurut persepsi saya, berbasis konsumtif, bukan berbasis produktivitas," jelas dia.
Tumiran menuturkan hal itu terbukti dan pertumbuhan sektor industri yang mengonsumsi energi listrik. Target yang jelas akan memudahkan capaian target untuk beberapa tahun mendatang.
"Kalau target konsumsi energi listrik kita mencapai 2.500 kilowatt hour per kapita di 2025, mungkin masalah EBT target 23 persen tercapai," ucap dia.
Jakarta: Target bauran
energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia sebesar 30 persen pada 2029 disebut bukan perkara mudah. Masih ada tantangan yang harus diselesaikan pemerintah.
"Untuk mencapai 25 sampai 30 persen di 2029 saya kira tingkat kesulitannya tinggi," kata guru besar fakultas teknik Universitas Gadjah Mada Tumiran dalam rembuk ide transisi energi berkeadilan di Jakarta, Kamis, 23 November 2023.
Tumiran mengatakan saat ini bauran
EBT baru 12 persen. Meski, dia enggan menyalahkan kebijakan terkait energi.
"Ada satu faktor yang belum muncul, yakni obtaker energi kita tidak naik. Itu jadi faktor utama," ujar mantan anggota Dewan Energi Nasional itu.
Tumiran menyebut pertumbuhan sektor kelistrikan Indonesia sejak 2012-2023 di bawah target elastisitas berdasarkan pertumbuhan ekonomi. Hal itu juga menjadi tantangan.
"Jadi walau ekonomi kita tumbuh, tapi menurut persepsi saya, berbasis konsumtif, bukan berbasis produktivitas," jelas dia.
Tumiran menuturkan hal itu terbukti dan pertumbuhan sektor industri yang mengonsumsi energi listrik. Target yang jelas akan memudahkan capaian target untuk beberapa tahun mendatang.
"Kalau target konsumsi energi listrik kita mencapai 2.500 kilowatt hour per kapita di 2025, mungkin masalah EBT target 23 persen tercapai," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)