"Masa penyimpanannya satu tahun, ini sudah mau expired sekitar Juli-Agustus, karena waktu itu banyak pendonornya bulan Juli-Agustus," kata Kepala Unit Donor Darah PMI DKI Jakarta Niken Ritchie saat ditemui di Kantor PMI DKI Jakarta, Kramat Raya, Kamis, 12 Mei 2022.
Niken menjelaskan setelah mencapai batas akhir penyimpanan, stok plasma konvalesen akan dimusnahkan. Kadar antibodi dalam plasma akan menurun seiring masa penyimpanan, sehingga tidak lagi bermanfaat untuk penerima donor.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Banyak stok tersisa dari plasma konvalesen karena tidak ada lagi permintaan dari rumah sakit. "Memang sudah tidak ada permintaan yang luar biasa lagi, seperti pada saat varian Omicron hanya satu-dua permintaan saja, hanya beberapa dokter yang masih menggunakan plasma konvalesen," kata dia.
Baca: Pengobatan Ivermectin dan Plasma Konvalesen Disetop, Begini Tanggapan Satgas
Permintaan plasma konvalesen cukup tinggi karena dinilai efektif memberikan kesembuhan dan kesehatan terhadap pasien covid-19. Dalam perkembangannya pada akhir 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan surat edaran terapi plasma konvalesen tidak dianjurkan kepada penderita dengan gejala sedang hingga ringan karena tidak memberikan kesembuhan secara signifikan.
Dengan kondisi tubuh yang sehat dan sistem imun yang kuat didukung vaksin covid-19, plasma konvalesen tidak lagi dibutuhkan. Sebab, pasien akan sembuh dengan sendirinya.
"Memang secara penelitian (plasma konvalesen) bagus diberikan, namun dengan kondisi tubuh yang fit dan sistem imun yang bagus, tanpa diberikan plasma pasien sudah sembuh, sehingga sedikit sekali permintaan plasma konvalesen," kata Niken.