antarafoto.com
antarafoto.com

Ide Mencari Pemimpin yang Dibenci Asing hanya Akal-akalan

05 Juli 2014 17:12
medcom.id, Jakarta: Menjelang Pemilu Presiden 2014 masyarakat Indonesia dibingungkan dengan pernyataan salah satu kubu calon presiden. Rakyat diminta mencari pemimpin yang dibenci, ditakuti, atau dicacimaki asing, karena itu yang benar.
 
Pernyataan yang pernah dilontarkan Bapak Bangsa Bung Karno itu dikutip oleh  mantan Wakasad Johannes Suryo Prabowo yang menjadi tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
 
"Pernyataan itu hanya akal-akalan saja untuk membangun kesan mirip Bung Karno. Suryo Prabowo harusnya paham, siapa yang justru bekerjasama dengan asing dan menjadi bagian dari kekuatan PRRI Permesta, itu harusnya contoh yang dipakai untuk kerjasama asing," kata Hasto kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (5/7/2014).

Hasto menambahkan pernyataan itu ingin mengesankan Jokowi sebagai pemimpin yang bekerja sama dengan asing sebaliknya kubu lawan dicitrakan sebagai pemimpin yang ditakuti asing karena memang tersangkut masalah Hak Asasi Manusia (HAM).
 
Padahal, lanjut Hasto, publik sangat ingat bagaimana tegasnya Jokowi terhadap bantuan Bank Dunia. Termasuk sikap tegasnya untuk mengambil alih kepemilikan perusahaan asing dari PT Palyja, perusahaan air yang selama ini dimiliki perusahaan asing.
 
"Itu adalah bukti nyata, bukan sekedar 'kecap'. Itu adalah fakta dan data yang selama ini tak pernah disampaikan Suryo Prabowo," ujarnya.
 
Ia menambahkan pernyataan Suryo Prabowo dapat menjadi bumerang karena menampilkan kesan Prabowo terzalimi. Sebab, dalam kenyataannya Jokowi yang mendapatkan serangan dan fitnah.
 
Berdasarkan keterangan yang marak beredar di dunia media sosial, Jokowi mendapat serangan berjumlah 98% pada awal puasa. Dari jenis serangan, Jokowi menerima 27 isu serangan, sedangkan Prabowo hanya 8 isu. "Data itu dikeluarkan Indonesia Indikator," kata Hasto.
 
Ia mengaku heran melihat Johannes Suryo Prabowo yang mengatakan Prabowo terzalimi. Faktanya, fitnah begitu masif ditebar Redaksi Obor Rakyat yang menyerang Jokowi secara brutal dan kini para pengelolanya sudah ditetapkan sebagai tersangka.
 
"Alhamdullilah, elektabilitas Jokowi tidak tergoyahkan. Rakyat semakin cerdas dan loyal ke Jokowi karena gagasan yang membumi tentang Indonesia," tandasnya.
 
Kesan Prabowo merupakan capres yang dizalimi juga gugur dengan sendirinya setelah data riset menunjukkan 204 psikolog menilai Prabowo memiliki orientasi kekuasaan yang begitu besar, dan dalam keadaan di bawah tekanan bisa salah mengambil tindakan. Dari data profil psikologi tersebut dapat diketahui siapa yang begitu bernafsu mengejar kekuasaan. (*)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NAV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan