medcom.id, Jakarta: Uji coba penghapusan 3 in 1 bukan untuk menghilangkan kemacetan Ibu Kota. Namun, penghapusan program bentukan mantan Gubernur DKI Sutiyoso itu dijamin menghilangkan joki yang mengeksploitasi anak.
Kebijakan yang sudah berjalan selama 13 tahun itu dirasa tidak lagi efisien dalam mengurai kemacetan. Justru, menimbulkan masalah sosial, seperti maraknya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang mengeksploitasi anak di bawah umur untuk menjadi joki 3 in 1.
Pantauan Metrotvnews.com, sepanjang jalan layang S. Parman hingga Semanggi tak tampak satu pun joki. Biasanya, sepanjang jalan itu, puluhan joki sudah berjajar sejak pukul 07.00 WIB.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, penghapusan 3 in 1 memang tak berdampak pada kemacetan. Tapi, masalah sosial di Ibu Kota berkurang.
"Macet memang masih. Dulu Jakarta masalahnya macet sama eksploitasi. Sekarang masalah tinggal satu, macet saja," kata Andri kepada Metrotvnews.com di Semanggi, Jakarta Selatan, Selasa (5/4/2016).
Tak hanya Dishub DKI, Andri juga menggandeng Kepolisian dan Dinas Sosial untuk memantau jalan protokol jalur 3 in 1. Namun, ia tidak bisa memastikan jumlah petugas yang diturunkan.
"Setiap hari, pagi dan sore ada petugasnya. Ada dinas sosial juga yang jaga di wilayah banyak joki. Kalau ada joki nanti mereka yang bawa," kata Andri.
Hasil uji coba penghapusan jalur 3 in 1 pagi menunjukkan ada peningkatan kepadatan kendaraan di beberapa titik. "Seperti dari arah Slipi ke Semanggi, dari Pancoran ke Semanggi mengalami peningkatan," kata Kasubdit Bin Gakkum Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto kepada Metrotvnews.com.
Pantauan Metrotvnews.com, pukul 09.00 WIB kendaraan roda empat antre di jembatan Semanggi. Kemacetan lalu lintas terjadi dari arah Jalan S Parman menuju Jalan Jenderal Sudirman. Begitu pula lalu lintas di Jalan Gatot Subroto.
Budiyanto berharap, hasil uji coba ini objektif. Menurutnya, analisa hasil uji coba akan menjadi acuan pemerintah dan Kepolisian dalam memutuskan kebijakan 3 in 1 dilanjutkan atau dihapus.
"Kalau seandainya dalam uji coba ini terjadi kepadatan yang luar biasa, 3 in 1 akan tetap diberlakukan atau program lain seperti ERP (electronic road pricing)," kata Budiyanto.
Kebijakan 3 in 1 berlaku di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan MH Thamrin, Jalan Medan Merdeka Barat, dan sebagian Jalan Jenderal Gatot Subroto.
Setelah belasan tahun berlaku, Ahok menilai, kebijakan ini tidak berdampak besar mengurangi macet di ruas jalan tersebut. Keinginan Ahok menghapus 3 in 1 semakin kuat setelah Polres Jakarta Selatan mengungkap kasus eksploitasi anak oleh joki 3 in 1.
medcom.id, Jakarta: Uji coba penghapusan 3 in 1 bukan untuk menghilangkan kemacetan Ibu Kota. Namun, penghapusan program bentukan mantan Gubernur DKI Sutiyoso itu dijamin menghilangkan joki yang mengeksploitasi anak.
Kebijakan yang sudah berjalan selama 13 tahun itu dirasa tidak lagi efisien dalam mengurai kemacetan. Justru, menimbulkan masalah sosial, seperti maraknya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang mengeksploitasi anak di bawah umur untuk menjadi joki 3 in 1.
Pantauan
Metrotvnews.com, sepanjang jalan layang S. Parman hingga Semanggi tak tampak satu pun joki. Biasanya, sepanjang jalan itu, puluhan joki sudah berjajar sejak pukul 07.00 WIB.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, penghapusan 3 in 1 memang tak berdampak pada kemacetan. Tapi, masalah sosial di Ibu Kota berkurang.
"Macet memang masih. Dulu Jakarta masalahnya macet sama eksploitasi. Sekarang masalah tinggal satu, macet saja," kata Andri kepada
Metrotvnews.com di Semanggi, Jakarta Selatan, Selasa (5/4/2016).
Tak hanya Dishub DKI, Andri juga menggandeng Kepolisian dan Dinas Sosial untuk memantau jalan protokol jalur 3 in 1. Namun, ia tidak bisa memastikan jumlah petugas yang diturunkan.
"Setiap hari, pagi dan sore ada petugasnya. Ada dinas sosial juga yang jaga di wilayah banyak joki. Kalau ada joki nanti mereka yang bawa," kata Andri.
Hasil uji coba penghapusan jalur 3 in 1 pagi menunjukkan ada peningkatan kepadatan kendaraan di beberapa titik. "Seperti dari arah Slipi ke Semanggi, dari Pancoran ke Semanggi mengalami peningkatan," kata Kasubdit Bin Gakkum Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto kepada Metrotvnews.com.
Pantauan Metrotvnews.com, pukul 09.00 WIB kendaraan roda empat antre di jembatan Semanggi. Kemacetan lalu lintas terjadi dari arah Jalan S Parman menuju Jalan Jenderal Sudirman. Begitu pula lalu lintas di Jalan Gatot Subroto.
Budiyanto berharap, hasil uji coba ini objektif. Menurutnya, analisa hasil uji coba akan menjadi acuan pemerintah dan Kepolisian dalam memutuskan kebijakan 3 in 1 dilanjutkan atau dihapus.
"Kalau seandainya dalam uji coba ini terjadi kepadatan yang luar biasa, 3 in 1 akan tetap diberlakukan atau program lain seperti ERP (electronic road pricing)," kata Budiyanto.
Kebijakan 3 in 1 berlaku di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan MH Thamrin, Jalan Medan Merdeka Barat, dan sebagian Jalan Jenderal Gatot Subroto.
Setelah belasan tahun berlaku, Ahok menilai, kebijakan ini tidak berdampak besar mengurangi macet di ruas jalan tersebut. Keinginan Ahok menghapus 3 in 1 semakin kuat setelah Polres Jakarta Selatan mengungkap kasus eksploitasi anak oleh joki 3 in 1.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)