Jakarta: Jalur pedestrian di Jalan Kali Baru Timur, Kemayoran, Jakarta Pusat, berubah menjadi tempat berjualan pedagang. Situasi ini dikeluhkan pejalan kaki.
Salah satu pejalan kaki, Manurung, 56, menyayangkan alih fungsi jalur pedestrian tersebut. Ia mengatakan para pejalan kaki terpaksa melintas di bahu jalan raya.
"Itu jelas-jelas buat pejalan kaki, apalagi di situ ada guiding block atau jalan pemandu yang merupakan fasilitas bagi penyandang disabilitas tapi malah buat berdagang," keluh Manurung saat ditemui di kawasan Pasar Nangka Bungur, Jakarta Pusat, Senin, 28 Maret 2022.
Salah satu pedagang berinisial JR mengaku dirinya mendapat izin berjualan di jalur pedestrian tersebut dari Kelurahan Utan Panjang. Pedagang sudah dua tahun berjualan di atas jalur pedestrian yang diperuntukkan buat pejalan kaki dan disabilitas tersebut.
"Iya kita tahu di sini memang buat pejalan kaki, tapi kita kan dapat izin dari kelurahan. Pejalan kaki kan bisa jalan di atas jalan besar itu," ucap JR.
Baca: Urai Kemacetan, Akses Simpang Jalan Raya Bekasi Ditutup Sementara
Ia mengatakan setiap pedagang dikenakan Rp15 ribu setiap harinya. Uang itu disebut untuk keamanan dan kebersihan. Seluruh uang tersebut dipungut oleh petugas pasar Nangka Bungur.
"Keamanan Rp10 ribu, kebersihan Rp5 ribu untuk satu pedagang. Itu wajib kita bayar setiap hari kalau mau berdagang di sini," ucapnya.
Lurah Utan Panjang Amadeo membantah mengizinkan pedagang jualan di jalur pedestrian tersebut. Ia mengatakan para pedagang telah menempati lokasi itu sekitar dua tahun.
"Jumlah pedagang ada 100 yang dagang di sana. Kita tidak pernah memberikan izin sama sekali dan tidak pernah ada pertemuan dengan pedagang terkait perizinan berdagang di situ," ujar Amadeo.
Jakarta: Jalur
pedestrian di Jalan Kali Baru Timur, Kemayoran,
Jakarta Pusat, berubah menjadi tempat berjualan pedagang. Situasi ini dikeluhkan pejalan kaki.
Salah satu pejalan kaki, Manurung, 56, menyayangkan alih fungsi jalur pedestrian tersebut. Ia mengatakan para pejalan kaki terpaksa melintas di bahu jalan raya.
"Itu jelas-jelas buat pejalan kaki, apalagi di situ ada
guiding block atau jalan pemandu yang merupakan fasilitas bagi penyandang disabilitas tapi malah buat berdagang," keluh Manurung saat ditemui di kawasan Pasar Nangka Bungur, Jakarta Pusat, Senin, 28 Maret 2022.
Salah satu pedagang berinisial JR mengaku dirinya mendapat izin berjualan di jalur pedestrian tersebut dari Kelurahan Utan Panjang. Pedagang sudah dua tahun berjualan di atas jalur pedestrian yang diperuntukkan buat pejalan kaki dan disabilitas tersebut.
"Iya kita tahu di sini memang buat pejalan kaki, tapi kita kan dapat izin dari kelurahan. Pejalan kaki kan bisa jalan di atas jalan besar itu," ucap JR.
Baca:
Urai Kemacetan, Akses Simpang Jalan Raya Bekasi Ditutup Sementara
Ia mengatakan setiap pedagang dikenakan Rp15 ribu setiap harinya. Uang itu disebut untuk keamanan dan kebersihan. Seluruh uang tersebut dipungut oleh petugas pasar Nangka Bungur.
"Keamanan Rp10 ribu, kebersihan Rp5 ribu untuk satu pedagang. Itu wajib kita bayar setiap hari kalau mau berdagang di sini," ucapnya.
Lurah Utan Panjang Amadeo membantah mengizinkan
pedagang jualan di jalur pedestrian tersebut. Ia mengatakan para pedagang telah menempati lokasi itu sekitar dua tahun.
"Jumlah pedagang ada 100 yang dagang di sana. Kita tidak pernah memberikan izin sama sekali dan tidak pernah ada pertemuan dengan pedagang terkait perizinan berdagang di situ," ujar Amadeo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
