medcom.id, Jakarta: Jatuhnya lift di pusat perbelanjaan Blok M Square memberi pelajaran berharga tentang buruknya kebiasaan konsumen Indonesia. Sikap tidak disiplin dalam menggunakan fasilitas sehari-hari bukti kurangnya edukasi konsumen.
"Consumer awareness (kesadaran konsumen) kurang, apa yang boleh apa yang tidak boleh dilakukan. Ini tidak pernah ada edukasi," ujar Pengurus Harian YLKI, Sudaryatmo, kepada Metrotvnews.com, Rabu 22 Maret 2017.
Sudaryatmo menilai pendidikan konsumen ini harus sejak dini diperkenalkan. Bahkan, kata dia, harus dimulai sejak Taman Kanak-kanak.
Anak-anak harus diajari bagamaina memasuki bangunan tinggi, masuk lift dan beragam edukasi penggunaan fasilitas umum lainnya. Selain itu pemerintah juga harus peduli dengan desain peringatan dini dan jaringan laporan untuk fasilitas yang dianggap rawan.
"Termasuk nomer untuk hot call. Jadi meski petugas punya supervisi, tapi mata masyarakat kan lebih banyak," kata Sudaryatmo.
Pendidikan itu sebenarnya berpengaruh terhadap sikap dan kesadaran masyarakat. Bahkan jika sistem fasilitas itu sama namun berbeda cara kerjanya, masyarakat bisa menilai dan bertindak sesuai prosedur. Kontrol penuh sebenarnya berada di tangan masyarakat.
Terkait edukasi bagi konsumen, ia mencontohkan uji kelayakan alarm kebakaran yang dilakukan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta. Tiap Jumat alarm tanda kebakaran menyala, kejadian itu sering mengagetkan masyarakat yang sedang mengurus Visa di sana.
Situasi kembali cair ketika petugas memberi info bahwa hal tersebut hanya bersifat uji coba. Cara serupa ini perlu dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
"Kalau di Jakarta itu di Gedung Kedutaan Inggris, tiap hari Jumat jam 10 itu alarm dites. Setiap Jumat begitu, untuk menguji alarm berfungsi," ujarnya.
medcom.id, Jakarta: Jatuhnya lift di pusat perbelanjaan Blok M Square memberi pelajaran berharga tentang buruknya kebiasaan konsumen Indonesia. Sikap tidak disiplin dalam menggunakan fasilitas sehari-hari bukti kurangnya edukasi konsumen.
"
Consumer awareness (kesadaran konsumen) kurang, apa yang boleh apa yang tidak boleh dilakukan. Ini tidak pernah ada edukasi," ujar Pengurus Harian YLKI, Sudaryatmo, kepada
Metrotvnews.com, Rabu 22 Maret 2017.
Sudaryatmo menilai pendidikan konsumen ini harus sejak dini diperkenalkan. Bahkan, kata dia, harus dimulai sejak Taman Kanak-kanak.
Anak-anak harus diajari bagamaina memasuki bangunan tinggi, masuk lift dan beragam edukasi penggunaan fasilitas umum lainnya. Selain itu pemerintah juga harus peduli dengan desain peringatan dini dan jaringan laporan untuk fasilitas yang dianggap rawan.
"Termasuk nomer untuk hot call. Jadi meski petugas punya supervisi, tapi mata masyarakat kan lebih banyak," kata Sudaryatmo.
Pendidikan itu sebenarnya berpengaruh terhadap sikap dan kesadaran masyarakat. Bahkan jika sistem fasilitas itu sama namun berbeda cara kerjanya, masyarakat bisa menilai dan bertindak sesuai prosedur. Kontrol penuh sebenarnya berada di tangan masyarakat.
Terkait edukasi bagi konsumen, ia mencontohkan uji kelayakan alarm kebakaran yang dilakukan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta. Tiap Jumat alarm tanda kebakaran menyala, kejadian itu sering mengagetkan masyarakat yang sedang mengurus Visa di sana.
Situasi kembali cair ketika petugas memberi info bahwa hal tersebut hanya bersifat uji coba. Cara serupa ini perlu dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
"Kalau di Jakarta itu di Gedung Kedutaan Inggris, tiap hari Jumat jam 10 itu alarm dites. Setiap Jumat begitu, untuk menguji alarm berfungsi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(SUR)