Jakarta: Kepala Pelaksana Badan Wakaf Indonesia (BWI) Prof Mohammad Nuh mengungkapkan empat nilai manfaat utama berwakaf. Dia mengatakan konsep wakaf bukan sekadar melepaskan kepemilikan seseorang untuk kepentingan umum yang bersifat abadi.
"Yang pertama apa? The power of giving," kata Nuh dalam kegiatan Gebyar Wakaf Ramadhan 2024 di Jakarta, Rabu, 27 Maret 2024.
Nuh menekankan kekuatan dari saling memberi dampaknya dapat dirasakan hingga masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah.
Kekuatan tersebut, kata dia, memperkuat nilai manfaat kedua, yakni wakaf pasti produktif. Menurut dia, setiap benda yang diwakafkan dapat bertambah nilainya. sehingga, dapat menjadi nilai manfaat ketiga, yaitu bermanfaat bagi orang yang membutuhkan.
"Dan yang keempat, nilainya itu adalah semuanya dalam bingkai eternity (abadi)," ujar dia.
Nuh menekankan wakaf bukan sekadar investasi akhirat, tetapi dapat menjadi investasi yang manfaatnya bisa didapat di dunia dan akhirat, bagi diri sendiri maupun masyarakat.
Dia memberikan contoh dengan wakaf tanah, yang dapat dimanfaatkan untuk mendirikan madrasah atau pondok pesantren, di mana yang mewakafkan boleh menyekolahkan anaknya di madrasah tersebut sebagai hasil investasi dunia, dan yang mewakafkan mendapatkan ganjaran di akhirat sebagai hasil investasi akhirat.
Nuh mengajak masyarakat berwakaf dan menjadikan wakaf sebagai gaya hidup. Sebab, wakaf dapat memberikan manfaat di dunia dan akhirat.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan wakaf menjadi salah satu faktor penting perkembangan Indonesia hingga saat ini. Salah satunya adalah pendirian Kantor Urusan Agama (KUA) yang banyak didirikan di atas tanah wakaf.
"Saya kira tidak bisa men-denial satu dan lain hal, semua berjalan baik bersama-sama. Tentu wakaf produktif itu bisa jadi salah satu tulang punggung kita ke depan," tutur Menag.
Jakarta: Kepala Pelaksana Badan Wakaf Indonesia (BWI) Prof Mohammad Nuh mengungkapkan empat nilai manfaat utama
berwakaf. Dia mengatakan konsep wakaf bukan sekadar melepaskan kepemilikan seseorang untuk kepentingan umum yang bersifat abadi.
"Yang pertama apa?
The power of giving," kata Nuh dalam kegiatan Gebyar Wakaf Ramadhan 2024 di Jakarta, Rabu, 27 Maret 2024.
Nuh menekankan kekuatan dari saling memberi dampaknya dapat dirasakan hingga masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah.
Kekuatan tersebut, kata dia, memperkuat nilai manfaat kedua, yakni wakaf pasti produktif. Menurut dia, setiap benda yang diwakafkan dapat bertambah nilainya. sehingga, dapat menjadi nilai manfaat ketiga, yaitu bermanfaat bagi orang yang membutuhkan.
"Dan yang keempat, nilainya itu adalah semuanya dalam bingkai
eternity (abadi)," ujar dia.
Nuh menekankan wakaf bukan sekadar investasi akhirat, tetapi dapat menjadi investasi yang manfaatnya bisa didapat di dunia dan akhirat, bagi diri sendiri maupun masyarakat.
Dia memberikan contoh dengan wakaf tanah, yang dapat dimanfaatkan untuk mendirikan madrasah atau pondok pesantren, di mana yang mewakafkan boleh menyekolahkan anaknya di madrasah tersebut sebagai hasil investasi dunia, dan yang mewakafkan mendapatkan ganjaran di akhirat sebagai hasil investasi akhirat.
Nuh mengajak masyarakat berwakaf dan menjadikan wakaf sebagai gaya hidup. Sebab, wakaf dapat memberikan manfaat di dunia dan akhirat.
Dalam kesempatan yang sama,
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan wakaf menjadi salah satu faktor penting perkembangan Indonesia hingga saat ini. Salah satunya adalah pendirian Kantor Urusan Agama (KUA) yang banyak didirikan di atas tanah wakaf.
"Saya kira tidak bisa men-denial satu dan lain hal, semua berjalan baik bersama-sama. Tentu wakaf produktif itu bisa jadi salah satu tulang punggung kita ke depan," tutur Menag.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)
