medcom.id, Jakarta: PT MRT menilai ada faktor kalalaian terkait insiden jatuhnya beton parapet kemarin malam di sekitar Jalan Wijaya II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sekretaris Korporasi PTM MRT Hikmat Oesman menjalaskan sekitar pukul 20.50 WIB, material OCS Parapet (tembok pembatas jalur layang) dengan berat tiga ton mulai diangkat dengan truck mounted crane untuk dipasang di jalur kereta layang.
Namun saat parapet diangkat di ketinggian 20 sentimeter untuk dipindahkan, tiba-tiba kondisi 'boom' (lengan crane) oleng. Sehingga tak mampu mengontrol posisi lengan crane yang memanjang melebihi radius yang seharusnya 8 meter.
"Kemudian mengakibatkan Crane tidak dapat berdiri dengan stabil saat mengangkat OCS. Hal ini menyebabkan material OCS yang sedang diangkat terjatuh," kata Hikmat dalam keterangan tertulisnya, Minggu 4 November 2017.
Akbibat insiden tersebut, beton parapet yang jatuh mengenai sebuah mobil Daihatsu Xenia dan sepeda motor. Untungnya si pengendara motor berhasil menghindar. Pada saat kejadian, tim konstruksi di bawah girder, belum mempersiapkan traffic management (memasang barikade dan rambu lainnya).
"Karena pada waktu itu, pekerjaan di atas girder seharusnya masih pada tahap handling material yang belum berdampak pada lalu lintas di bawah girder," ujarnya.
Pengendara motor atas nama Pak Syamsudin hanya mengalami Luka memar dan lecet dan korban telah diberi obat dan diperban di bagian kaki oleh pihak RS. Korban sudah diizinkan untuk pulang malam itu juga. Mobil mengalami kerusakan di bagian belakang lampu belakang, dan kaca sebelah kiri pecah. Sementara pengemudi sendiri selamat dan tak mengalami luka.
Baca: PT MRT Investigasi Jatuhnya Parapet di Jalan Wijaya II
Dari hasil investigasi, insiden ini akibat kondisi pekerjaan lifting plan yang dibuat tidak spesifik untuk pekerjaan pemasangan parapet dari atas girder dan tidak mengikuti Risk Assessment, Job Safety Analysis dan Lifting Plan yang sudah tercantum dalam Method Statement.
"Lifting boom yang terlalu panjang. Selain itu kurang adanya pengawasan dari supervisor di lapangan mengakibatkan kejadian ini," jelasnya.
Atas insiden ini PT MRT akan mengevaluasi lifting plan dan method statement untuk instalasi parapet di atas girder, agar lebih detail dan spesifik. Dan akan melatih ulang para operator crane mengenai lifting operation.
"Melakukan traffic management sebelum melakukan pengangkatan, yaitu pada saat mulai persiapan pekerjaan lifting, memperbaiki sistem komunikasi dan koordinasi serta komando yang jelas untuk setiap grup pekerjaan pemasangan parapet, menambah jumlah flagman yang mengatur traffic management dan melakukan perbaikan pada struktur yang terdampak dari kejadian," pungkasnya.
medcom.id, Jakarta: PT MRT menilai ada faktor kalalaian terkait insiden jatuhnya beton parapet kemarin malam di sekitar Jalan Wijaya II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sekretaris Korporasi PTM MRT Hikmat Oesman menjalaskan sekitar pukul 20.50 WIB, material OCS Parapet (tembok pembatas jalur layang) dengan berat tiga ton mulai diangkat dengan truck mounted crane untuk dipasang di jalur kereta layang.
Namun saat parapet diangkat di ketinggian 20 sentimeter untuk dipindahkan, tiba-tiba kondisi 'boom' (lengan crane) oleng. Sehingga tak mampu mengontrol posisi lengan crane yang memanjang melebihi radius yang seharusnya 8 meter.
"Kemudian mengakibatkan Crane tidak dapat berdiri dengan stabil saat mengangkat OCS. Hal ini menyebabkan material OCS yang sedang diangkat terjatuh," kata Hikmat dalam keterangan tertulisnya, Minggu 4 November 2017.
Akbibat insiden tersebut, beton parapet yang jatuh mengenai sebuah mobil Daihatsu Xenia dan sepeda motor. Untungnya si pengendara motor berhasil menghindar. Pada saat kejadian, tim konstruksi di bawah girder, belum mempersiapkan traffic management (memasang barikade dan rambu lainnya).
"Karena pada waktu itu, pekerjaan di atas girder seharusnya masih pada tahap handling material yang belum berdampak pada lalu lintas di bawah girder," ujarnya.
Pengendara motor atas nama Pak Syamsudin hanya mengalami Luka memar dan lecet dan korban telah diberi obat dan diperban di bagian kaki oleh pihak RS. Korban sudah diizinkan untuk pulang malam itu juga. Mobil mengalami kerusakan di bagian belakang lampu belakang, dan kaca sebelah kiri pecah. Sementara pengemudi sendiri selamat dan tak mengalami luka.
Baca: PT MRT Investigasi Jatuhnya Parapet di Jalan Wijaya II
Dari hasil investigasi, insiden ini akibat kondisi pekerjaan lifting plan yang dibuat tidak spesifik untuk pekerjaan pemasangan parapet dari atas girder dan tidak mengikuti Risk Assessment, Job Safety Analysis dan Lifting Plan yang sudah tercantum dalam Method Statement.
"Lifting boom yang terlalu panjang. Selain itu kurang adanya pengawasan dari supervisor di lapangan mengakibatkan kejadian ini," jelasnya.
Atas insiden ini PT MRT akan mengevaluasi lifting plan dan method statement untuk instalasi parapet di atas girder, agar lebih detail dan spesifik. Dan akan melatih ulang para operator crane mengenai lifting operation.
"Melakukan traffic management sebelum melakukan pengangkatan, yaitu pada saat mulai persiapan pekerjaan lifting, memperbaiki sistem komunikasi dan koordinasi serta komando yang jelas untuk setiap grup pekerjaan pemasangan parapet, menambah jumlah flagman yang mengatur traffic management dan melakukan perbaikan pada struktur yang terdampak dari kejadian," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)