Presiden Joko Widodo memasang bleketepe di kediamannya di Surakarta, Jawa Tengah. (Foto: ANTARA/Wijaja)
Presiden Joko Widodo memasang bleketepe di kediamannya di Surakarta, Jawa Tengah. (Foto: ANTARA/Wijaja)

Tradisi Bleketepe dan Maknanya dalam Pernikahan Adat Jawa

07 November 2017 09:59
medcom.id, Jakarta: Pernikahan putri Presiden Joko Widodo Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution yang prosesinya digelar mulai hari ini, Selasa 7 November diawali dengan pemasangan bleketepe oleh Presiden Jokowi beserta keluarga.
 
Bleketepe sendiri merupakan anyaman dari daun kelapa yang menjadi simbolisasi dimulainya hajat pernikahan dalam adat Jawa.
 
Budayawan Kanjeng Pangeran Aryo Winarko Kusumo menjelaskan, sebelum pemasangan bleketepe, rangkaian hajat pernikahan adat Jawa umumnya diawali dengan adhang atau menanak nasi pertama.

"Adhang pertama ini maksudnya keluarga memperlai mempersiapkan untuk memberi makan orang yang bekerja memasang tarub. Setelah adhang dilanjutkan dengan pasang bleketepe," kata Kanjeng Win, dalam Selamat Pagi Indonesia, Selasa 7 November 2017.
 
Kanjeng menuturkan, tradisi bleketepe atau pemasangan tarub dimulai sejak masa Ki Ageng Tarub. Pada zamannya, bleketepe dibuat dari anyaman dan kelapa yang bertujuan meneduhkan masyarakat atau tamu yang hadir di pernikahan.
 
"Walaupun hanya satu lembar, nuansanya bisa mengayomi semua," ungkapnya.
 
Kanjeng Win mengatakan, bleketepe bisa saja dibuat mengelilingi rumah, tetapi yang saat ini digunakan hanya sebagai simbol bahwa akan ada hajat pernikahan. Tak hanya bleketepe, keluarga mempelai perempuan juga umumnya turut menghias pintu masuk rumah dengan buah dan sayur mayur sebagai tanda kemakmuran.
 
"Bleketepe ini dipasang di atas pintu gerbang masuk pendopo. Secara simbolis sebagai lambang bahwa hari ini Jokowi punya hajat mantu," jelasnya.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan