Jakarta: Musim penghujan berpotensi meningkatkan jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hingga Selasa, 27 Oktober 2020, ada penambahan 171 kasus sehingga total kasus DBD di Indonesia mencapai 93.178. Penambahan jumlah kematian akibat DBD mencapai 6 kasus, sehingga total kematian 645 kasus.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Didik Budijanto mengatakan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah kasus DBD, pihaknya menjalankan tiga program utama. Hal ini meliputi pengendalian vektor, peningkatan sistem surveilans, dan peningkatan kapasitas terhadap deteksi dini dan tata laksana kasus.
“Pengendalian vektor itu bagaimana supaya tidak digigit nyamuk dengan mengendalikan siklus hidup nyamuk. Itu bisa dikendalikan dengan program di masyarakat adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSM) dengan 3M Plus (menguras, menutup dan mengubur, plus menghindari gigitan nyamuk),” kata Didik kepada Media Indonesia, Minggu, 1 November 2020.
Baca: Belasan Warga Tangerang Terserang Cikungunya
Didik menjelaskan pada peningkatan sistem surveilans, petugas tetap menjalankan kegiatan di lapangan dengan dibantu aplikasi sistem informasi pengendalian vektor (silantor). Saat ini, Kemenkes menggelar pelatihan dan sosialisasi silantor di empat provinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten.
Pada upaya peningkatan kapasitas, Kemenkes menggelar pelatihan deteksi dini serta tata laksana DBD. Hal ini perlu ditingkatkan karena gejala infeksi covid-19 dan DBD memiliki ciri yang mirip. Untuk itu, petugas kesehatan harus bisa membedakan antara gejala covid-19 dan DBD.
“Penyakit covid-19 ini diagnosanya agak beti-beti (beda tipis), seperti panas panas tinggi. Ini harus kita tekankan kepada teman-teman di Puskesmas atau di pelayanan di Rumah Sakit, harus betul-betul bisa bedakan apakah ini covid-19 atau justru DBD," jelas dia.
Menurut Didik, peran masyarakat dibutuhkan dalam menggalakkan aksi 3M demi mencegah terjangkitnya kasus DBD. Berdasarkan data terakhir, terdapat 470 kabupaten/kota yang telah terjangkit DBD. Lima kabupaten/kota dengan kasus DBD tertinggi yaitu Kabupaten Buleleng dengan 3.312 kasus, Kabupaten Badung 2.547 kasus, Kota Bandung 2.363 kasus, Kabupaten Sikka 1.775 kasus, dan Kabupaten Gianyar 1.717 kasus.
Jakarta: Musim penghujan berpotensi meningkatkan jumlah kasus demam berdarah dengue (
DBD). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (
Kemenkes), hingga Selasa, 27 Oktober 2020, ada penambahan 171 kasus sehingga total kasus DBD di Indonesia mencapai 93.178. Penambahan jumlah kematian akibat DBD mencapai 6 kasus, sehingga total kematian 645 kasus.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
Kemenkes Didik Budijanto mengatakan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah kasus DBD, pihaknya menjalankan tiga program utama. Hal ini meliputi pengendalian vektor, peningkatan sistem surveilans, dan peningkatan kapasitas terhadap deteksi dini dan tata laksana kasus.
“Pengendalian vektor itu bagaimana supaya tidak digigit nyamuk dengan mengendalikan siklus hidup nyamuk. Itu bisa dikendalikan dengan program di masyarakat adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSM) dengan 3M Plus (menguras, menutup dan mengubur, plus menghindari gigitan nyamuk),” kata Didik kepada
Media Indonesia, Minggu, 1 November 2020.
Baca:
Belasan Warga Tangerang Terserang Cikungunya
Didik menjelaskan pada peningkatan sistem surveilans, petugas tetap menjalankan kegiatan di lapangan dengan dibantu aplikasi sistem informasi pengendalian vektor (silantor). Saat ini, Kemenkes menggelar pelatihan dan sosialisasi silantor di empat provinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten.
Pada upaya peningkatan kapasitas, Kemenkes menggelar pelatihan deteksi dini serta tata laksana DBD. Hal ini perlu ditingkatkan karena gejala infeksi covid-19 dan DBD memiliki ciri yang mirip. Untuk itu, petugas kesehatan harus bisa membedakan antara gejala covid-19 dan DBD.
“Penyakit covid-19 ini diagnosanya agak beti-beti (beda tipis), seperti panas panas tinggi. Ini harus kita tekankan kepada teman-teman di Puskesmas atau di pelayanan di Rumah Sakit, harus betul-betul bisa bedakan apakah ini covid-19 atau justru DBD," jelas dia.
Menurut Didik, peran masyarakat dibutuhkan dalam menggalakkan aksi 3M demi mencegah terjangkitnya kasus DBD. Berdasarkan data terakhir, terdapat 470 kabupaten/kota yang telah terjangkit DBD. Lima kabupaten/kota dengan kasus DBD tertinggi yaitu Kabupaten Buleleng dengan 3.312 kasus, Kabupaten Badung 2.547 kasus, Kota Bandung 2.363 kasus, Kabupaten Sikka 1.775 kasus, dan Kabupaten Gianyar 1.717 kasus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)