Jakarta: Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menjembatani para diaspora untuk ikut membangun Indonesia. Sebab pada umumnya dengan prestasi yang sudah mereka raih, jarang ada diaspora mau kembali ke Tanah Air.
Menristekdikti, Mohamad Nasir mengatakan, sejumlah program Kemenristekdikti seperti World Class Professor (WCP) dapat menjadi salah satu jembatan untuk meningkatkan peran diaspora bagi bangsa. Salah satunya dengan memperkuat kolaborasi riset antara diaspora dengan peneliti yang ada di dalam negeri.
"Kami juga sedang membuat terobosan bagaimana agar diaspora Indonesia bisa ikut berkontribusi membangun bangsa. Karena umumnya dengan prestasi yang sudah mereka raih, mereka jarang ada yang mau pulang," kata Nasir di World Post Graduate Expo (WPG) 2018, yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC) dari tanggal 12-13 Mei 2017.
Senada dengan Nasir, Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti, Kemenristekdikti, Ali Ghufron Mukti mengungkapkan, penyelenggaraan WCP menjadi jembatan bagi para ilmuwan diaspora untuk bekerja sama dengan dosen dalam negeri agar menghasilkan publikasi internasional. "Di sisi lain, saat ini Indonesia masih memerlukan lulusan Doktor yang mampu meningkatkan daya saing bangsa," kata Ghufron.
Mantan Wakil Menteri Kesehatan ini mengatakan, selain WCP, pihaknya juga memiliki program beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). Di mana melalui program ini, dapat mencetak dosen berkualifikasi Doktor dalam waktu hanya empat tahun studi.
Hasilnya, sangat menggembirakan, salah satu jebolan program ini adalah Grandprix yang menjadi Doktor termuda di Indonesia. "Bahkan, para lulusan PMDSU bisa menghasilkan hingga sembilan publikasi, tidak kalah kualitasnya dengan lulusan kampus luar negeri," papar Ghufron.
Berbagai program lainnya, seperti peningkatan kualifikasi dosen, Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (BUDI), Beasiswa Afirmasi PTNB, hingga proses pengajuan registrasi pendidik dapat ditanyakan langsung di booth Kemenristekdikti.
Tak hanya itu, terdapat pula program-program dan layanan yang dilakukan oleh unit-unit utama Kemenristekdikti lainnya, yang dipamerkan secara terintegrasi oleh Bagian Publikasi dan Dokumentasi, Biro Kerjasama dan Kompublik, Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti. Unit kerja ini telah lama menjalin kerjasama dengan My Study World, Raphael Michael Tan dalam tiga tahun terakhir.
Berdasarkan suksesnya penyelenggaraan pada tahun sebelumnya, maka pameran ini dikembangkan dengan mitra yang lebih luas. Acara WPG ini juga merupakan salah satu wujud kolaborasi, di mana sektor privat turut berkontribusi memberikan informasi kepada masyarakat luas terkait pendidikan tinggi.
"Saya harap hal ini bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh masyarakat. Begitu juga bagi para staf Kemenristekdikti agar dapat memberikan pelayanan yang baik," ujar Dirjen yang juga menjadi Ketua Panitia peringatan Hardiknas 2018 ini
Acara World Post Graduate Expo tahun ini menghadirkan 52 institusi yang berasal dari Belanda, Cina, Jerman, Indonesia, Irlandia, Malaysia, Singapura, Spanyol, Taiwan, Inggris, Swedia, Amerika Serikat, Eropa, dan Prancis. Selain itu, banyak program magister (S-2), doktoral (S-3), dan program lainnya yang ditawarkan selama acara pameran berlangsung oleh Ditjen SDID.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News