Letjen TNI Gatot Nurmantyo.(foto:Antara/Widodo S Jusuf)
Letjen TNI Gatot Nurmantyo.(foto:Antara/Widodo S Jusuf)

Panglima TNI: Penyanderaan ABK Indonesia Bermotif Uang

Dheri Agriesta • 25 Juni 2016 03:08
medcom.id, Jakarta: Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyayangkan kejadian penculikan yang kembali menimpa anak buah kapal asal Indonesia di perairan Filipina. Gatot menduga penculikan tersebut bermotif uang.
 
Indonesia, kata Gatot, tak menghendaki adanya uang tebusan dalam membebaskan warga negara yang disandera. Ia pun membantah jika penculikan ini memiliki motif politik.
 
"Siapa tahu kan dengan berusaha seperti ada tebusan. Tapi motivasinya sudah dipastikan masalah uang tadi, enggak ada motivasi politik itu," kata Gatot usai menghadiri acara buka bersama di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (24/6/2016).

Pemerintah akan tetap menempuh diplomasi total untuk membebaskan anak buah kapal asal Indonesia yang menjadi sandera. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi pun telah berkomunikasi dengan pemerintah Filipina.
 
Komunikasi secara intens dilakukan hingga Filipina berjanji akan menindaklanjuti kejadian tersebut dengan cepat. "Menlu intensif ke sana kemudian pemerintah Filipina akan mengerahkan segala daya untuk bisa membebaskan," tuturnya.
 
TNI pun siap membantu proses pembebasan sandera bila diminta pemerintah Filipinan. Kejadian ini merupakan kali ketiga, setelah pemerintah berhasil membebaskan sandera dari dua kejadian sebelumnya.
 
Setelah dua kejadian itu, pemerintah sementara melarang kapal berlayar melewati perairan itu. "Dan sudah ada moratorium dari Menhub untuk kapal tidak bergerak dulu ke sana. Jadi ini yang dipertanyakan kenapa dia bisa ada izin pelayaran ke sana," ungkap Gatot.
 
Gatot sadar, jalur yang biasa dilewati kapal berawak Indonesia merupakan jalur ekonomi. Hampir 90 persen listrik di Manila, Filipina menggunakan bahan baku batu bara. Bahan baku ini berasal dari Indonesia, dan dibawa melewati perairan itu.
 
Pemerintah Indonesia, Malaysia, dan Filipina pun telah sepakat untuk melakukan patroli bersama. Namun, kesepakatan ini belum terealisasi lantaran Filipina masih dalam proses transisi kepemimpinan usai pemilihan presiden beberapa waktu lalu.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan