Ilustrasi. Foto: MI/Vicky Gustiawan
Ilustrasi. Foto: MI/Vicky Gustiawan

Orang Tua Harus Jujur soal Kesehatan Anak Sebelum Divaksin Covid-19

Fachri Audhia Hafiez • 24 Februari 2022 10:08
Jakarta: Juru bicara vaksinasi covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, minta kepada orang tua untuk jujur sebelum anak diberikan vaksin covid-19. Khususnya, terkait kondisi kesehatan anak.
 
"Orang tua harus jujur mengatakan kesehatan anaknya. Seringkali kan anaknya sebenarnya demam, enggak enak badan ya, tapi kemudian tetap dimintakan untuk divaksinasi," kata Nadia dalam program Ngobrol Sehat di Instagram @radiokesehatan Kemenkes, dikutip Kamis, 24 Februari 2022.
 
Nadia mengatakan kesehatan anak menentukan kondisi pascavaksin, yakni terkait kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Orang tua diharapkan bisa bekerja sama menceritakan kondisi anak sebelum disuntikkan vaksin.

"Kita ada skrining, orang tua nanti mengisi form skrining-nya. Kalau anak-anak ada penyakit-penyakit penyerta, misalnya sesak, obati dulu ya dengan kontrol ke Puskesmas atau kontrol kepada dokter anak yang merawatnya," jelas Nadia.
 
Baca: 9,2 Juta Anak Usia 6-11 Tahun Tuntas Divaksinasi
 
Nadia juga mengingatkan bahwa orang tua tak perlu khawatir bila sementara menunda vaksinasi untuk anak. Karena jadwal vaksinasi bisa diatur ulang.
 
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat (Ditjen Kesmas) Kemenkes itu juga menjelaskan terkait KIPI yang berpotensi dialami anak yang kondisinya prima. Orang tua diharapkan tak khawatir karena KIPI tergolong ringan dan bisa diatasi.
 
"Biasanya efek samping ringan, nyeri atau bengkak demam. Kita bisa berikan pertolongan pertama, misalnya nyeri kita berikan obat pengurang nyeri, atau obat demam, penurun panas," papar Nadia.
 
Nadia mengatakan orang tua tak perlu khawatir dengan vaksin covid-19 untuk anak. Karena vaksin yang digunakan sudah mendapat rekomendasi dari berbagai pihak.
 
Rekomendasi itu datang dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ikatan Dokter Anak Indonesia, dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI). KIPI yang berpotensi terjadi dipastikan tak mengkhawatirkan.
 
"Bahwa mungkin terjadi KIPI tapi manfaat yang kita terima dibandingkan dengan kejadian KIPI jauh lebih besar. Ahli, dokter anak, mengatakan yang terbaik adalah tetap kita divaksin," ujar Nadia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan