Jakarta: Komjen Pol (Purn) Syafruddin terpilih menjadi Wakil Presiden Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI). Pemilihan Syafruddin dilakukan dalam Musyawarah Majelis Tertinggi DMDI. Kiprah Syafruddin dalam kegiatan kemanusiaan dan keumatan di dalam maupun luar negeri dinilai mumpuni untuk jabatan itu.
Keputusan majelis tertinggi diumumkan setelah disetujui Presiden DMDI, Tan Sri H M Ali Rustam, bersama seluruh Ketua Umum DMDI dari 29 negara yang hadir dalam zoom meeting langsung dari Melaka, Malaysia. Syafruddin dipercaya dapat memajukan DMDI melalui jaringan yang dimiliki.
Baca: MUI Berkomitmen Jadi Organisasi yang Modern
Sekjen DMDI Indonesia Said Aldi Ali Idrus mengatakan rekam jejak Syafruddin di luar dan dalam negeri menjadi pembicaraan di pertemuan majelis tinggi. Khususnya, program-program Syafruddin, antara lain pengentasan buta baca Al-Qur'an, pembangunan Museum Nabi Muhammad SAW, dan membantu para kiai untuk bekerja sama dengan Al Azhar di Kairo, Mesir.
"Perkembangan DMDI begitu pesat di dunia sehingga Bapak Presiden DMDI membutuhkan wakil presiden, dan muncul usulan pembina DMDI di Indonesia, Bapak Syafruddin. Setelah pembahasan, tampaknya semua ketua-ketua langsung menyetujui," ujar Said melalui keterangan tertulis, Jumat, 9 Desember 2021.
DMDI adalah organisasi yang memiliki visi-misi untuk menyatukan orang-orang melayu yang tersebar di seluruh dunia. DMDI berdiri sejak 2000 di Melaka yang beranggotakan 10 negara dan kemudian berkembang menjadi 29 negara.
Syafruddin merespons penunjukan itu. Dia berharap bisa memberikan sumbangsih bagi DMDI. Dia ingin DMDI semakin berjaya demi kemakmuran warga melayu dan dunia. Dia juga berharap DMDI bisa berperan aktif mengatasi masalah-masalah sosial kemasyarakatan.
Syafruddin terpilih sebagai Ketua Dewan Pembina DMDI di Indonesia dalam Konferensi Internasional DMDI di Jakarta pada November 2019. Saat itu, Presiden DMDI Tan Sri H M Ali Rustam menganugerahi gelar Tun Perak kepada Syafruddin karena dianggap banyak berkiprah dalam mengentaskan masalah-masalah sosial kemasyarakatan di dunia Islam.
Jakarta: Komjen
Pol (Purn) Syafruddin terpilih menjadi Wakil Presiden Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI). Pemilihan Syafruddin dilakukan dalam Musyawarah Majelis Tertinggi DMDI. Kiprah Syafruddin dalam kegiatan kemanusiaan dan keumatan di dalam maupun luar negeri dinilai mumpuni untuk jabatan itu.
Keputusan majelis tertinggi diumumkan setelah disetujui Presiden
DMDI, Tan Sri H M Ali Rustam, bersama seluruh Ketua Umum DMDI dari 29 negara yang hadir dalam
zoom meeting langsung dari Melaka, Malaysia. Syafruddin dipercaya dapat memajukan DMDI melalui jaringan yang dimiliki.
Baca:
MUI Berkomitmen Jadi Organisasi yang Modern
Sekjen DMDI Indonesia Said Aldi Ali Idrus mengatakan rekam jejak Syafruddin di luar dan dalam negeri menjadi pembicaraan di pertemuan majelis tinggi. Khususnya, program-program Syafruddin, antara lain pengentasan buta baca Al-Qur'an, pembangunan Museum Nabi Muhammad SAW, dan membantu para kiai untuk bekerja sama dengan Al Azhar di Kairo, Mesir.
"Perkembangan DMDI begitu pesat di dunia sehingga Bapak Presiden DMDI membutuhkan wakil presiden, dan muncul usulan pembina DMDI di Indonesia, Bapak Syafruddin. Setelah pembahasan, tampaknya semua ketua-ketua langsung menyetujui," ujar Said melalui keterangan tertulis, Jumat, 9 Desember 2021.
DMDI adalah organisasi yang memiliki visi-misi untuk menyatukan orang-orang melayu yang tersebar di seluruh dunia. DMDI berdiri sejak 2000 di Melaka yang beranggotakan 10 negara dan kemudian berkembang menjadi 29 negara.
Syafruddin merespons penunjukan itu. Dia berharap bisa memberikan sumbangsih bagi DMDI. Dia ingin DMDI semakin berjaya demi kemakmuran warga melayu dan dunia. Dia juga berharap DMDI bisa berperan aktif mengatasi masalah-masalah sosial kemasyarakatan.
Syafruddin terpilih sebagai Ketua Dewan Pembina DMDI di Indonesia dalam Konferensi Internasional DMDI di Jakarta pada November 2019. Saat itu, Presiden DMDI Tan Sri H M Ali Rustam menganugerahi gelar Tun Perak kepada Syafruddin karena dianggap banyak berkiprah dalam mengentaskan masalah-masalah sosial kemasyarakatan di dunia Islam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)