Jakarta: Berargumen atau berdebat merupakan aktivitas yang kebanyakan dari kita pernah lakukan. Entah berdebat tentang agama, politik, ekonomi, maupun apakah berdebat memiliki faedah atau tidak, kita semua memiliki ideal yang ingin kita bela dan pertahankan.
Namun, sering kali orang-orang ketika berargumen terjebak dalam logical fallacy atau kesalahan logika yang menyebabkan suatu argumen menjadi lebih lemah dan tidak valid. Karena itu penting bagi kita menghindari logical fallacy.
Apa itu logical fallacy? Berikut Penjelasannya.
Pengertian Logical Fallacy
Logical Fallacy di definisikan dalam buku A to Z of Logic sederhananya adalah kesalahan umum dalam berpikir, terutama yang cenderung menyesatkan. Kata Fallacy sendiri berasal dari bahasa Latin "fallacia" yang berarti tipuan, penipuan, atau penipu.
Konsep Fallacy diperkenalkan oleh Filsuf Yunani Kuno Aristoteles dalam bukunya De Sophisticis Elenchis, dimana dia menjabarkan 13 fallacy. Namun, akademisi zaman sekarang membagi fallacy menjadi dua jenis yaitu: Formal Fallacy dan Informal Fallacy.
Formal Fallacy adalah argumen yang disebut tidak valid dikarenakan argumen tersebut tidak mengikuti aturan-aturan logika, seperti logika proposional, dll. Contoh dari fallacy ini adalah Affirming the Consequent, contohnya adalah:
- Jika Seseorang Tinggal di Jakarta Barat (Jakbar), Maka Mereka Tinggal di DKI Jakarta
- Akbar tinggal di DKI Jakarta
- Maka Akbar tinggal di Jabar
Logika ini keliru karena ada Kota Administrasi lain selain Jakbar di DKI Jakarta, maka keliru jika mengatakan bahwa Akbar pasti tinggal di Jakbar.
Jenis kedua adalah Informal Fallacy yang tidak bisa diekspresikan melalui sistem standar logika. Contoh dari Fallacy ini adalah Ad Hominem, yang akan dibahas dibagian selanjutnya.
Contoh Fallacy yang Sering Ditemui
Ada banyak logical fallacy yang telah dijabarkan dari zaman Aristoteles sampai zaman sekarang, jumlahnya bisa mencapai ratusan. Berikut merupakan contoh-contoh fallacy yang penulis rasa sering ditemui oleh orang-orang pada umumnya:
1. Ad Hominem
Ad Hominem berasal dari bahasa Latin yang berarti menyerang orang, fallacy ini menunjuk kepada orang-orang yang menyerang lawan argumen mereka secara pribadi daripada isu yang dibicarakan, seperti:
A: Saya rasa Rp10 ribu buat susu 180 ml kemahalan
B: Kamu sih yang nggak pernah napak tanah, emang harganya segitu dari dulu
Argumen ini keliru karena alih-alih melawan argumen yang diberikan, malah menyerang orang langsung secara pribadi, tindakan ini tidak konstruktif.
2. Straw Man Fallacy
Straw man fallacy adalah melakukan kesalahan interpretasi suatu argumen, orang yang melakukan kekeliruan ini umpamanya melawan orang-orangan sawah ciptaannya sendiri. Contoh:
A: Kalo presiden memang lakukan tindakan penyelewengan, maka dia harus dicopot
B: Jadi kamu mau Indonesia enggak punya pemimpin dan dijajah negara-negara luar begitu?
Argumen tersebut keliru karena A tidak pernah memberikan argumen yang B katakan.
3. Whatabouttisme
Whatabouttisme adalah fallacy yang digunakan untuk mengalihkan jalannya argumen ke isu yang berbeda. Misal:
A: Invasi Ukraina oleh Rusia merupakan pelanggaran hukum internasional dan kedaulatan negara, jadi harus dihentikan
B: Terus waktu AS menjajah Irak tahun 2003 tidak masalah begitu?
Argumen ini keliru karena bukannya fokus terhadap argumen, B malah mencoba mengalihkan argumen ke isu yang sama sekali tidak memiliki kaitan.
4. Appeal to Authority
Appeal to Authority adalah memiliki kepercayaan buta terhadap kata orang yang lebih memiliki kekuasaan. Contoh:
A: Bos bilang susu ini tidak memiliki laktosa, tapi ini susu sapi, pasti punya kan?
B: Kalo bos bilang tidak ada ya pasti tidak ada
Demikian merupakan informasi mengenai Logical Fallacy, intinya adalah dalam berargumen, kita harus sopan, tidak emosi, menggunakan sumber dan bukti yang pasti, dan yang paling utama adalah fokus terhadap argumen yang diberikan.
Disclaimer: contoh-contoh diatas hanya contoh fiksi, dan belum tentu mencerminkan kepercayaan pribadi dari penulis.
Baca Juga:
Sarkasme Adalah: Pengertian, Ciri-ciri, dan Contohnya dalam Kalimat Bahasa Indonesia
Jakarta: Berargumen atau berdebat merupakan aktivitas yang kebanyakan dari kita pernah lakukan. Entah berdebat tentang agama,
politik, ekonomi, maupun apakah berdebat memiliki faedah atau tidak, kita semua memiliki ideal yang ingin kita bela dan pertahankan.
Namun, sering kali orang-orang ketika berargumen terjebak dalam logical fallacy atau kesalahan logika yang menyebabkan suatu argumen menjadi lebih lemah dan tidak valid. Karena itu penting bagi kita menghindari logical fallacy.
Apa itu logical fallacy? Berikut Penjelasannya.
Pengertian Logical Fallacy
Logical Fallacy di definisikan dalam buku
A to Z of Logic sederhananya adalah kesalahan umum dalam berpikir, terutama yang cenderung menyesatkan. Kata Fallacy sendiri berasal dari bahasa Latin "fallacia" yang berarti tipuan, penipuan, atau penipu.
Konsep Fallacy diperkenalkan oleh Filsuf Yunani Kuno Aristoteles dalam bukunya De Sophisticis Elenchis, dimana dia menjabarkan 13 fallacy. Namun, akademisi zaman sekarang membagi fallacy menjadi dua jenis yaitu: Formal Fallacy dan Informal Fallacy.
Formal Fallacy adalah argumen yang disebut tidak valid dikarenakan argumen tersebut tidak mengikuti aturan-aturan logika, seperti logika proposional, dll. Contoh dari fallacy ini adalah Affirming the Consequent, contohnya adalah:
- Jika Seseorang Tinggal di Jakarta Barat (Jakbar), Maka Mereka Tinggal di DKI Jakarta
- Akbar tinggal di DKI Jakarta
- Maka Akbar tinggal di Jabar
Logika ini keliru karena ada Kota Administrasi lain selain Jakbar di DKI Jakarta, maka keliru jika mengatakan bahwa Akbar pasti tinggal di Jakbar.
Jenis kedua adalah Informal Fallacy yang tidak bisa diekspresikan melalui sistem standar logika. Contoh dari Fallacy ini adalah Ad Hominem, yang akan dibahas dibagian selanjutnya.
Contoh Fallacy yang Sering Ditemui
Ada banyak logical fallacy yang telah dijabarkan dari zaman Aristoteles sampai zaman sekarang, jumlahnya bisa mencapai ratusan. Berikut merupakan contoh-contoh fallacy yang penulis rasa sering ditemui oleh orang-orang pada umumnya:
1. Ad Hominem
Ad Hominem berasal dari bahasa Latin yang berarti menyerang orang, fallacy ini menunjuk kepada orang-orang yang menyerang lawan argumen mereka secara pribadi daripada isu yang dibicarakan, seperti:
A: Saya rasa Rp10 ribu buat susu 180 ml kemahalan
B: Kamu sih yang nggak pernah napak tanah, emang harganya segitu dari dulu
Argumen ini keliru karena alih-alih melawan argumen yang diberikan, malah menyerang orang langsung secara pribadi, tindakan ini tidak konstruktif.
2. Straw Man Fallacy
Straw man fallacy adalah melakukan kesalahan interpretasi suatu argumen, orang yang melakukan kekeliruan ini umpamanya melawan orang-orangan sawah ciptaannya sendiri. Contoh:
A: Kalo presiden memang lakukan tindakan penyelewengan, maka dia harus dicopot
B: Jadi kamu mau Indonesia enggak punya pemimpin dan dijajah negara-negara luar begitu?
Argumen tersebut keliru karena A tidak pernah memberikan argumen yang B katakan.
3. Whatabouttisme
Whatabouttisme adalah fallacy yang digunakan untuk mengalihkan jalannya argumen ke isu yang berbeda. Misal:
A: Invasi Ukraina oleh Rusia merupakan pelanggaran hukum internasional dan kedaulatan negara, jadi harus dihentikan
B: Terus waktu AS menjajah Irak tahun 2003 tidak masalah begitu?
Argumen ini keliru karena bukannya fokus terhadap argumen, B malah mencoba mengalihkan argumen ke isu yang sama sekali tidak memiliki kaitan.
4. Appeal to Authority
Appeal to Authority adalah memiliki kepercayaan buta terhadap kata orang yang lebih memiliki kekuasaan. Contoh:
A: Bos bilang susu ini tidak memiliki laktosa, tapi ini susu sapi, pasti punya kan?
B: Kalo bos bilang tidak ada ya pasti tidak ada
Demikian merupakan informasi mengenai Logical Fallacy, intinya adalah dalam berargumen, kita harus sopan, tidak emosi, menggunakan sumber dan bukti yang pasti, dan yang paling utama adalah fokus terhadap argumen yang diberikan.
Disclaimer: contoh-contoh diatas hanya contoh fiksi, dan belum tentu mencerminkan kepercayaan pribadi dari penulis.
Baca Juga:
Sarkasme Adalah: Pengertian, Ciri-ciri, dan Contohnya dalam Kalimat Bahasa Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(WAN)