medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo menginginkan pembangunan proyek Hambalang yang terbengkalai bertahun-tahun segera dilanjutkan. Sayangnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menemukan banyak hal yang perlu diperhatikan.
Basuki bersama tim yang terdiri dari pakar ITB, UI, UGM, serta ahli ESDM Surono sepakat Hambalang dibangun kembali dengan syarat. Tim menilai pembangunan bisa dilakukan dengan menyesuaikan daya dukung.
"Istilahnya tim pakar, pembangunan Hambalang ini kemarin ialah seperti dokter umum yang menangani sakit jantung. Jadi sakitnya sakit jantung, tapi ditangani dokter umum," tegas Basuki usai ratas soal Hambalang di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin (2/5/2016).
Saat ini, tim pakar sedang meneliti tiga aspek dengan seksama, yakni aspek geologi dan geologi teknik, gerakan tanah, dan aspek bangunan. Dari aspek bangunan, saat ini bekas bangunan lama masih berdiri di lokasi.
Aspek tanah juga masih bermasalah. Tanah selalu bergerak karena merupakan tanah timbunan. Tim membutuhkan penelitian gerakan tanah.
"Kemudian kita harus cek dulu fondasi-fondasi bangunan yang lalu itu betul tidak sampai batuan dasarnya," lanjut Basuki.
Tata salir atau tata air harus diatur sedemikain rupa. Basuki menegaskan, tak boleh ada air yang meresap ke dalam Hambalang. Presiden pada akhirnya memberi siswa waktu di tahun ini menuntaskan penelitian dengan ketetapan pembangunan harus dilanjutkan.
"Kelanjutannya itu apakah tadi apakah masih, mungkin kalau sekarang ini ada 11 bangunan, nanti sesuai daya dukung mungkin tidak harus 11-11 nya dibangun. Yang tadinya delapan lantai atau enam lantai mungkin harus dipotong," jelas Basuki.
Pemanfataan Hambalang akan dijadikan apa masih juga harus melewati pengkajian.
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo menginginkan pembangunan proyek Hambalang yang terbengkalai bertahun-tahun segera dilanjutkan. Sayangnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menemukan banyak hal yang perlu diperhatikan.
Basuki bersama tim yang terdiri dari pakar ITB, UI, UGM, serta ahli ESDM Surono sepakat Hambalang dibangun kembali dengan syarat. Tim menilai pembangunan bisa dilakukan dengan menyesuaikan daya dukung.
"Istilahnya tim pakar, pembangunan Hambalang ini kemarin ialah seperti dokter umum yang menangani sakit jantung. Jadi sakitnya sakit jantung, tapi ditangani dokter umum," tegas Basuki usai ratas soal Hambalang di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin (2/5/2016).
Saat ini, tim pakar sedang meneliti tiga aspek dengan seksama, yakni aspek geologi dan geologi teknik, gerakan tanah, dan aspek bangunan. Dari aspek bangunan, saat ini bekas bangunan lama masih berdiri di lokasi.
Aspek tanah juga masih bermasalah. Tanah selalu bergerak karena merupakan tanah timbunan. Tim membutuhkan penelitian gerakan tanah.
"Kemudian kita harus cek dulu fondasi-fondasi bangunan yang lalu itu betul tidak sampai batuan dasarnya," lanjut Basuki.
Tata salir atau tata air harus diatur sedemikain rupa. Basuki menegaskan, tak boleh ada air yang meresap ke dalam Hambalang. Presiden pada akhirnya memberi siswa waktu di tahun ini menuntaskan penelitian dengan ketetapan pembangunan harus dilanjutkan.
"Kelanjutannya itu apakah tadi apakah masih, mungkin kalau sekarang ini ada 11 bangunan, nanti sesuai daya dukung mungkin tidak harus 11-11 nya dibangun. Yang tadinya delapan lantai atau enam lantai mungkin harus dipotong," jelas Basuki.
Pemanfataan Hambalang akan dijadikan apa masih juga harus melewati pengkajian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)