medcom.id, Bogor: Pupud Supriadi, 38, merasa canggung atau rikuh saat ngobrol dengan istri terduga teroris Sunakim alias Afif, Ita Yuniar, Kamis, 14 Januari sore atau beberapa jam setelah rentetan bom meledak di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.
Pupud merupakan pemilik kontrakan yang ditinggali Ita Yuniar dan keluarga sekitar tiga malam. Pupud sempat mengobrol sekitar 15 menit bersama Ita Yuniar. Ia menanyakan latar belakang Afif yang sejak pertama kali mengontrak, belum pernah berhasil temui.
"Aneh saja, setahu saya wanita bercadar itu tidak akan mengizinkan laki-laki lain untuk masuk ke rumah. Khususnya kalau suami tidak ada di rumah, tapi ini diizinkan," kata dia.
Kendati demikian, tidak banyak yang diceritakan Ita kepada Pupud. Ita hanya mengatakan bahwa dirinya berprofesi sebagai guru. "Dia (Ita) meminta saya untuk datang kembali ke kontrakan dan bertemu dengan suaminya Minggu, 17 Januari," kata Pupud.
Pupud mencurigai penghuni kontrakannya setelah melihat pemberitaan aksi teror di Jalan M.H. Thamrin, Kamis pagi. Oleh karena itu, dirinya berinisiatif mendatangi Ita dan menanyakan suaminya.
"Foto dan identitas yang saya lihat di berita kok sama dengan yang ngontrak di kontrakan saya. Makanya, Kamis sore saya datang ke sana (kontrakan Ita) untuk bertemu suaminya," kata dia.
Keesekoan harinya, Jumat pagi, Ita bersama keluarga meninggalkan kontrakan tanpa pamit. Semakin curiga Pupud pun melapor ketua RT dan kepolisian setempat, yang kemudian menggeledah kontrakan, Sabtu pagi, 16 Januari.
medcom.id, Bogor: Pupud Supriadi, 38, merasa canggung atau rikuh saat ngobrol dengan istri terduga teroris Sunakim alias Afif, Ita Yuniar, Kamis, 14 Januari sore atau beberapa jam setelah rentetan bom meledak di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.
Pupud merupakan pemilik kontrakan yang ditinggali Ita Yuniar dan keluarga sekitar tiga malam. Pupud sempat mengobrol sekitar 15 menit bersama Ita Yuniar. Ia menanyakan latar belakang Afif yang sejak pertama kali mengontrak, belum pernah berhasil temui.
"Aneh saja, setahu saya wanita bercadar itu tidak akan mengizinkan laki-laki lain untuk masuk ke rumah. Khususnya kalau suami tidak ada di rumah, tapi ini diizinkan," kata dia.
Kendati demikian, tidak banyak yang diceritakan Ita kepada Pupud. Ita hanya mengatakan bahwa dirinya berprofesi sebagai guru. "Dia (Ita) meminta saya untuk datang kembali ke kontrakan dan bertemu dengan suaminya Minggu, 17 Januari," kata Pupud.
Pupud mencurigai penghuni kontrakannya setelah melihat pemberitaan aksi teror di Jalan M.H. Thamrin, Kamis pagi. Oleh karena itu, dirinya berinisiatif mendatangi Ita dan menanyakan suaminya.
"Foto dan identitas yang saya lihat di berita kok sama dengan yang ngontrak di kontrakan saya. Makanya, Kamis sore saya datang ke sana (kontrakan Ita) untuk bertemu suaminya," kata dia.
Keesekoan harinya, Jumat pagi, Ita bersama keluarga meninggalkan kontrakan tanpa pamit. Semakin curiga Pupud pun melapor ketua RT dan kepolisian setempat, yang kemudian menggeledah kontrakan, Sabtu pagi, 16 Januari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)