Jakarta: Puncak kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) diprediksi terjadi pada April 2024. Praktisi Kesehatan Masyarakat, Ngabila Salama, mengatakan kenaikan kasus DBD di beberapa daerah terjadi akibat perubahan iklim.
“Belum ada perubahan patogenesis, atau gejala lebih parah untuk demam berdarah kali ini dibandingkan tahun sebelumnya, tetapi memang ada kenaikan kasus,” kata Ngabila kepada Medcom.id, Senin, 25 Maret 2024.
Kasus DBD yang dirawat di RSUD Tamansari, Jakarta Barat, naik 50 persen dari minggu sebelumnya. Dari 10 kasus per minggu menjadi 15 kasus per minggu. Tidak ada kasus kematian, tapi 70 persen pasien merupakan anak usia sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
Ngabila mengatakan DBD merupakan penyakit yang akan ada setiap tahunnya. DBD memiliki pola penularan yang sama, yakni meningkat di Desember dan puncaknya pada April. Setelah itu, kasusnya akan kembali turun.
“Ini semua dikaitkan dengan adanya musim penghujan, yang mana saat musim penghujan, iklim, cuaca, dan kelembapan lebih tinggi, yang membuat nyamuk lebih mudah berkembang biar,” kata Ngabila.
Ngabila meminta masyarakat tidak perlu khawatir. Namun, masyarakat tetap harus tetap waspada dengan potensi penularan DBD.
Masyarakat dapat mencegah DBD dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus. PSN 3M Plus adalah menutup, menguras, mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi genangan air, dan memelihara tanaman pengusir nyamuk seperti sereh, lavender, rosemary.
Kemudian, memelihara ikan pemakan jentik, memakai lotion antinyamuk, memakai kelambu, menyemprot rumah dengan antinyamuk di jam-jam nyamuk aedes aegypti keluar, pada pukul 08.00 WIB-10.00 WIB dan 15.00 WIB-17.00 WIB.
Jakarta: Puncak kasus
Demam Berdarah Dengue (DBD) diprediksi terjadi pada April 2024. Praktisi Kesehatan Masyarakat, Ngabila Salama, mengatakan kenaikan kasus
DBD di beberapa daerah terjadi akibat perubahan iklim.
“Belum ada perubahan patogenesis, atau gejala lebih parah untuk demam berdarah kali ini dibandingkan tahun sebelumnya, tetapi memang ada kenaikan kasus,” kata Ngabila kepada Medcom.id, Senin, 25 Maret 2024.
Kasus DBD yang dirawat di RSUD Tamansari, Jakarta Barat, naik 50 persen dari minggu sebelumnya. Dari 10 kasus per minggu menjadi 15 kasus per minggu. Tidak ada kasus kematian, tapi 70 persen pasien merupakan anak usia sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
Ngabila mengatakan DBD merupakan penyakit yang akan ada setiap tahunnya. DBD memiliki pola penularan yang sama, yakni meningkat di Desember dan puncaknya pada April. Setelah itu, kasusnya akan kembali turun.
“Ini semua dikaitkan dengan adanya musim penghujan, yang mana saat musim penghujan, iklim, cuaca, dan kelembapan lebih tinggi, yang membuat nyamuk lebih mudah berkembang biar,” kata Ngabila.
Ngabila meminta masyarakat tidak perlu khawatir. Namun, masyarakat tetap harus tetap waspada dengan potensi penularan DBD.
Masyarakat dapat mencegah DBD dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus. PSN 3M Plus adalah menutup, menguras, mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi genangan air, dan memelihara tanaman pengusir nyamuk seperti sereh, lavender, rosemary.
Kemudian, memelihara ikan pemakan jentik, memakai lotion antinyamuk, memakai kelambu, menyemprot rumah dengan antinyamuk di jam-jam nyamuk aedes aegypti keluar, pada pukul 08.00 WIB-10.00 WIB dan 15.00 WIB-17.00 WIB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)