medcom.id, Jakarta: Pengamat politik dari Universitas Pertahanan, Salim Said, meminta masyarakat tak perlu memercayai laporan jurnalistik investigasi yang dilakukan jurnalis Amerika Serikat Allan Nairn. Menurutnya, tulisan Nairn sangat spekulatif dan tendensius.
"Saya tidak percaya analisisnya Allan Nairn, sangat spekulatif. Jadi, tidak usah terlalu diperhatikanlah," ujar Salim di Jakarta, kemarin.
Menurut Salim, laporan Nairn yang menyebut ada bekingan militer untuk menjatuhkan pemerintahan Presiden Joko Widodo sama sekali tidak benar. "Jangan percaya cerita Allan Nairn. Dia tidak mengerti Indonesia itu," tukasnya.
Ketidakpahaman Nairn akan kondisi di Indonesia, kata Salim, antara lain karena ia tidak mengetahui saat ini TNI telah memberi kekuatan kepada sipil untuk menjalankan supremasi sipil.
"Tentara itu menurut Pasal 10 UUD 1945 tunduk kepada presiden sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL, dan AU, tidak ada cerita kudeta konspirasi," ujar dia.
Dalam laporannya, Nairn menyebut upaya kudeta terhadap Presiden Jokowi dibekingi militer. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo pun disebut-sebut ikut mendukung. Gatot tidak mau menanggapi tundingan tak berdasar itu.
"Saya tidak akan menanggapi karena terlalu kecil bagi saya untuk menanggapi itu. Itu hoax. Ngapain harus ditanggapi?" ujar Gatot saat ditemui di GOR Ahmad Yani, Kompleks Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu 22 April.
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo diminta tampil untuk merespons hasil investigasi Nairn yang berisi tudingan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
"Saya berharap perlu segera ada statement pembelaan Pak Presiden terhadap TNI yang saat ini sedang dihinggapi isu makar. Hal ini akan mendinginkan suasana dan menghilangkan rasa curiga antarkomponen bangsa," ujar anggota Komisi I DPR Sukamta.
Menurut dia, Presiden pasti memiliki data yang valid perihal kondisi politik saat ini, termasuk data-data intelijen seperti dari Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI. "Harus diluruskan," ucapnya.
Tulisan Nairn berjudul Trump's Indonesian Allies in Bed with ISIS-Backed Militia Seeking to Oust Elected President pertama kali diluncurkan di situs The Intercept. Tulisan tersebut kemudian diterjemahkan dan ditampilkan di media daring Indonesia, Tirto.id, dengan seizin Nairn.
medcom.id, Jakarta: Pengamat politik dari Universitas Pertahanan, Salim Said, meminta masyarakat tak perlu memercayai laporan jurnalistik investigasi yang dilakukan jurnalis Amerika Serikat Allan Nairn. Menurutnya, tulisan Nairn sangat spekulatif dan tendensius.
"Saya tidak percaya analisisnya Allan Nairn, sangat spekulatif. Jadi, tidak usah terlalu diperhatikanlah," ujar Salim di Jakarta, kemarin.
Menurut Salim, laporan Nairn yang menyebut ada bekingan militer untuk menjatuhkan pemerintahan Presiden Joko Widodo sama sekali tidak benar. "Jangan percaya cerita Allan Nairn. Dia tidak mengerti Indonesia itu," tukasnya.
Ketidakpahaman Nairn akan kondisi di Indonesia, kata Salim, antara lain karena ia tidak mengetahui saat ini TNI telah memberi kekuatan kepada sipil untuk menjalankan supremasi sipil.
"Tentara itu menurut Pasal 10 UUD 1945 tunduk kepada presiden sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL, dan AU, tidak ada cerita kudeta konspirasi," ujar dia.
Dalam laporannya, Nairn menyebut upaya kudeta terhadap Presiden Jokowi dibekingi militer. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo pun disebut-sebut ikut mendukung. Gatot tidak mau menanggapi tundingan tak berdasar itu.
"Saya tidak akan menanggapi karena terlalu kecil bagi saya untuk menanggapi itu. Itu hoax. Ngapain harus ditanggapi?" ujar Gatot saat ditemui di GOR Ahmad Yani, Kompleks Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu 22 April.
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo diminta tampil untuk merespons hasil investigasi Nairn yang berisi tudingan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
"Saya berharap perlu segera ada statement pembelaan Pak Presiden terhadap TNI yang saat ini sedang dihinggapi isu makar. Hal ini akan mendinginkan suasana dan menghilangkan rasa curiga antarkomponen bangsa," ujar anggota Komisi I DPR Sukamta.
Menurut dia, Presiden pasti memiliki data yang valid perihal kondisi politik saat ini, termasuk data-data intelijen seperti dari Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI. "Harus diluruskan," ucapnya.
Tulisan Nairn berjudul Trump's Indonesian Allies in Bed with ISIS-Backed Militia Seeking to Oust Elected President pertama kali diluncurkan di situs The Intercept. Tulisan tersebut kemudian diterjemahkan dan ditampilkan di media daring Indonesia, Tirto.id, dengan seizin Nairn.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)