Jakarta: Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia Syahrizal Syarif menyebut lonjakan pasien positif covid-19 disebabkan karena masifnya pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR). Dalam satu hari tes PCR bisa mencapai 18 ribu hingga 25 ribu.
"Biasa saja (penambahan itu) kan sudah diperkirakan karena kemampuan PCR meningkat," kata Syahrizal kepada Medcom.id, Jakarta, Jumat, 3 Juli 2020.
Selain itu, penambahan pasien positif tiap daerah dipengaruhi luas wilayah dan jumlah penduduk. Dia meminta masyarakat tak terpaku dengan penambahan angka semata, tapi juga harus melihat rasio pemeriksaan dan penduduk.
"Kan, sepuluh ikan di aqurium beda dengan sepuluh ikan di kolam renang," ujarnya.
Baca: 99 Daerah Berstatus Zona Hijau
Hal yang sama juga pernah disampaikan ahli epidemiologi dan informatika penyakit menular Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah. Dia menyebut kenaikan kasus dibarengi dengan tingginya pemeriksaan spesimen, seperti yang terjadi di DKI Jakarta.
"Secara keseluruhan jumlah kasus DKI Jakarta memang sudah menurun, kemudian di dua pekan terakhir agak mulai naik, tapi bukan karena kasus naik tapi karena tim dari Dinas Kesehatan DKI sudah mulai aktif melakukan surveilans di masyarakat," kata Dewi.
Dewi menyebut DKI gencar melakukan tes di fasilitas publik seperti pasar. Mereka banyak memeriksa orang tanpa gejala (OTG).
Per Kamis, 2 Juli 2020, jumlah spesimen yang diperiksa sekitar 23.519. Sehingga total spesimen yang diperiksa mencapai 849.155.
Dari 23.519 spesimen, kasus positif bertambah 1.624 orang. Sehingga akumulasi kasus positif menjadi 59.394 orang dan kasus sembuh 26.667 orang.
Jakarta: Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia Syahrizal Syarif menyebut lonjakan pasien positif covid-19 disebabkan karena masifnya pemeriksaan
polymerase chain reaction (PCR). Dalam satu hari tes PCR bisa mencapai 18 ribu hingga 25 ribu.
"Biasa saja (penambahan itu) kan sudah diperkirakan karena kemampuan PCR meningkat," kata Syahrizal kepada
Medcom.id, Jakarta, Jumat, 3 Juli 2020.
Selain itu, penambahan pasien positif tiap daerah dipengaruhi luas wilayah dan jumlah penduduk. Dia meminta masyarakat tak terpaku dengan penambahan angka semata, tapi juga harus melihat rasio pemeriksaan dan penduduk.
"Kan, sepuluh ikan di aqurium beda dengan sepuluh ikan di kolam renang," ujarnya.
Baca:
99 Daerah Berstatus Zona Hijau
Hal yang sama juga pernah disampaikan ahli epidemiologi dan informatika penyakit menular Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah. Dia menyebut kenaikan kasus dibarengi dengan tingginya pemeriksaan spesimen, seperti yang terjadi di DKI Jakarta.
"Secara keseluruhan jumlah kasus DKI Jakarta memang sudah menurun, kemudian di dua pekan terakhir agak mulai naik, tapi bukan karena kasus naik tapi karena tim dari Dinas Kesehatan DKI sudah mulai aktif melakukan surveilans di masyarakat," kata Dewi.
Dewi menyebut DKI gencar melakukan tes di fasilitas publik seperti pasar. Mereka banyak memeriksa orang tanpa gejala (OTG).
Per Kamis, 2 Juli 2020, jumlah spesimen yang diperiksa sekitar 23.519. Sehingga total spesimen yang diperiksa mencapai 849.155.
Dari 23.519 spesimen, kasus positif bertambah 1.624 orang. Sehingga akumulasi kasus positif menjadi 59.394 orang dan kasus sembuh 26.667 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)