medcom.id, Jakarta: Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito menyebut peredaran dan penyalahgunaan obat ilegal sebagai kejahatan kemanusiaan. Tindakan itu dapat merusak bangsa Indonesia.
"Karena menyangkut perkara penting dan berdampak langsung terhadap ketahanan bangsa, menyangkut aspek kesehatan dan jiwa manusia, sosial, ekonomi dan produktivitas bangsa dan aspek keamanan ketertiban masyarakat," kata Penny dalam peluncuran pencanangan aksi nasional pemberantasan obat ilegal dan penyalahgunaan obat di Lapangan Utama Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Cibubur, Jakarta Timur, Selasa 3 Oktober 2017.
Ia mengatakan, hasil pengawasan rutin BPOM menunjukkan masih banyak peredaran dan penyalahgunaan obat ilegal di masyarakat. Namun, ia mengapresiasi jajaran kepolisian dan BNN yang selama ini mendampingi dan mendukung BPOM secara teknis dalam upaya penindakan hukum.
Menurut Penny, peredaran dan penyalahgunaan obat ilegal sangat berbahaya bila tak dicegah. Kecenderungan penyalahgunaan obat menjadi pintu masuk konsumsi narkoba.
"Penyalahgunaan obat keras tertentu yang ilegal seperti somadril, PCC, atau tramadol dapat diperoleh dengan harga yang relatif lebih murah," kata dia.
Penny mengklaim pihaknya sudah mengawasi peredaran obat secara komprehensif dari hulu ke hilir. Mulai sarana produksi hingga pelayanan kesehatan. Namun, ia mengakui BPOM tidak bisa optimal tanpa dukungan kerja sama lintas sektor dan lintas pemerintahan.
"BPOM sendiri sebagai institusi strategis terus mereformasikam diri, membuat sistem dan pengawasan obat dan makanan untuk upaya peningkatan pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat," ujar dia.
medcom.id, Jakarta: Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito menyebut peredaran dan penyalahgunaan obat ilegal sebagai kejahatan kemanusiaan. Tindakan itu dapat merusak bangsa Indonesia.
"Karena menyangkut perkara penting dan berdampak langsung terhadap ketahanan bangsa, menyangkut aspek kesehatan dan jiwa manusia, sosial, ekonomi dan produktivitas bangsa dan aspek keamanan ketertiban masyarakat," kata Penny dalam peluncuran pencanangan aksi nasional pemberantasan obat ilegal dan penyalahgunaan obat di Lapangan Utama Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Cibubur, Jakarta Timur, Selasa 3 Oktober 2017.
Ia mengatakan, hasil pengawasan rutin BPOM menunjukkan masih banyak peredaran dan penyalahgunaan obat ilegal di masyarakat. Namun, ia mengapresiasi jajaran kepolisian dan BNN yang selama ini mendampingi dan mendukung BPOM secara teknis dalam upaya penindakan hukum.
Menurut Penny, peredaran dan penyalahgunaan obat ilegal sangat berbahaya bila tak dicegah. Kecenderungan penyalahgunaan obat menjadi pintu masuk konsumsi narkoba.
"Penyalahgunaan obat keras tertentu yang ilegal seperti somadril, PCC, atau tramadol dapat diperoleh dengan harga yang relatif lebih murah," kata dia.
Penny mengklaim pihaknya sudah mengawasi peredaran obat secara komprehensif dari hulu ke hilir. Mulai sarana produksi hingga pelayanan kesehatan. Namun, ia mengakui BPOM tidak bisa optimal tanpa dukungan kerja sama lintas sektor dan lintas pemerintahan.
"BPOM sendiri sebagai institusi strategis terus mereformasikam diri, membuat sistem dan pengawasan obat dan makanan untuk upaya peningkatan pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)