medcom.id, Kotawaringin Barat: Pancarian penumpang dan badan pesawat AirAsia QZ8501 telah memasuki hari kesepuluh, 39 jenazah telah ditemukan tim evakuasi gabungan.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko akan menyediakan sebuah pesawat Hercules TNI AU untuk menerbangkan pihak keluarga yang ingin melakukan prosesi tebar bunga di Selat Karimata.
"Saya sarankan kepada keluarga besar korban mari antar ke lapangan lokasi kejadian agar keluarga korban setidaknya bisa melihat kondisi sesungguhnya di lapangan sambil tabur bunga karena sudah dipastikan jatuhnya pesawat di laut," kata Moeldoko di Pangkalan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Selasa (6/1/2015).
Moeldoko berpikir, bisa saja dengan cara seperti itu situasi tegang ini bisa terpecahkan. Lanjut Moeldoko, beban psikokogi yang dimiliki keluarga penumpang bisa berkurang.
Sambung Panglima, keluarga diberikan keleluasaan waktu untuk menentukan prosesi tabur bunga. "Waktunya ditentukan keluarga besar, yang peting saya siapkan sejumlah Hercules dan kapal. Mau besok kapanpun saya serahkan pada keluraga besar," jelasnya.
Mengenai penolakan yang dilakukan sebagian keluarga penumpang AirAsia QZ8501, Moeldoko menyebut dia hanya mengutarakan apa yang dipikirkannya. Keputusan tetap ada di keluarga. Tapi, Moeldoko menjamin tindakan itu diambil bukan karena tim evakuasi gabungan menyerah.
"Prinsip saya hanya berikan pemikiran saya selanjutnya saya serahkan kepada keluarga korban bagi prajurit tidak akan berhenti apapun resikonya juga kami akan terus bekerja," tegas dia.
medcom.id, Kotawaringin Barat: Pancarian penumpang dan badan pesawat AirAsia QZ8501 telah memasuki hari kesepuluh, 39 jenazah telah ditemukan tim evakuasi gabungan.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko akan menyediakan sebuah pesawat Hercules TNI AU untuk menerbangkan pihak keluarga yang ingin melakukan prosesi tebar bunga di Selat Karimata.
"Saya sarankan kepada keluarga besar korban mari antar ke lapangan lokasi kejadian agar keluarga korban setidaknya bisa melihat kondisi sesungguhnya di lapangan sambil tabur bunga karena sudah dipastikan jatuhnya pesawat di laut," kata Moeldoko di Pangkalan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Selasa (6/1/2015).
Moeldoko berpikir, bisa saja dengan cara seperti itu situasi tegang ini bisa terpecahkan. Lanjut Moeldoko, beban psikokogi yang dimiliki keluarga penumpang bisa berkurang.
Sambung Panglima, keluarga diberikan keleluasaan waktu untuk menentukan prosesi tabur bunga. "Waktunya ditentukan keluarga besar, yang peting saya siapkan sejumlah Hercules dan kapal. Mau besok kapanpun saya serahkan pada keluraga besar," jelasnya.
Mengenai penolakan yang dilakukan sebagian keluarga penumpang AirAsia QZ8501, Moeldoko menyebut dia hanya mengutarakan apa yang dipikirkannya. Keputusan tetap ada di keluarga. Tapi, Moeldoko menjamin tindakan itu diambil bukan karena tim evakuasi gabungan menyerah.
"Prinsip saya hanya berikan pemikiran saya selanjutnya saya serahkan kepada keluarga korban bagi prajurit tidak akan berhenti apapun resikonya juga kami akan terus bekerja," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)