medcom.id, Jakarta: Indonesia mengangkat isu penyanderaan awak kapal Indonesia di perairan Sulu, Filipina, dalam sidang council sesi ke-116 Organisasi Maritim Internasional (International Maritime Organization/IMO), di London, Inggris, 4-8 Juli 2016.
"Kami juga aktif menyanggah pembajakan di perairan Indonesia yang dilaporkan sejumlah pihak asing yang tak sesuai dengan Pasal 101 UNCLOS (Konvensi PBB tentang Hukum Laut)," kata pimpinan delegasi Indonesia di IMO, Laksamana TNI (Purn) Marsetio, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/7/2016).
Berita pembajakan yang dikoarkan pihak asing amat merugikan Indonesia, terutama terkait keamanan dan keselamatan pelayaran. Pemberitaan mengenai pembajakan, kata Marsetio, membuat banyak kapal asing was-was berlayar di perairan Indonesia.
Persoalan lain yang diangkat delegasi Indonesia dalam sidang itu adalah risiko pencemaran dari aktivitas eksplorasi dan eksploitasi pengeboran minyak bawah laut.
"Kami menawarkan solusi alternatif agar terbentuk kerangka kerja regulasi yang mengatur tanggung jawab dan kompensasi jika terjadi polusi lintas batas akibat kegiatan pengeboran minyak. Baik dalam kerangka bilateral maupun regional," kata Marsetio.
Salah satu keputusan penting dari sidang council ini adalah penetapan tema Hari Maritim Dunia (World Maritime Day) 2017. Anggota sidang sepakat mengangkat tema "Menghubungkan Kapal, Pelabuhan, dan Manusia (Connecting Ships, Ports, and People).
Sidang council IMO diikuti oleh delegasi 40 negara dari total 171 negara anggota IMO. IMO adalah badan PBB yang berperan khusus merumuskan standar global terkait keselamatan, keamanan, dan perlindungan lingkungan maritim.
Delegasi Indonesia dipimpin Marsetio selaku Utusan Khusus Menteri Perhubungan untuk IMO, didampingi Atase Perhubungan Simson Sinaga dan Koordinator Fungsi Politik KBRI London Dindin Wahyudin.
Adapun anggota delegasi terdiri dari perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang kemaritiman, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Sekretariat Negara, SKK Migas, Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), dan Indonesia National Shipowners Association (INSA).
Pimpinan sidang adalah Jeffrey Lantz dari Amerika Serikat dan didampingi Sekretaris Jenderal IMO, Kitack Lim.
medcom.id, Jakarta: Indonesia mengangkat isu penyanderaan awak kapal Indonesia di perairan Sulu, Filipina, dalam sidang council sesi ke-116 Organisasi Maritim Internasional (International Maritime Organization/IMO), di London, Inggris, 4-8 Juli 2016.
"Kami juga aktif menyanggah pembajakan di perairan Indonesia yang dilaporkan sejumlah pihak asing yang tak sesuai dengan Pasal 101 UNCLOS (Konvensi PBB tentang Hukum Laut)," kata pimpinan delegasi Indonesia di IMO, Laksamana TNI (Purn) Marsetio, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/7/2016).
Berita pembajakan yang dikoarkan pihak asing amat merugikan Indonesia, terutama terkait keamanan dan keselamatan pelayaran. Pemberitaan mengenai pembajakan, kata Marsetio, membuat banyak kapal asing was-was berlayar di perairan Indonesia.
Persoalan lain yang diangkat delegasi Indonesia dalam sidang itu adalah risiko pencemaran dari aktivitas eksplorasi dan eksploitasi pengeboran minyak bawah laut.
"Kami menawarkan solusi alternatif agar terbentuk kerangka kerja regulasi yang mengatur tanggung jawab dan kompensasi jika terjadi polusi lintas batas akibat kegiatan pengeboran minyak. Baik dalam kerangka bilateral maupun regional," kata Marsetio.
Salah satu keputusan penting dari sidang council ini adalah penetapan tema Hari Maritim Dunia (World Maritime Day) 2017. Anggota sidang sepakat mengangkat tema "Menghubungkan Kapal, Pelabuhan, dan Manusia (Connecting Ships, Ports, and People).
Sidang council IMO diikuti oleh delegasi 40 negara dari total 171 negara anggota IMO. IMO adalah badan PBB yang berperan khusus merumuskan standar global terkait keselamatan, keamanan, dan perlindungan lingkungan maritim.
Delegasi Indonesia dipimpin Marsetio selaku Utusan Khusus Menteri Perhubungan untuk IMO, didampingi Atase Perhubungan Simson Sinaga dan Koordinator Fungsi Politik KBRI London Dindin Wahyudin.
Adapun anggota delegasi terdiri dari perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang kemaritiman, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Sekretariat Negara, SKK Migas, Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), dan Indonesia National Shipowners Association (INSA).
Pimpinan sidang adalah Jeffrey Lantz dari Amerika Serikat dan didampingi Sekretaris Jenderal IMO, Kitack Lim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)