Jakarta: Libur panjang Idulfitri 1439 Hijriyah turut memengaruhi bisnis perhotelan di Jakarta. Seiring mudik ke kampung halaman, tingkat okupansi hotel menurun drastis.
"Menurun dari biasanya, dari yang 60-70 persen (okupansi) jadi 20 persen," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta Krishandi saat dihubungi Medcom.id, Sabtu, 16 Juni 2018.
Krishandi menuturkan, turunnya okupansi hotel bukan saja dari wisatawan lokal tapi juga wisatawan asing. Dia bilang, Ibu Kota yang sepi membikin wisatawan urung berkunjung.
"Ngapain datang ke Jakarta lagi sepi begini. Wisatawan asing sangat berpengaruh," tutur dia.
Padahal, PHRI menargetkan tingkat okupansi hotel di Jakarta saat libur lebaran ini bisa mencapai 50-60 persen dari sekitar 200an hotel yang tergabung dalam PHRI di Jakarta.
Dia mengaku berbagai upaya sudah dilakukan untuk menarik minat wisatawan ke Jakarta di musim libur lebaran. Salah satunya bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata membuat promo hot deals setiap akhir pekan.
Promo hot deals ini, kata dia, untuk menyaingi beberapa kota di ASEAN yang juga menawarkan promo yang sama. Targetnya adalah wisatawan asing.
Krishandi memprediksi lesunya okupansi hotel di Jakarta berlangsung selama tiga pekan. "Dari lima hari sebelum lebaran sampai dua minggu setelah lebaran," pungkas dia.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/GNlAgwyb" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Libur panjang Idulfitri 1439 Hijriyah turut memengaruhi bisnis perhotelan di Jakarta. Seiring mudik ke kampung halaman, tingkat okupansi hotel menurun drastis.
"Menurun dari biasanya, dari yang 60-70 persen (okupansi) jadi 20 persen," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta Krishandi saat dihubungi
Medcom.id, Sabtu, 16 Juni 2018.
Krishandi menuturkan, turunnya okupansi hotel bukan saja dari wisatawan lokal tapi juga wisatawan asing. Dia bilang, Ibu Kota yang sepi membikin wisatawan urung berkunjung.
"Ngapain datang ke Jakarta lagi sepi begini. Wisatawan asing sangat berpengaruh," tutur dia.
Padahal, PHRI menargetkan tingkat okupansi hotel di Jakarta saat libur lebaran ini bisa mencapai 50-60 persen dari sekitar 200an hotel yang tergabung dalam PHRI di Jakarta.
Dia mengaku berbagai upaya sudah dilakukan untuk menarik minat wisatawan ke Jakarta di musim libur lebaran. Salah satunya bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata membuat promo
hot deals setiap akhir pekan.
Promo
hot deals ini, kata dia, untuk menyaingi beberapa kota di ASEAN yang juga menawarkan promo yang sama. Targetnya adalah wisatawan asing.
Krishandi memprediksi lesunya okupansi hotel di Jakarta berlangsung selama tiga pekan. "Dari lima hari sebelum lebaran sampai dua minggu setelah lebaran," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)