Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan rutin memantau mutu alat tes covid-19. Sebab, akurasi tes polymerase chain reaction (PCR) dan antigen menjadi tolok ukur efektivitas penanganan pandemi.
"Kemenkes memeriksa mutu eksternal dengan kalibrasi dan optimalisasi alat dan bahan setiap tiga bulan," kata juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa, 8 Februari 2022.
Baca: Lonjakan Kasus 2,5 Kali Lebih Cepat dari Gelombang Kedua Covid-19
Wiku mengajak masyarakat menjaga tingkat akurasi tes covid-19. Caranya, dengan memilih laboratorium pemeriksaan yang rutin melakukan kalibrasi.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mempersilakan masyarakat melakukan tes PCR ulang bila ragu hasilnya akurat. Kebijakan itu untuk merespons polemik hasil tes covid-19 yang berbeda.
"Kami mengizinkan kalau ada yang dites positif boleh lakukan tes pembanding," kata Budi dalam telekonferensi di Jakarta, Senin, 7 Februari 2022.
Budi menyebut tidak ada tes PCR yang 100 persen sempurna. Akurasi tes PCR berkisar antara 95 hingga 99 persen.
"Kalau kita tes 500 ribu orang, ada satu persen atau lima ribu yang bisa false," jelas mantan Wakil Menteri BUMN itu.
Jakarta: Kementerian Kesehatan (
Kemenkes) memastikan rutin memantau mutu alat tes covid-19. Sebab, akurasi tes
polymerase chain reaction (
PCR) dan antigen menjadi tolok ukur efektivitas penanganan pandemi.
"Kemenkes memeriksa mutu eksternal dengan kalibrasi dan optimalisasi alat dan bahan setiap tiga bulan," kata juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan
Covid-19 Wiku Adisasmito dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa, 8 Februari 2022.
Baca:
Lonjakan Kasus 2,5 Kali Lebih Cepat dari Gelombang Kedua Covid-19
Wiku mengajak masyarakat menjaga tingkat akurasi tes covid-19. Caranya, dengan memilih laboratorium pemeriksaan yang rutin melakukan kalibrasi.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mempersilakan masyarakat melakukan tes PCR ulang bila ragu hasilnya akurat. Kebijakan itu untuk merespons polemik hasil tes covid-19 yang berbeda.
"Kami mengizinkan kalau ada yang dites positif boleh lakukan tes pembanding," kata Budi dalam telekonferensi di Jakarta, Senin, 7 Februari 2022.
Budi menyebut tidak ada tes PCR yang 100 persen sempurna. Akurasi tes PCR berkisar antara 95 hingga 99 persen.
"Kalau kita tes 500 ribu orang, ada satu persen atau lima ribu yang bisa false," jelas mantan Wakil Menteri BUMN itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)
