Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan angka keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit (RS) untuk pasien covid-19 belum mengkhawatirkan. BOR RS masih 38 persen secara nasional.
"Angka tempat tidur isolasi dan intensif untuk perawatan covid-19 masih di angka 38 persen," kata juru bicara vaksinasi covid-19 Kemenkumham, Siti Nadia Tarmizi, melalui keterangan tertulis, Rabu, 23 Februari 2022.
Nadia mengatakan semua daerah belum mencapai tingkat perawatan pasien seperti saat puncak penularan varian Delta pada 2021. Namun, mayoritas pasien yang dirawat saat ini karena tertular varian Omicron.
Jumlah kumulatif pasien yang dirawat di masa varian Omicron sebanyak 123.905 orang. Dari total pasien yang dirawat, sebagian besar merupakan pasien dengan gejala ringan dan tidak bergejala (OTG), masing-masing sebesar 39 persen dan 32 persen.
Nadia menekankan strategi isolasi mandiri (isoman) serta dukungan pelayanan telemedisin menjadi formula meringankan beban RS dan tenaga kesehatan (nakes). Isoman disebut mengurangi beban RS dan nakes secara efektif hingga 71 persen.
"Tempat tidur isolasi dan intensif di rumah sakit pun harus efektif digunakan hanya untuk perawatan pasien bergejala sedang hingga kritis," ujar Nadia.
Baca: Tertinggi se-Jakarta, BOR RS Covid-19 Jakbar Mencapai 65%
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat (Ditjen Kesmas) Kemenkes itu menuturkan kondisi tempat tidur isolasi dan intensif belum sebanyak seperti kasus gelombang Delta. Tempat tidur untuk pasien kala itu diperbanyak hingga 150 ribu.
"Tempat tidur isolasi dan intensif untuk merawat pasien sedang hingga kritis ini baru terisi sekitar 29 persen dari alokasi yang ada saat ini," ucap Nadia.
Jakarta: Kementerian Kesehatan (
Kemenkes) memastikan angka keterisian tempat tidur atau
bed occupancy rate (
BOR) rumah sakit (RS) untuk pasien
covid-19 belum mengkhawatirkan. BOR RS masih 38 persen secara nasional.
"Angka tempat tidur isolasi dan intensif untuk perawatan covid-19 masih di angka 38 persen," kata juru bicara vaksinasi covid-19 Kemenkumham, Siti Nadia Tarmizi, melalui keterangan tertulis, Rabu, 23 Februari 2022.
Nadia mengatakan semua daerah belum mencapai tingkat perawatan pasien seperti saat puncak penularan varian Delta pada 2021. Namun, mayoritas pasien yang dirawat saat ini karena tertular varian Omicron.
Jumlah kumulatif pasien yang dirawat di masa varian Omicron sebanyak 123.905 orang. Dari total pasien yang dirawat, sebagian besar merupakan pasien dengan gejala ringan dan tidak bergejala (OTG), masing-masing sebesar 39 persen dan 32 persen.
Nadia menekankan strategi isolasi mandiri (isoman) serta dukungan pelayanan telemedisin menjadi formula meringankan beban RS dan tenaga kesehatan (nakes). Isoman disebut mengurangi beban RS dan nakes secara efektif hingga 71 persen.
"Tempat tidur isolasi dan intensif di rumah sakit pun harus efektif digunakan hanya untuk perawatan pasien bergejala sedang hingga kritis," ujar Nadia.
Baca:
Tertinggi se-Jakarta, BOR RS Covid-19 Jakbar Mencapai 65%
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat (Ditjen Kesmas) Kemenkes itu menuturkan kondisi tempat tidur isolasi dan intensif belum sebanyak seperti kasus gelombang Delta. Tempat tidur untuk pasien kala itu diperbanyak hingga 150 ribu.
"Tempat tidur isolasi dan intensif untuk merawat pasien sedang hingga kritis ini baru terisi sekitar 29 persen dari alokasi yang ada saat ini," ucap Nadia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)