medcom.id, Jakarta: Bantuan dana pendidikan melalui Kartu Jakarta Pintar (KJP) kembali disalahgunakan oleh oknum orang tua yang tidak bertanggungjawab. KJP digunakan membeli keperluan sekolah untuk dijual kembali.
Metrotvnews.com menemukan orangtua murid menggunakan KJP untuk membeli tas, seragam sekolah dan peralatan sekolah lainnya di Pasar Tebet Barat, Jakarta Selatan. Tidak ada yang aneh, namun hal mengejutkan muncul saat pria yang mengaku warga Bidara Cina itu bermaksud menjual kembali barang yang sudah dibelinya. “Bukan buat dipakai mas, tapi dijual lagi. Lumayan buat nambahin dapur,” ujar pria berinisial MDN itu, Kamis (1/10/2015).
MDN mengaku membeli tas sekolah Rp 80 ribu dan celana seragam SD Rp50 ribu. Barang itu dijual kembali dengan harga lebih murah. “Tas dijual Rp50 ribu-Rp60 ribu. Kalau celana Rp30 ribu. Cepat laku, banyak yang mau,” kata MDN.
Dia tidak merasa meyalahi aturan, karena uang hasil menjual barang-barang itu digunakan untuk keperluan keluarga. “Duitnya kan buat anak juga. Saya beli barang itu pakai KJP, gak salah dong. Barangnya saya jual lagi, juga gak salah. Kan punya saya,” ujarnya.
MDN mengaku memiliki dua anak yang masih duduk di bangku sekolah. Anak pertama kelas 2 SMA dan anak kedua kelas 6 SD.
Pada 2015, besaran dana KJP per bulan untuk siswa SDN Rp 210 ribu, SMPN Rp 260 ribu, SMAN Rp 375 ribu, SMKN Rp 390 ribu dan PKBM Rp 210 ribu.
Sementara dana KJP khusus untuk siswa sekolah swasta ditambah bantuan biaya SPP setiap bulan. Sehingga dana KJP bagi siswa SD Rp 340 ribu, SMP Rp 430 ribu, SMA Rp 665 ribu, dan SMK Rp 630 ribu.
medcom.id, Jakarta: Bantuan dana pendidikan melalui Kartu Jakarta Pintar (KJP) kembali disalahgunakan oleh oknum orang tua yang tidak bertanggungjawab. KJP digunakan membeli keperluan sekolah untuk dijual kembali.
Metrotvnews.com menemukan orangtua murid menggunakan KJP untuk membeli tas, seragam sekolah dan peralatan sekolah lainnya di Pasar Tebet Barat, Jakarta Selatan. Tidak ada yang aneh, namun hal mengejutkan muncul saat pria yang mengaku warga Bidara Cina itu bermaksud menjual kembali barang yang sudah dibelinya. “Bukan buat dipakai mas, tapi dijual lagi. Lumayan buat nambahin dapur,” ujar pria berinisial MDN itu, Kamis (1/10/2015).
MDN mengaku membeli tas sekolah Rp 80 ribu dan celana seragam SD Rp50 ribu. Barang itu dijual kembali dengan harga lebih murah. “Tas dijual Rp50 ribu-Rp60 ribu. Kalau celana Rp30 ribu. Cepat laku, banyak yang mau,” kata MDN.
Dia tidak merasa meyalahi aturan, karena uang hasil menjual barang-barang itu digunakan untuk keperluan keluarga. “Duitnya kan buat anak juga. Saya beli barang itu pakai KJP, gak salah dong. Barangnya saya jual lagi, juga gak salah. Kan punya saya,” ujarnya.
MDN mengaku memiliki dua anak yang masih duduk di bangku sekolah. Anak pertama kelas 2 SMA dan anak kedua kelas 6 SD.
Pada 2015, besaran dana KJP per bulan untuk siswa SDN Rp 210 ribu, SMPN Rp 260 ribu, SMAN Rp 375 ribu, SMKN Rp 390 ribu dan PKBM Rp 210 ribu.
Sementara dana KJP khusus untuk siswa sekolah swasta ditambah bantuan biaya SPP setiap bulan. Sehingga dana KJP bagi siswa SD Rp 340 ribu, SMP Rp 430 ribu, SMA Rp 665 ribu, dan SMK Rp 630 ribu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)