Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menggelar dialog publik bertajuk 'Mangrove for Future' pada 26-27 Juli 2024. (Foto: Dok. BRGM)
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menggelar dialog publik bertajuk 'Mangrove for Future' pada 26-27 Juli 2024. (Foto: Dok. BRGM)

Perkuat Komitmen Rehabilitasi Mangrove, BRGM Gelar Dialog 'Mangrove for Future'

Patrick Pinaria • 26 Juli 2024 22:32
Jakarta: Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menggelar dialog publik bertajuk 'Mangrove for Future' pada 26-27 Juli 2024, dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia 2024. Acara ini diselenggarakan untuk membahas upaya dan komitmen pemerintah melalui BRGM bersama sejumlah pihak melakukan rehabilitasi mangrove di Tanah Air.
 
'Mangrove for Future' digelar di Hotel Kempinski, Jakarta. Sejumlah tamu istimewa hadir dalam acara ini. Mulai dari Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong, Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Hartono Rawiraatmadja, dan Putri Bumi Indonesia 2024 Nami Afrah Insani. Ketiganya hadir sekaligus untuk membuka acara Mangrove for Future pada Jumat, 26 Juli 2024. 
 
Kemudian, hadir pula perwakilan lembaga dan beberapa ahli dari berbagai sektor untuk berdiskusi membahas isu-isu hangat terkait rehabilitasi mangrove dalam acara yang berlangsung selama dua hari ini. Mereka juga akan memberikan masukan-masukan agar rehabilitasi mangrove berjalan secara optimal. 

"Tema kegiatan ini adalah ‘Mangrove for Future,’ Mangrove untuk Masa Depan. Pemilihan tema ini bertujuan untuk menyampaikan bahwa rehabilitasi mangrove yang dilaksanakan tidak hanya berorientasi pada hasil jangka pendek mangrove tertanam, namun juga berorientasi pada pengelolaan jangka panjang agar manfaat mangrove dapat dinikmati juga oleh generasi-generasi selanjutnya," ujar Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Hartono Rawiraatmadja dalam sambutannya.
 
Perkuat Komitmen Rehabilitasi Mangrove, BRGM Gelar Dialog Mangrove for Future
Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Hartono Rawiraatmadja. (Foto: Medcom.id/Patrick Pinaria)
 
Pada kesempatan itu, Hartono juga berharap acara ini bisa bermanfaat bagi seluruh pihak yang peduli untuk menjaga ekosistem mangrove, termasuk BRGM. Baik itu upaya merehabilitasi atau pun meredam deforestasi lahan mangrove.
 
"Jadi dengan acara ini kita harapkan, kalau kita belum bisa merehabilitasi dengan cepat, paling tidak kita bisa mengerem deforestasi. Karena angka kita itu rata-rata 25.000 hektare mangrove per tahun dikonversi. Itu adanya di APR, area penggunaan lain yang memang di dalam tata ruang kawasan tersebut diizinkan untuk digunakan untuk peruntukan lain," kata Hartono. 
 
 
Baca: Mendukung Ekosistem Karbon Biru untuk Mitigasi Perubahan Iklim

 
Acara dialog 'Mangrove for Future' mendapat sambutan positif dari Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong. Ia pun menilai acara ini penting diselenggarakan untuk menyadarkan masyarakat untuk selalu menjaga ekosistem mangrove yang merupakan bagian dari pertahanan Indonesia.
 
"Hari ini kita melakukan dialog 'Mangrove for Future' dalam rangka Peringatan Hari Mangrove Sedunia. Acaranya, pembukaan ini nanti ada dialog, diskusi, dan lain-lainnya. Tadi pada saat pembukaan saya dan Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove sudah menyampaikan begitu pentingnya mangrove yang kita miliki," ujar Alue Dohong usai membuka acara dialog 'Mangrove for Future' pada Jumat, 26 Juli 2024.
 
Faktor utama yang membuat ekosistem mangrove begitu penting dijaga adalah luas lahannya. Jika melihat Peta Mangrove Nasional Tahun 2023, luas hutan mangrove di Indonesia mencapai 3,44 juta hektare setara dengan 20 persen dari total luas mangrove dunia. Dengan luas tersebut, ekosistem mangrove memiliki potensi yang luar biasa dari sisi ekologi hingga mata pencaharian masyarakat.
 
"Di dalam mangrove seluas 3,44 juta tersebut, ada banyak nilai seperti ekonomi, sosial, ekologi atau lingkungan yang kita miliki. Karena di mangrove itu ada nilai kayu dan nonkayu. Ada juga nilai perikanan, sumber daya perikanan di dalamnya. Mangrove juga bagian dari sumber tempat pemijahan ikan," kata Alue. 
 
"Tapi juga dia penting bagi perlindungan pesisir kita. Sebab, kalau tidak dilindungi pesisir kita, maka pertama abrasi pantai, pesisir. Nah kalau menjadi abrasi pantai, mangrove hilang juga terjadi intrusi air laut. Dan itu daya rusaknya terhadap hasil produksi misalnya tadi kelapa, pertanian, dan lain-lainnya, itu bisa sangat besar," katanya menambahkan.
 

Rehabilitasi mangrove 600 ribu hektare

Pemerintah melalui Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) berkomitmen untuk melakukan rehabilitasi mangrove seluas 600 ribu hektare. Target itu terbagi menjadi dua. Pertama, target 200 ribu hektare untuk rehabilitasi mangrove melalui kegiatan penanaman oleh masyarakat. 
 
 
Baca: Peringati Hari Lingkungan Hidup, 1.000 Bibit Mangrove Ditanam di Pulau Pari

 
Kedua, target 400 ribu hektare berupa pengelolaan lanskap mangrove berkelanjutan, termasuk di dalamnya melindungi areal mangrove yang masih utuh melalui penguatan regulasi, kelembagaan, serta pemberdayaan masyarakat.
 
Namun, capaian target merehabilitasi 600 ribu hektare bukan tugas mudah. Banyak tantangan untuk merealisasikan target tersebut, terutama dalam hal pembiayaan.
 
Karena itu, kolaborasi dan sinergitas menjadi fokus dari BRGM saat ini untuk bisa mencapai target tersebut. Dalam hal ini, BRGM turut melibatkan berbagai sektor dari kementerian, lembaga, pemerintah daerah, perguruan tinggi, hingga masyarakat tingkat tapak. 
 
Generasi muda juga menjadi kunci dari keberhasilan rehabilitasi mangrove ini. Sebagai Generasi-Z yang familiar akan sosial media dan berkomunikasi secara digital, perlu ditingkatkan kesadaran akan lingkungan terutama ekosistem mangrove.
 
Hal ini lah yang juga menjadi alasan BRGM mengadakan diskusi Mangrove for Future. Mereka pun melibatkan serta berkolaborasi dengan pihak-pihak tersebut dalam diskusi ini.
 
Acara ini pun mendapat dukungan dari Putri Bumi Indonesia 2024 Nami Afrah Insani. Ia hadir dalam acara pembukaan sebagai bentuk perhatian dan partisipasi aktif generasi muda terhadap isu-isu lingkungan dan perubahan iklim. 
 
"Putri Bumi menjadi penjembatan antara Pemerintah dan masyarakat terutama memberikan awareness terhadap generasi muda. Mangrove for future ini sebuah ruang yang diciptakan untuk kami generasi muda untuk bisa terlibat aktif dalam kegiatan lingkungan. Saya juga mengapresiasi sebesar-besarnya kepada masyarakat yang turut terlibat aktif dalam rehabilitasi mangrove," ucap Nami.  
 
 
Baca: Ini Upaya Membantu Pemerintah Menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca

Pengaturan ruang jadi isu penting dalam acara Mangrove for Future

Ada lima isu penting yang dibahas dalam dialog Mangrove for Future. Salah satu di antaranya adalah 'Pengaturan Ruang dan Kepastian Hak Akses pada Ekosistem Mangrove'.
 
"Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama Badan Restorasi Gambut dan Mangrove serta Kementerian/Lembaga terkait terus mengawal upaya pelestarian dan pemulihan ekosistem mangrove, dengan pengembangan tata kelola dan aksi rehabilitasi. Aksi rehabilitasi tidak hanya dengan cara menanam untuk mendapatkan manfaat ekologi, tetapi juga dengan pengembangan potensi ekonomi mangrove, dan peningkatan kapasitas masyarakat untuk mendapatkan manfaat sosial-ekonomi dari mangrove," ujar Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong. 
 
Perkuat Komitmen Rehabilitasi Mangrove, BRGM Gelar Dialog Mangrove for Future
(Foto: Medcom.id/Patrick Pinaria)
 
Topik ini menjadi menu pembuka dalam dialog Mangrove for Future. Sesi ini dihadiri oleh empat narasumber berkompeten seperti Kepala Pusat Studi Agraria IPB Dr. Rina Mardiana, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KKP Muhammad Yusuf, Direktur Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial KLHK Catur Endah Prasetiani, Kasubdit Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah III Kementerian ATR/BPN Prasetyo Wiranto.
 

Sinergi percepatan rehabilitasi mangrove

Pada kesempatan itu, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KKP Muhammad Yusuf menilai permasalahan tata ruang untuk rehabiltasi mangrove ini menjadi sangat penting. Ia pun berharap agar adanya sinergitas semua sektor untuk bisa menyelesaikan permasalahan ini.
 
Di satu sisi, Kepala Pusat Studi Agraria IPB Dr. Rina Mardiana juga menjelaskan diperlukan kolektivitas dan melibatkan masa masyarakat sebagai pemain utama dalam percepatan rehabilitasi mangrove. 
 
Sementara itu, Kasubdit Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah III Kementerian ATR/BPN Prasetyo Wiranto menjelaskan perlu diketatkan penegakan hukum dalam penataan ruang untuk rehabiltasi mangrove agar masyarakat mengetahui jelas hak dan kewajiban masing-masing pihak.
 
"Dengan integrasi kita bisa lebih kuat secara aturan dalam hal pelaksanaan untuk pengendalian mangrove," tutur Prastyo.
 
Sedangkan Direktur Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial KLHK Catur Endah Prasetiani menilai pentahelix menjadi kunci penting dalam rehabilitasi mangrove. Selain itu, ia juga mengatakan perlu adanya kolaborasi agar rehabilitasi mangrove bisa tercapai.
 
"Bersama-sama melaksanakan tusi (tugas dan fungsi) masing-masing dalam satu locus yang sama, saling mendukung, kemudian termasuk di dalamnya, saling berintegrasi dan bersinergi," tuturnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan