Jakarta: Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai meningkat seiring memasuki musim penghujan. Banyak anak-anak yang dilaporkan meninggal dunia akibat DBD.
Penyebab utama anak-anak menjadi korban karena para orang tua terlambat melakukan penanganan medis. Dokter Umum Indah Permata menyebut kemungkinan para orang tua tersebut takut membawa anaknya ke rumah sakit karena kasus covid-19.
Namun, Indah meminta agar orang tua membawa anaknya ke rumah sakit bahkan sejak hari pertama mengalami demam. Apalagi jika daerah rumahnya berada di daerah endemi DBD.
"Hari pertama langsung dibawa ke fasilitas kesehatan, jangan tunggu tiga hari kalau daerah sekitar merupakan daerah endemi dari DBD," ujar Indah dalam tayangan Newsline di Metro TV, Rabu, 17 November 2021.
Indah meminta agar para orang tua memiliki termometer di rumahnya. Kemudian, orang tua juga dikatakan harus waspada apabila anak mengalami demam tinggi hingga 39-40 derajat secara mendadak, tidak mau makan, dan rewel.
Meski gejala DBD hampir sama dengan covid-19, Indah menjelaskan jika DBD memiliki gejala sakit kepala, pendarahan, dan timbul bintik kemerahan pada anak. Sedangkan, gejala pada covid-19 demamnya tidak setinggi DBD dan lebih kepada batuk atau masalah pernapasan.
“Kalau DBD lebih ke sakit kepala, pendarahan, kemudian pada anak-anak bisa timbul bintik kemerahan, tetapi kalau pada covid, demamnya tidak setinggi DBD, gejalanya lebih ke batuk atau pernapasan,” jelas Indah.
Fase DBD seperti pelana kuda yaitu fase demam, kritis dan pemulihan. Pada masa kritis yang harus diwaspadai yaitu adanya tanda-tanda dehidrasi. Pada masa tersebut, cairan di dalam pembuluh darah mulai keluar, anak pun menjadi lemas dan kekurangan cairan. Anak pun harus langsung dibawa ke rumah sakit.
Sebelumnya, kasus DBD di sejumlah daerah mulai meningkat. Di Kota Cimahi misalnya kasus DBD tahun ini naik dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. Dinas Kesehatan Kota Cimahi mencatat selama periode bulan Januari - November 2021 kasus DBD di Cimahi mencapai 480 kasus. (Widya Finola Ifani Putri)
Jakarta: Penyakit
Demam Berdarah Dengue (
DBD) mulai meningkat seiring memasuki musim penghujan. Banyak anak-anak yang dilaporkan meninggal dunia akibat DBD.
Penyebab utama anak-anak menjadi korban karena para orang tua terlambat melakukan penanganan medis. Dokter Umum Indah Permata menyebut kemungkinan para orang tua tersebut takut membawa anaknya ke rumah sakit karena kasus
covid-19.
Namun, Indah meminta agar orang tua membawa anaknya ke rumah sakit bahkan sejak hari pertama mengalami demam. Apalagi jika daerah rumahnya berada di daerah endemi DBD.
"Hari pertama langsung dibawa ke fasilitas kesehatan, jangan tunggu tiga hari kalau daerah sekitar merupakan daerah endemi dari DBD," ujar Indah dalam tayangan Newsline di Metro TV, Rabu, 17 November 2021.
Indah meminta agar para orang tua memiliki termometer di rumahnya. Kemudian, orang tua juga dikatakan harus waspada apabila anak mengalami demam tinggi hingga 39-40 derajat secara mendadak, tidak mau makan, dan rewel.
Meski gejala DBD hampir sama dengan covid-19, Indah menjelaskan jika DBD memiliki gejala sakit kepala, pendarahan, dan timbul bintik kemerahan pada anak. Sedangkan, gejala pada covid-19 demamnya tidak setinggi DBD dan lebih kepada batuk atau masalah pernapasan.
“Kalau DBD lebih ke sakit kepala, pendarahan, kemudian pada anak-anak bisa timbul bintik kemerahan, tetapi kalau pada covid, demamnya tidak setinggi DBD, gejalanya lebih ke batuk atau pernapasan,” jelas Indah.
Fase DBD seperti pelana kuda yaitu fase demam, kritis dan pemulihan. Pada masa kritis yang harus diwaspadai yaitu adanya tanda-tanda dehidrasi. Pada masa tersebut, cairan di dalam pembuluh darah mulai keluar, anak pun menjadi lemas dan kekurangan cairan. Anak pun harus langsung dibawa ke rumah sakit.
Sebelumnya, kasus DBD di sejumlah daerah mulai meningkat. Di Kota Cimahi misalnya kasus DBD tahun ini naik dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. Dinas Kesehatan Kota Cimahi mencatat selama periode bulan Januari - November 2021 kasus DBD di Cimahi mencapai 480 kasus. (
Widya Finola Ifani Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)
