medcom.id, Jakarta: Direktur PT Jakarta Monorail (PT JM) Sukmawati Syukur mengaku kecewa dengan langkah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang mengancam akan memutus kontrak dengan PT JM dalam penggarapan proyek pembangunan monorel. Menurut Sukmawati, Ahok jarang berkoordinasi dengan pihaknya.
"Rencana Pak Ahok kan berubah-ubah terus, yang jelas kami merasa diperlakukan tidak adil," kata Sukmawati dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Senin (12/1/2015).
Sukmawati tak takut dengan ancaman Ahok yang akan memutus kontrak kerja dengan PT JM. Namun, jika Ahok tetap memilih putus kontrak, pihaknya akan menempuh jalur hukum.
"Jangan lupa bahwa kami memiliki perjanjian kerjasama. Ada pasal yang mengatur soal pemutusan hubungan kerjasama dan mungkin kami akan mengambil langkah hukum, jika hak PT JM sebagai mitra resmi Pemprov DKI diabaikan," lanjutnya.
Selain itu, Sukmawati menjelaskan kendala yang dihadapi PT JM dalam pengerjaan proyek monorel di Jakarta. Dia juga menyangkal pihaknya kekurangan modal untuk mengerjakan proyek.
"Kendalanya yang utama karena tidak mendapat dukungan gubernur dan birokrasinya. Masalah apapun kalau didukung gubernurnya, pasti program bisa jalan kok," ketus Sukmawati.
Seperti diketahui, Ahok berencana membatalkan proyek pengerjaan monorel oleh PT JM yang akan membangun depo monorel di atas Waduk Setiabudi dan Tanah Abang. Menurut Ahok, pembanguan depo di dua lokasi itu melanggar izin penggunaan ruang terbuka hijau.
Selain itu, Ahok ragu PT JM tidak mampu mengerjakan monorel karena kekurangan modal. Sebab, PT JM tidak bisa memenuhi permintaan Pemprov DKI yang meminta jaminan bank sebesar 30 persen dari total investasi.
"Dari tiga poin itu tak satupun bisa dia penuhi. Yakni soal jaminan bank, Tanah Abang dan Setiabudi. Kamu mau enggak BKT (Banjir Kanal Timur) jebol? Lapindo aja dibor bisa jebol. Jaminan bank yang diminta DKI 30 persen. Tapi PT JM maunya satu persen. Takut enggak kalau gitu?" ujar Ahok, 9 Desember 2014 lalu.
medcom.id, Jakarta: Direktur PT Jakarta Monorail (PT JM) Sukmawati Syukur mengaku kecewa dengan langkah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang mengancam akan memutus kontrak dengan PT JM dalam penggarapan proyek pembangunan monorel. Menurut Sukmawati, Ahok jarang berkoordinasi dengan pihaknya.
"Rencana Pak Ahok kan berubah-ubah terus, yang jelas kami merasa diperlakukan tidak adil," kata Sukmawati dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Senin (12/1/2015).
Sukmawati tak takut dengan ancaman Ahok yang akan memutus kontrak kerja dengan PT JM. Namun, jika Ahok tetap memilih putus kontrak, pihaknya akan menempuh jalur hukum.
"Jangan lupa bahwa kami memiliki perjanjian kerjasama. Ada pasal yang mengatur soal pemutusan hubungan kerjasama dan mungkin kami akan mengambil langkah hukum, jika hak PT JM sebagai mitra resmi Pemprov DKI diabaikan," lanjutnya.
Selain itu, Sukmawati menjelaskan kendala yang dihadapi PT JM dalam pengerjaan proyek monorel di Jakarta. Dia juga menyangkal pihaknya kekurangan modal untuk mengerjakan proyek.
"Kendalanya yang utama karena tidak mendapat dukungan gubernur dan birokrasinya. Masalah apapun kalau didukung gubernurnya, pasti program bisa jalan kok," ketus Sukmawati.
Seperti diketahui, Ahok berencana membatalkan proyek pengerjaan monorel oleh PT JM yang akan membangun depo monorel di atas Waduk Setiabudi dan Tanah Abang. Menurut Ahok, pembanguan depo di dua lokasi itu melanggar izin penggunaan ruang terbuka hijau.
Selain itu, Ahok ragu PT JM tidak mampu mengerjakan monorel karena kekurangan modal. Sebab, PT JM tidak bisa memenuhi permintaan Pemprov DKI yang meminta jaminan bank sebesar 30 persen dari total investasi.
"Dari tiga poin itu tak satupun bisa dia penuhi. Yakni soal jaminan bank, Tanah Abang dan Setiabudi. Kamu mau enggak BKT (Banjir Kanal Timur) jebol? Lapindo aja dibor bisa jebol. Jaminan bank yang diminta DKI 30 persen. Tapi PT JM maunya satu persen. Takut enggak kalau gitu?" ujar Ahok, 9 Desember 2014 lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LOV)