medcom.id, Jakarta: Sabtu, 22 Agustus, jadi akhir pekan pertama bagi warga Kampung Pulo, Jakarta Timur, yang digusur menempati hunian baru yang disediakan Pemprov DKI Jakarta, yakni Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat.
Dari sejumlah warga yang direlokasi, satu di antaranya Sulaiman. Pria berusia 63 tahun ini mengaku berat harus pindah ke Rusunawa Jatinegara. Sebab, ia rugi ratusan juta rupiah akibat pindah dari rumah lamanya.
"Lebih enak rumah yang dulu karena saya sudah bangun pakai keringat sendiri, eh dipindah," aku Sulaiman kepada Metrotvnews.com, Jakarta, Sabtu (22/8/2015).
Sulaiman bercerita, rumahnya yang ada di Kampung Pulo bukan rumah biasa. Rumah itu bisa dikatakan terbilang mewah. Sebab, rumah itu punya luas 11x9 meter, dan bisa menampung dia bersama delapan anggota keluarganya.
Dia pun mengeluh. Sebab, dia rugi banyak. "Terkecuali rumah kecil, petak enggak apa-apa deh dipindah, karena dia untung. Lah kalau saya, rumah yang di sana besar, NJOP-nya besar. Dihitung-hitung rugi ratusan juta," kata dia.
Sulaiman bersama keluarga di rumah lama (MTVN.Suci)
Jika dibandingkan dengan rumah sebelumnya, kata Sulaiman, Rusunawa Jatinegara terbilang kecil. Ukuran rumah yang kini ditinggalinya hanya 30 meter.
Apesnya, kata dia, uang kerohanian yang dijanjikan sebelumnya ternyata nihil. Jika janji 25 persen dari NJOP itu menjadi kompensasi atas penggusuran rumah, Sulaiman mengaku, dana itu bisa menjadi modal buat mencari rumah baru tanpa tinggal di rusunawa. Sehingga, rusun itu bisa digunakan warga lain yang lebih membutuhkan.
"Ada tanaman, ada peliharaan seperti burung. Janjinya mau dikasih, tapi pada akhirnya mana? Enggak ada," tukasnya.
medcom.id, Jakarta: Sabtu, 22 Agustus, jadi akhir pekan pertama bagi warga Kampung Pulo, Jakarta Timur, yang digusur menempati hunian baru yang disediakan Pemprov DKI Jakarta, yakni Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat.
Dari sejumlah warga yang direlokasi, satu di antaranya Sulaiman. Pria berusia 63 tahun ini mengaku berat harus pindah ke Rusunawa Jatinegara. Sebab, ia rugi ratusan juta rupiah akibat pindah dari rumah lamanya.
"Lebih enak rumah yang dulu karena saya sudah bangun pakai keringat sendiri, eh dipindah," aku Sulaiman kepada Metrotvnews.com, Jakarta, Sabtu (22/8/2015).
Sulaiman bercerita, rumahnya yang ada di Kampung Pulo bukan rumah biasa. Rumah itu bisa dikatakan terbilang mewah. Sebab, rumah itu punya luas 11x9 meter, dan bisa menampung dia bersama delapan anggota keluarganya.
Dia pun mengeluh. Sebab, dia rugi banyak. "Terkecuali rumah kecil, petak enggak apa-apa deh dipindah, karena dia untung. Lah kalau saya, rumah yang di sana besar, NJOP-nya besar. Dihitung-hitung rugi ratusan juta," kata dia.
Sulaiman bersama keluarga di rumah lama (MTVN.Suci)
Jika dibandingkan dengan rumah sebelumnya, kata Sulaiman, Rusunawa Jatinegara terbilang kecil. Ukuran rumah yang kini ditinggalinya hanya 30 meter.
Apesnya, kata dia, uang kerohanian yang dijanjikan sebelumnya ternyata nihil. Jika janji 25 persen dari NJOP itu menjadi kompensasi atas penggusuran rumah, Sulaiman mengaku, dana itu bisa menjadi modal buat mencari rumah baru tanpa tinggal di rusunawa. Sehingga, rusun itu bisa digunakan warga lain yang lebih membutuhkan.
"Ada tanaman, ada peliharaan seperti burung. Janjinya mau dikasih, tapi pada akhirnya mana? Enggak ada," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TII)
