medcom.id, Jakarta: 16 Kepala Keluarga yang tinggal di gedung SMPN 22 Jakarta terancam digusur. Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi pun mengaku siap pasang badan untuk mereka.
Prasetyo menyampaikan keberadaan warga di sana bukan tanpa alasan. Mereka dinilai berjasa karena sudah membentuk SMPN 22 dan SDN 06 Jakarta.
"Mereka sudah ada sejak tahun 1958 dan saat itu orang tua mereka disuruh membuat sekolah negeri. Jadilah itu. Sekarang, sekolah mau direnovasi dan mereka disuruh pergi," kata Prasetyo kepada Metrotvnews.com, Jakarta Pusat, Senin, 31 Juli 2017.
Prasetyo menuturkan, Pemprov DKI Jakarta harus memberikan tempat tinggal baru untuk 16 KK. Setidaknya, warga diberikan rumah susun.
"Saya sebenernya mendukung program pemerintah untuk merenovasi sekolah itu. Tapi mereka (warga) juga harus dipikirkan," ujar dia.
Prasetyo tak setuju bila warga harus angkat kaki dari sekolah tersebut sebelum Pemprov DKI menyiapkan rusun. Bila hal itu terjadi, politikus PDI Perjuangan ini siap pasang badan.
"Iya saya siap pasang badan kalau ini dieksekusi. Kalo sekolahnya silakan. Kalo rumahnya jangan dulu kalo belom dapat rumah," ujar dia.
Di sela-sela kegiatannya, Prasetyo menelpon Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Susi Nurhayati. Dia menanyakan solusi yang ditawarkan Dinas Pendidikan.
"Kalau hanya dikasih gratis selama tiga bulan ya mereka tidak mau lah. Tolong dikasih rusun yang dia enggak perlu sewa lagi," ujar Prasetyo kepada Susi melalui sambungan telepon.
Prasetyo berjanji bakal membicarakan masalah ini pada Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat bila kunjung mendapatkan solusinya. Ia tak ingin gubernur bertindak sesukanya.
"Mereka melaporkan ke saya sebagai wakil rakyat, ya saya harus bicara dengan eksekutif. Mereka ini kan manusia. Tolong mereka dikasih rusun gratis selamanya," ujar Prasetyo.
medcom.id, Jakarta: 16 Kepala Keluarga yang tinggal di gedung SMPN 22 Jakarta terancam digusur. Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi pun mengaku siap pasang badan untuk mereka.
Prasetyo menyampaikan keberadaan warga di sana bukan tanpa alasan. Mereka dinilai berjasa karena sudah membentuk SMPN 22 dan SDN 06 Jakarta.
"Mereka sudah ada sejak tahun 1958 dan saat itu orang tua mereka disuruh membuat sekolah negeri. Jadilah itu. Sekarang, sekolah mau direnovasi dan mereka disuruh pergi," kata Prasetyo kepada Metrotvnews.com, Jakarta Pusat, Senin, 31 Juli 2017.
Prasetyo menuturkan, Pemprov DKI Jakarta harus memberikan tempat tinggal baru untuk 16 KK. Setidaknya, warga diberikan rumah susun.
"Saya sebenernya mendukung program pemerintah untuk merenovasi sekolah itu. Tapi mereka (warga) juga harus dipikirkan," ujar dia.
Prasetyo tak setuju bila warga harus angkat kaki dari sekolah tersebut sebelum Pemprov DKI menyiapkan rusun. Bila hal itu terjadi, politikus PDI Perjuangan ini siap pasang badan.
"Iya saya siap pasang badan kalau ini dieksekusi. Kalo sekolahnya silakan. Kalo rumahnya jangan dulu kalo belom dapat rumah," ujar dia.
Di sela-sela kegiatannya, Prasetyo menelpon Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Susi Nurhayati. Dia menanyakan solusi yang ditawarkan Dinas Pendidikan.
"Kalau hanya dikasih gratis selama tiga bulan ya mereka tidak mau lah. Tolong dikasih rusun yang dia enggak perlu sewa lagi," ujar Prasetyo kepada Susi melalui sambungan telepon.
Prasetyo berjanji bakal membicarakan masalah ini pada Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat bila kunjung mendapatkan solusinya. Ia tak ingin gubernur bertindak sesukanya.
"Mereka melaporkan ke saya sebagai wakil rakyat, ya saya harus bicara dengan eksekutif. Mereka ini kan manusia. Tolong mereka dikasih rusun gratis selamanya," ujar Prasetyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)