medcom.id, Jakarta: Relawan pendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama, Teman Ahok sadar harus bisa mandiri untuk tetap bisa membantu Ahok. Caranya, mereka menjajakan segala merchandise tentang Ahok.
Juru bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas mengatakan, seluruh anggota Teman Ahok telah berkomitmen untuk bisa hidup mandiri tanpa bantuan dari orang lain. Hal ini juga sudah terbukti dari awal mereka terbentuk dengan tidak meminta sumbangan dari pihak mana pun.
"Teman Ahok sudah berkomitmen untuk tidak meminta (dana) kepada kandidat maupun merepotkan tim sukses," ungkap Amalia, ketika Metrotvnews.com menyambangi markas Teman Ahok di Graha Pejaten, Jakarta Selatan, Senin (3/10/2016).
Teman Ahok, kata perempuan yang akrab disapa Lia itu, membangun usaha sendiri. Mereka sepakat menjual segala pernak-pernik tentang Ahok, jadi, bagi mereka yang ingin membantu mendanai Ahok maupun Teman Ahok, mereka dipersilakan untuk membeli merchandise tersebut.
Lia menjelaskan, saat ini Teman Ahok menjual kaos, kemeja, polo shirt, handuk, sepatu, dan berbagai barang dagangan lainnya. Mereka berjualan dengan dua sistem, online dan offline.
Untuk penjualan dengan sistem online, Lia mengungkapkan tidak banyak berbeda dari penjualan e-commerce yang ada. Namun, salah satu keunggulan penjualan Teman Ahok lewat sistem online yakni mereka akan terus menginformasikan total omzet yang telah mereka dapatkan lewat situs www.TemanAhok.com.
Total omzet yang ditampilkan dalam situs resmi mereka, jelas salah satu pendiri Teman Ahok itu, sebagai bentuk transparansi relawan dalam Pilkada DKI 2017 mendatang.
"Ini agar kita bisa transparan kepada publik," paparnya.
Salah satu merchandise tentang Ahok -- Foto: MTVN/ Damar Iradat
Selain penjualan secara online, Teman Ahok juga berencana membuka booth penjualan secara offline. Rencananya, ada lima pusat perbelanjaan di Jakarta tempat penjualan offline Teman Ahok.
Lia menjelaskan, nantinya, keuntungan penjualan merchandise seluruhnya akan masuk ke dalam kantong Teman Ahok. Belum ada rencana hasil penjualan merchandise menjadi salah satu sumber dana kampanye Ahok pada Pilkada mendatang.
"(Dana) Yang dikumpulkan Teman Ahok, buat kita. Kalau (dana) kampanye, masih ada timses juga, kita ini kan side wingsnya," ucap Lia.
Untuk itu, baik Timses dan Teman Ahok telah menyiapkan dua rekening berbeda. Satu rekening disiapkan untuk kandidat Ahok dan Djarot Saiful Hidayat, dan rekening lainnya milik Teman Ahok.
"Rekening kandidat ini nanti akan berada di bawah timses Ahok-Djarot. Nanti akan kita sosialisasikan, kalau suporter mau bantu dana, silakan ditransfer ke rekening kandidat. Kalau mau bantu Teman Ahok, silakan membeli merchandise," jelas dia.
Kantongi Dua Modal
Berjualan merchandise diakui membutuhkan modal yang cukup besar. Namun, Teman Ahok telah menyiapkan dua modal untuk itu, yakni modal finansial dan modal sosial.
Modal finansial, kata Lia, Teman Ahok menggunakan keuntungan jualan merchandise yang sebelumnya mereka dapatkan saat melakukan gerakan agar Ahok maju independen. Uang itu dirasa cukup untuk membuat merchandise saat ini.
Saat ini, Teman Ahok juga sudah mencetak beberapa kaos dan kemeja. Bahkan, pada hari peluncuran situs www.TemanAhok.com Sabtu lalu, mereka berhasil mengumpulkan dana Rp17 juta.
"Sementara, kalau modal sosial ada bantual modal dari vendor-vendor yang udah bantuin kita selama ini," terang Lia.
Menurut dia, selama ini, tidak sedikit pihak yang bantu Teman Ahok berupa natura, misalnya mereka membantu dengan menyediakan barang jadi, seperti yang dilakukan vendor 910, yang menjadi produsen sepatu.
"Mereka membantu biaya produksi, mereka tidak minta profit. Yang kita jual itu keuntungannya, dan itu 100 persen untuk Teman Ahok," tuturnya.
"Sementara, kaos juga bantuan dari Kolabora, handuk dari Terry & Palmer. Tadi juga ada orang dari Korea Selatan mau bantu kita, nanti kasih jam dinding, 2000 jam per minggu, itu juga termasuk pajak," tambah Lia.
Dengan berjualan merchandise Ahok, Lia mengatakan, hal itu tidak hanya membantu Ahok, tapi juga Teman Ahok sendiri. Sebab, harus diakui, 30 anggota Teman Ahok yang ada saat ini juga tidak bisa terus bekerja tanpa dibayar.
"Kita sadar, bahwa tidak selamanya volunteer itu harus free," pungkas dia.
medcom.id, Jakarta: Relawan pendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama, Teman Ahok sadar harus bisa mandiri untuk tetap bisa membantu Ahok. Caranya, mereka menjajakan segala
merchandise tentang Ahok.
Juru bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas mengatakan, seluruh anggota Teman Ahok telah berkomitmen untuk bisa hidup mandiri tanpa bantuan dari orang lain. Hal ini juga sudah terbukti dari awal mereka terbentuk dengan tidak meminta sumbangan dari pihak mana pun.
"Teman Ahok sudah berkomitmen untuk tidak meminta (dana) kepada kandidat maupun merepotkan tim sukses," ungkap Amalia, ketika
Metrotvnews.com menyambangi markas Teman Ahok di Graha Pejaten, Jakarta Selatan, Senin (3/10/2016).
Teman Ahok, kata perempuan yang akrab disapa Lia itu, membangun usaha sendiri. Mereka sepakat menjual segala pernak-pernik tentang Ahok, jadi, bagi mereka yang ingin membantu mendanai Ahok maupun Teman Ahok, mereka dipersilakan untuk membeli merchandise tersebut.
Lia menjelaskan, saat ini Teman Ahok menjual kaos, kemeja, polo shirt, handuk, sepatu, dan berbagai barang dagangan lainnya. Mereka berjualan dengan dua sistem, online dan offline.
Untuk penjualan dengan sistem online, Lia mengungkapkan tidak banyak berbeda dari penjualan e-commerce yang ada. Namun, salah satu keunggulan penjualan Teman Ahok lewat sistem online yakni mereka akan terus menginformasikan total omzet yang telah mereka dapatkan lewat situs www.TemanAhok.com.
Total omzet yang ditampilkan dalam situs resmi mereka, jelas salah satu pendiri Teman Ahok itu, sebagai bentuk transparansi relawan dalam Pilkada DKI 2017 mendatang.
"Ini agar kita bisa transparan kepada publik," paparnya.
Salah satu merchandise tentang Ahok -- Foto: MTVN/ Damar Iradat
Selain penjualan secara online, Teman Ahok juga berencana membuka booth penjualan secara offline. Rencananya, ada lima pusat perbelanjaan di Jakarta tempat penjualan offline Teman Ahok.
Lia menjelaskan, nantinya, keuntungan penjualan merchandise seluruhnya akan masuk ke dalam kantong Teman Ahok. Belum ada rencana hasil penjualan merchandise menjadi salah satu sumber dana kampanye Ahok pada Pilkada mendatang.
"(Dana) Yang dikumpulkan Teman Ahok, buat kita. Kalau (dana) kampanye, masih ada timses juga, kita ini kan side wingsnya," ucap Lia.
Untuk itu, baik Timses dan Teman Ahok telah menyiapkan dua rekening berbeda. Satu rekening disiapkan untuk kandidat Ahok dan Djarot Saiful Hidayat, dan rekening lainnya milik Teman Ahok.
"Rekening kandidat ini nanti akan berada di bawah timses Ahok-Djarot. Nanti akan kita sosialisasikan, kalau suporter mau bantu dana, silakan ditransfer ke rekening kandidat. Kalau mau bantu Teman Ahok, silakan membeli merchandise," jelas dia.
Kantongi Dua Modal
Berjualan merchandise diakui membutuhkan modal yang cukup besar. Namun, Teman Ahok telah menyiapkan dua modal untuk itu, yakni modal finansial dan modal sosial.
Modal finansial, kata Lia, Teman Ahok menggunakan keuntungan jualan merchandise yang sebelumnya mereka dapatkan saat melakukan gerakan agar Ahok maju independen. Uang itu dirasa cukup untuk membuat merchandise saat ini.
Saat ini, Teman Ahok juga sudah mencetak beberapa kaos dan kemeja. Bahkan, pada hari peluncuran situs
www.TemanAhok.com Sabtu lalu, mereka berhasil mengumpulkan dana Rp17 juta.
"Sementara, kalau modal sosial ada bantual modal dari vendor-vendor yang udah bantuin kita selama ini," terang Lia.
Menurut dia, selama ini, tidak sedikit pihak yang bantu Teman Ahok berupa natura, misalnya mereka membantu dengan menyediakan barang jadi, seperti yang dilakukan vendor 910, yang menjadi produsen sepatu.
"Mereka membantu biaya produksi, mereka tidak minta profit. Yang kita jual itu keuntungannya, dan itu 100 persen untuk Teman Ahok," tuturnya.
"Sementara, kaos juga bantuan dari Kolabora, handuk dari Terry & Palmer. Tadi juga ada orang dari Korea Selatan mau bantu kita, nanti kasih jam dinding, 2000 jam per minggu, itu juga termasuk pajak," tambah Lia.
Dengan berjualan merchandise Ahok, Lia mengatakan, hal itu tidak hanya membantu Ahok, tapi juga Teman Ahok sendiri. Sebab, harus diakui, 30 anggota Teman Ahok yang ada saat ini juga tidak bisa terus bekerja tanpa dibayar.
"Kita sadar, bahwa tidak selamanya volunteer itu harus
free," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)