Ahmad Musaddeq----Ant/Jefri Aries
Ahmad Musaddeq----Ant/Jefri Aries

Cerita Ambarini, Mantan Pengikut Ahmad Musaddeq

Arga sumantri • 22 Januari 2016 18:08
medcom.id, Depok: Organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) santer jadi sorotan publik. Musababnya, banyak orang tiba-tiba menghilang. Dugaannya, mereka bergabung dengan organisasi tersebut.
 
Gafatar diyakini hanya perubahan nama dari organisasi Al Qiyadah Al Islamiyah (AQAI) pimpinan Ahmad Musaddeq (sebelumnya ditulis Mushadek). Musaddeq adalah pria yang pernah menasbihkan diri sebagai nabi.
 
Ambarabi, mantan pengikut AQAI, menceritakan pengalaman bagaimana dirinya bisa bergabung jadi pengikut Musaddeq. Perempuan berusia 32 tahun itu mengaku setahun berguru kepada Musaddeq.

Ambarini bercerita, awalnya dia diajak suaminya, Amar alias Beni, pada 2004. Rutinitas organisasi itu, kata Ambarini, tak ubahnya kegiatan organisasi keagamaan.
 
"Kegiatannya biasa. Mengartikan kitab," kata Ambarini kepada Metrotvnews.com, Jumat (22/1/2016).
 
Selain rutinitas mengartikan kitab, kata Ambarini, tiap anggota Musaddeq diwajibkan membayar iuran. Tapi, tak ada ketetapan besaran iuran.
 
"Tergantung pekerjaannya dan penghasilannya. Istilahnya mereka infaq," terang Ambar, sapaan akrabnya.
 
Cerita Ambarini, Mantan Pengikut Ahmad Musaddeq
Ambarini memperlihatkan anaknya yang dibawa suami ikut Gafatar (Ant.Indrianto Eko)
 
Ambar mengaku, rutin membayar iuran kisaran Rp50 ribu hingga Rp100 ribu. Iuran dibayarkan sebulan sekali. "Buat hijrah, buat perjuangan," ungkap Ambar.
 
Syarat ikut aliran Musaddeq, kata Ambar, cukup mudah. Hanya tinggal bersumpah. Ucapan sumpah janji itu dibuat sendiri oleh Musaddeq. Selepas bersumpah, jemaah AQAI tak diwajibkan puasa atau salat.
 
Merasa ganjil dengan ajaran itu, Ambar memilih tak lagi mengikuti kegiatan suaminya di AQAI sejak 2005. Ambar selalu beralasan saat hendak diajak berkegiatan dengan aliran Musaddeq. Belakangan, Ambar pun memberanikan diri ingin berhenti.
 
"Waktu itu saya alasan saja repot urus anak dan lain-lain," ungkap Ambar.
 
Amar, suami Ambar sempat membujuk istrinya itu tetap bergabung. Tapi, Ambar keukeuh tak mau. "Lama-lama atasannya suami membolehkan. Enggak dipaksa lagi sehabis itu," cerita Ambar.
 
Meski tahu suaminya punya kegiatan menyimpang, Ambar masih setia pada Amar. Dua tahun berselang, yakni 2007, Ambar sedikit bernapas lega. Sebab, organisasi yang diikuti suaminya itu vakum. Musaddeq dipenjara atas kasus penistaan agama.
 
Toh, AQAI tak juga bubar. Amar yang kini sudah menalaknya masih berkecimpung di AQAI. Selepas cerai, Ambar kian yakin, Amar aktif lagi di organisasi yang kemudian berganti nama menjadi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
 
Ambar haqul yakin, Amar menghilang karena bergabung dengan Gafatar. Yang membikin gusar adalah, Amar membawa Nur Fatimah Zahra dan Rashid, dua anak hasil pernikahan mereka.
 
Ambar pun ingat peristiwa sore, di hari Kamis, 19 November 2015. Amar tetiba meneleponnya.
 
"Jangan cari kami. Anak-anak biar sama saya. Biar saya urus, kami akan pergi hijrah ke jalan Allah," cerita Ambar.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TII)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan