Jakarta: Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama mengungkapkan bahwa puncak kasus covid varian XBB dan BQ ini akan terjadi pada November hingga awal Desember 2022.
"Ini karena tingkat penularannya cukup tinggi dibanding varian lain," ujar Ngabila saat dihubungi pada Sabtu, 12 November 2022.
Ngabila menyampaikan bahwa saat ini tren kasus terbaru adalah sekitar 2.000-2.500 kasus. Namun mayoritas hanya bergejala ringan maupun tanpa gejala. Meski begitu, ia meminta masyarakat untuk tidak panik karena peningkatan kasus ini.
"Kita cegah sakit dengan disiplin bermasker, hindari kerumunan terutama saat indoor, dan jauhi orang yang sedang batuk atau pilek," ujarnya.
Ia juga melanjutkan untuk mencegah kematian bagi kalangan yang rentan karena covid-19, masyarakat diminta untuk menjaga kesehatan, minum obat komorbid rutin, serta segera lengkapi vaksinasi.
Ngabila menyampaikan bahwa kebanyakan penularan terjadi dalam keluarga. Hal ini karena sulit mengidentifikasi klaster kantor dan aktivitas lainnya karena virusnya tergolong sangat cepat menyebar.
"Yang tidak menggunakan masker sama sekali kan di dalam rumah, kalau diluar rumah baik dikantor maupun sekolah kan pakai masker," tambahnya.
Ia juga menyampaikan bahwa sampai saat ini belum ada kenaikan proporsi kasus positif pada anak dan positifity rate sekolah. Dari hasil active case finding/skrining puskesmas sendiri sebesar 2,5 hingga tiga persen.
Ngabila juga mengatakan bahwa sampai saat ini testing dan tracing masih dijaga dengan baik oleh Pemerintah Provinsi untuk memutus mata rantai penularan. Ia juga mengungkapkan dalam tujuh hari terakhir sudah 7.000 orang yang di test PCR di Jakarta.
Sampai saat ini per Sabtu 12 November 2022 kasus terkonfirmasi covid-19 di DKI Jakarta mencapai 1.469.515 kasus. Sedangkan kasus terkonfirmasi covid Nasional mencapai 6.550.448 kasus.
(Fadhilla Syarafina)
Jakarta: Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama mengungkapkan bahwa puncak kasus
covid varian XBB dan BQ ini akan terjadi pada November hingga awal Desember 2022.
"Ini karena tingkat penularannya cukup tinggi dibanding varian lain," ujar Ngabila saat dihubungi pada Sabtu, 12 November 2022.
Ngabila menyampaikan bahwa saat ini tren
kasus terbaru adalah sekitar 2.000-2.500 kasus. Namun mayoritas hanya bergejala ringan maupun tanpa gejala. Meski begitu, ia meminta masyarakat untuk tidak panik karena peningkatan kasus ini.
"Kita cegah sakit dengan disiplin bermasker, hindari kerumunan terutama saat indoor, dan jauhi orang yang sedang batuk atau pilek," ujarnya.
Ia juga melanjutkan untuk mencegah kematian bagi kalangan yang rentan karena
covid-19, masyarakat diminta untuk menjaga kesehatan, minum obat komorbid rutin, serta segera lengkapi vaksinasi.
Ngabila menyampaikan bahwa kebanyakan penularan terjadi dalam keluarga. Hal ini karena sulit mengidentifikasi klaster kantor dan aktivitas lainnya karena virusnya tergolong sangat cepat menyebar.
"Yang tidak menggunakan masker sama sekali kan di dalam rumah, kalau diluar rumah baik dikantor maupun sekolah kan pakai masker," tambahnya.
Ia juga menyampaikan bahwa sampai saat ini belum ada kenaikan proporsi kasus positif pada anak dan positifity rate sekolah. Dari hasil
active case finding/skrining puskesmas sendiri sebesar 2,5 hingga tiga persen.
Ngabila juga mengatakan bahwa sampai saat ini testing dan tracing masih dijaga dengan baik oleh Pemerintah Provinsi untuk memutus mata rantai penularan. Ia juga mengungkapkan dalam tujuh hari terakhir sudah 7.000 orang yang di test PCR di Jakarta.
Sampai saat ini per Sabtu 12 November 2022 kasus terkonfirmasi covid-19 di DKI Jakarta mencapai 1.469.515 kasus. Sedangkan kasus terkonfirmasi covid Nasional mencapai 6.550.448 kasus.
(
Fadhilla Syarafina)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)