Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat kasus campak di Indonesia meningkat 32 kali lipat dibanding 2022. Per 26 Januari 2023, 3.341 kasus campak tersebar di 34 kabupaten/kota di Indonesia.
"Sampai dengan hari ini kita mencatat ada 34 kabupaten/kota di 12 provinsi dengan jumlah 55 KLB (kejadian luar biasa) dan total kasusnya sebanyak 3.341. Memang kenaikannya hampir 32 kali lipat," ujar Juru bicara Kemenkes M Syahril dikutip dari Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Kamis 26 Januari 2023.
Ia mengatakan campak merupakan penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi. Pihaknya terus mengebut realisasi vaksinasi campak untuk menekan wabah. Terutama di daerah yang menjadi KLB.
"Melakukan Outbreak Respons Immunization atau ORI yaitu melakukan vaksinasi campak di seluruh daerah KLB tadi secara serentak dan melakukan imunisasi rutin," kata Syahril.
Meski campak bisa sembuh sendiri, dia menyebut campak bisa memicu komplikasi dan menyebabkan kematian. Anak-anak kurang gizi dan tidak imunisasi memiliki tingkat kerentanan lebih tinggi.
"Apalagi dengan penyakit bawaan, maka bisa menyebabkan komplikasi seperti, kebutaan, diare berat, radang otak, atau meningitis. Semuanya bisa menyebabkan kematian," katanya.
Kemenkes mengimbau masyarakat tidak takut melakukan imunisasi pada anak-anak. "Kasihan anak-anak kita kalau terjadi komplikasi jika tidak imunisasi," ucapnya. (Sri Dewi Larasati)
Jakarta: Kementerian Kesehatan (
Kemenkes) mencatat kasus campak di Indonesia meningkat 32 kali lipat dibanding 2022. Per 26 Januari 2023, 3.341 kasus campak tersebar di 34 kabupaten/kota di Indonesia.
"Sampai dengan hari ini kita mencatat ada 34 kabupaten/kota di 12 provinsi dengan jumlah 55 KLB (kejadian luar biasa) dan total kasusnya sebanyak 3.341. Memang kenaikannya hampir 32 kali lipat," ujar Juru bicara Kemenkes M Syahril dikutip dari
Selamat Pagi Indonesia di
Metro TV, Kamis 26 Januari 2023.
Ia mengatakan campak merupakan penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi. Pihaknya terus mengebut realisasi vaksinasi campak untuk menekan wabah. Terutama di daerah yang menjadi KLB.
"Melakukan
Outbreak Respons Immunization atau ORI yaitu melakukan vaksinasi
campak di seluruh daerah KLB tadi secara serentak dan melakukan imunisasi rutin," kata Syahril.
Meski campak bisa sembuh sendiri, dia menyebut campak bisa memicu komplikasi dan menyebabkan kematian. Anak-anak kurang gizi dan tidak imunisasi memiliki tingkat kerentanan lebih tinggi.
"Apalagi dengan penyakit bawaan, maka bisa menyebabkan komplikasi seperti, kebutaan, diare berat, radang otak, atau meningitis. Semuanya bisa menyebabkan kematian," katanya.
Kemenkes mengimbau masyarakat tidak takut melakukan imunisasi pada anak-anak. "Kasihan anak-anak kita kalau terjadi komplikasi jika tidak imunisasi," ucapnya.
(Sri Dewi Larasati) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)