Jakarta: Jumlah sampel DNA keluarga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 belum lengkap. Saat ini ada 111 sampel DNA keluarga korban.
"Belum (lengkap sampel DNA), baru ada 45 kurang 17 (sampel DNA)," ujar Karopenmas Mabes Polri Brigjen Rusdi Hartono dalam konferensi pers di Rumah Sakit (RS) Polri, Jakarta Timur, Selasa, 12 Januari 2021.
Rusdi menyebut dari ratusan sampel DNA itu dimungkinkan ada dua sampel yang digunakan untuk mengidentifikasi satu korban. Dia meminta keluarga korban dapat segera menyerahkan sampel DNA.
"Semakin banyak semakin baik nanti digunakan tim DVI untuk identifkasi terakhir. Sekarang masih bisa gunakan sidik jari maupun data-data yang lain," jelasnya.
Proses penyerahan sampel DNA tidak harus dilakukan di Jakarta dan Pontianak. Seluruh polda yang ada siap menerima DNA keluarga korban. Nantinya seluruh sampel DNA akan dipusatkan di RS Polri guna proses identifkasi.
Baca: KNKT: Pengunduhan Data FDR Black Box Makan Waktu 5 Hari
Adapun identitas korban yang diperlukan dalam proses identifikasi antara lain data primer mulai dari nama, usia, jenis kelamin, hubungan keluarga, alamat, rumus sidik jari, gigi, dan DNA. Serta data sekunder berupa foto terkahir korban, tampak gigi korban, ciri khusus seperti tatto dan sebagainya, catatan medis (tinggi dan berat badan, bekas operasi, cacat bawaan), barang korban ( pakaian yang dipakai, jam, cincin, kalung, anting, gigi palsu).
Pesawat Sriwijaya Air dengan call sign SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pukul 14.40 WIB, Sabtu, 9 Januari 2021. Pesawat berjenis Boeing 737-500 dengan nomor registrasi PK CLC itu lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, pukul 14.36 WIB.
Posisi terakhir pesawat itu berada di 11 mil laut utara Bandara Soetta, tepatnya di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu. Pesawat tercatat hendak menambah ketinggian dari 11 ribu ke 13 ribu kaki. Pesawat yang dipastikan jatuh itu mengangkut 62 orang yang terdiri atas 50 penumpang dan 12 kru.
Jakarta: Jumlah sampel DNA keluarga korban jatuhnya pesawat
Sriwijaya Air SJ-182 belum lengkap. Saat ini ada 111 sampel DNA keluarga korban.
"Belum (lengkap sampel DNA), baru ada 45 kurang 17 (sampel DNA)," ujar Karopenmas Mabes Polri Brigjen Rusdi Hartono dalam konferensi pers di Rumah Sakit (RS) Polri, Jakarta Timur, Selasa, 12 Januari 2021.
Rusdi menyebut dari ratusan sampel DNA itu dimungkinkan ada dua sampel yang digunakan untuk mengidentifikasi satu korban. Dia meminta
keluarga korban dapat segera menyerahkan sampel DNA.
"Semakin banyak semakin baik nanti digunakan tim DVI untuk identifkasi terakhir. Sekarang masih bisa gunakan sidik jari maupun data-data yang lain," jelasnya.
Proses penyerahan sampel DNA tidak harus dilakukan di Jakarta dan Pontianak. Seluruh polda yang ada siap menerima DNA keluarga korban. Nantinya seluruh sampel DNA akan dipusatkan di RS Polri guna proses identifkasi.
Baca:
KNKT: Pengunduhan Data FDR Black Box Makan Waktu 5 Hari
Adapun identitas korban yang diperlukan dalam proses identifikasi antara lain data primer mulai dari nama, usia, jenis kelamin, hubungan keluarga, alamat, rumus sidik jari, gigi, dan DNA. Serta data sekunder berupa foto terkahir korban, tampak gigi korban, ciri khusus seperti tatto dan sebagainya, catatan medis (tinggi dan berat badan, bekas operasi, cacat bawaan), barang korban ( pakaian yang dipakai, jam, cincin, kalung, anting, gigi palsu).
Pesawat Sriwijaya Air dengan
call sign SJ-182 rute Jakarta-Pontianak
hilang kontak pukul 14.40 WIB, Sabtu, 9 Januari 2021. Pesawat berjenis Boeing 737-500 dengan nomor registrasi PK CLC itu lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, pukul 14.36 WIB.
Posisi terakhir pesawat itu berada di 11 mil laut utara Bandara Soetta, tepatnya di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu. Pesawat tercatat hendak menambah ketinggian dari 11 ribu ke 13 ribu kaki. Pesawat yang dipastikan jatuh itu mengangkut 62 orang yang terdiri atas 50 penumpang dan 12 kru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)