medcom.id Jakarta: Aksi penodongan terhadap seorang ibu dan balita terjadi di dalam angkutan kota (angkot) Koperasi Wahana Kalpika (KWK) jurusan Rawamangun-Pulogadung beberapa waktu lalu. Salah satu caranya dengan membuat sopir sadar akan tanggung jawab mereka, serta dapat berpikir cepat dalam kejadian.
Subejo, salah satu sopir angkutang umum jurusan Pondok Labu-Kebayoran Lama mengaku sangat menyayangkan kejadian penodongan terhadap ibu dan balita tersebut bisa terjadi. Bila itu terjadi di kendaraannya, dia mengaku akan memberikan perlindungan kepada penumpang.
"Kalau seandainya ada perampok di dalam angkot kita, langsung saya bawa ke pos polisi terdekat dan saya langsung masukan mobil saya ke dalam situ," kata Subejo, di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa 11 April 2017
Maka dari itu, Subejo meminta kepada pihak kepolisian dan penumpang untuk bekerja sama. "Makanya kalau pos polisi itu jangan selalu ditutup pintu gerbangnya, karena kenapa, pas waktu-waktu kita bawa penumpang yang sedang dirampok, kita masukan ke dalam kawasan pos," ujar Subejo
Bapak dua orang ini mengaku apa bila penumpangnya menjadi korban perampokan di dalam angkot miliknya dirinya mengaku akan menberikan pertolongan dan tanggung jawab kepada korban. Seperti membawa ke rumah sakit atau membawa ke rumah korban.
"Saya saya sebagai sopir pasti tanggung jawab tidak lepas tangan. Saya akan bawa mereka ke rumah sakit apa bila mereka terluka, kalau kecopetan yaa saya geratisakan ongkosnya," tutur Subejo
Subejo menambahkan dengan kejadian penodongan yang terjadi di Jakarta Timur bisa membuat kesadaran para sopir untuk lebih waspada. Subejo juga menginginkan agar pelaku penodongan di Jakarta Timur itu bisa dihukum berat.
"Rampok ya rampok, masuk penjara keluar lagi sama saja tidak akan jera, hukum yang seberat-beratnya," tutur Subejo.
medcom.id Jakarta: Aksi penodongan terhadap seorang ibu dan balita terjadi di dalam angkutan kota (angkot) Koperasi Wahana Kalpika (KWK) jurusan Rawamangun-Pulogadung beberapa waktu lalu. Salah satu caranya dengan membuat sopir sadar akan tanggung jawab mereka, serta dapat berpikir cepat dalam kejadian.
Subejo, salah satu sopir angkutang umum jurusan Pondok Labu-Kebayoran Lama mengaku sangat menyayangkan kejadian penodongan terhadap ibu dan balita tersebut bisa terjadi. Bila itu terjadi di kendaraannya, dia mengaku akan memberikan perlindungan kepada penumpang.
"Kalau seandainya ada perampok di dalam angkot kita, langsung saya bawa ke pos polisi terdekat dan saya langsung masukan mobil saya ke dalam situ," kata Subejo, di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa 11 April 2017
Maka dari itu, Subejo meminta kepada pihak kepolisian dan penumpang untuk bekerja sama. "Makanya kalau pos polisi itu jangan selalu ditutup pintu gerbangnya, karena kenapa, pas waktu-waktu kita bawa penumpang yang sedang dirampok, kita masukan ke dalam kawasan pos," ujar Subejo
Bapak dua orang ini mengaku apa bila penumpangnya menjadi korban perampokan di dalam angkot miliknya dirinya mengaku akan menberikan pertolongan dan tanggung jawab kepada korban. Seperti membawa ke rumah sakit atau membawa ke rumah korban.
"Saya saya sebagai sopir pasti tanggung jawab tidak lepas tangan. Saya akan bawa mereka ke rumah sakit apa bila mereka terluka, kalau kecopetan yaa saya geratisakan ongkosnya," tutur Subejo
Subejo menambahkan dengan kejadian penodongan yang terjadi di Jakarta Timur bisa membuat kesadaran para sopir untuk lebih waspada. Subejo juga menginginkan agar pelaku penodongan di Jakarta Timur itu bisa dihukum berat.
"Rampok ya rampok, masuk penjara keluar lagi sama saja tidak akan jera, hukum yang seberat-beratnya," tutur Subejo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)