Penumpang menunggu bus di ruang tunggu Terminal Terpadu Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (10/11). Foto: MI/Ramdani
Penumpang menunggu bus di ruang tunggu Terminal Terpadu Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (10/11). Foto: MI/Ramdani

Sulitnya Mengakses Terminal Pulogebang

Damar Iradat • 07 April 2017 16:57
medcom.id, Jakarta: Masalah akses Terminal Pulogebang masih terus dikeluhkan calon penumpang. Minimnya angkutan pengumpan (feeder) ke Terminal Pulogebang menjadi kendala mereka.
 
Bagi calon penumpang dari sekitar Kota Bekasi, Jawa Barat, untuk mencapai Terminal Pulogebang sebetulnya tidak terlalu sulit karena ada beberapa opsi. Salah satunya bisa menggunakan kereta listrik (KRL) dan berhenti di Stasiun Cakung. Dari Stasiun Cakung, mereka bisa melanjutkan perjalanan menggunakan ojek pangkalan yang mematok tarif Rp5.000-Rp10.000. 
 
Selain ojek, calon penumpang juga bisa memilih menggunakan angkutan kota (angkot) P29 jurusan Terminal Pulogadung-Terminal Pulogebang yang melalui Stasiun Cakung.

Sayangnya, waktu tempuh menggunakan KRL yang disambung ojek itu cukup menyita waktu. Dibutuhkan sekitar 15-20 menit untuk mencapai terminal terbesar se-Asia Tenggara itu.
 
"Kalau naik angkot dari Bekasi bisa lebih lama," kata salah seorang calom penumpang, Aris, saat berbincang dengan Metrotvnews.com, Jumat 7 April 2017.
 
Aris menjelaskan, jika menggunakan angkot K25 jurusan Pulogebang-Rawa Panjang, waktu tempuh bisa lebih lama. Biasanya karena sopir angkot lebih sering ngetem untuk menunggu penumpang.
 
Itu pun Aris perlu menyambung angkutan lain lantaran angkot K25 tidak berhenti persis di Terminal Pulogebang. "Waktu tempuhnya bisa lebih lama, hampir 30 menit," kata Aris.
 
Lain lagi dengan Harry, warga Pamulang, Tangerang Selatan. Ia mengaku harus menyambung bus TransJakarta sebanyak tiga kali untuk bisa sampai di Pulogebang.
 
"Memang ada TransJakarta yang langsung ke Lebak Bulus, tapi harus transit tiga kali," kata mahasiswa Universitas Parahyangan itu.
 
Sulitnya Mengakses Terminal Pulogebang
Foto: MI/Immanuel Antonius
 
Pihak pengelola Terminal Pulogebang sudah memikirkan hal ini sejak lama. Mereka sudah menggandeng penyedia transportasi massal untuk bisa masuk ke terminal yang pembangunannya menghabiskan dana hingga Rp4,5 miliar ini.
 
Dari data yang didapat dari Unit Pengelola Terminal Pulogebang, sudah ada 11 trayek bus TransJakarta yang mampir ke sana. Kesebelas itu antara lain Pulogebang-Kampung Melayu, Pulogebang-Rawamangun, Pulogebang-Pinang Ranti, Pulogebang-Pasar Minggu, Pulogebang-Lebak Bulus, dan Pulogebang-Harapan Indah Bekasi.
 
TransJakarta juga menyediakan tiga trayek bus yang menyambungkan Terminal Pulogebang dengan tiga lokasi rumah susun, yakni Rusun Pulogebang, Rusun Rawa Bebek, dan Rusun Pinus Elok.
 
Kepala Satuan Pelaksana Operasional Terminal Pulogebang Noviesa F. Pinem melanjutkan, selain bus TransJakarta, ada juga angkutan lain seperti KWK dan Metromini. Angkutan itu dihadirkan untuk membantu calon penumpang untuk mengakses terminal.
 
"Sampai saat ini untuk bus sedang seperti metromini baru ada empat trayek," kata Pinem. Keempat trayek itu adalah Metromini T42 jurusan Pulogebang-Pulogadung, T52 jurusan Pulogebang-Kampung Melayu, T47 jurusan Pulogebang-Senen, dan T506 jurusan Pulogebang-Kampung Melayu via Jatinegara.
 
Angkot KWK yang beroperasi di dalam Terminal Pulogebang baru ada delapan trayek, yaitu KWK T22 jurusan Pulogebang-Pulogadung via Rawa Kuning, KWK T29 jurusan Pulogebang-Pulogadung via Ujung Krawang, KWK T32 jurusan Pulogebang-Pulogadung via Auri, dan KWK T25 jurusan Pulogebang-Rawamangun.
 
Kemudian, ada KWK JU01 jurusan Pulogebang-Tanjung Priok via KBN Cakung, KWK JU03 jurusan Pulogebang-Tanjung Priok via Tipar Cakung, APB JT03 jurusan Pulogebang-Klender, dan Koasi 22A jurusan Pulogebang-Pondok Gede.
 
"(Feeder) masih banyak yang ke arah Pulogadung karena untuk mengangkut orang yang belum tahu kalau di sana keberangkatan bus sudah tak ada," jelas Pinem.
 
Saat soft launching akhir tahun lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakui akses menuju Terminal Pulogebang belum menjangkau masyarakat. Karenanya, pemerintah pusat dan Pemerintah DKI Jakarta mencari solusinya.
 
Kala itu Budi menyebut pemerintah akan menyediakan feeder gratis bagi masyarakat yang menggunakan layanan bus di Terminal Pulogebang. Pengadaan ini bakal dilakukan secara bertahap.
 
"Untuk akses, DKI dan pemerintah pusat akan menyediakan feeder dari 20 daerah secara gratis. Akan kita rintis secara intensif sampai tiga bulan ke depan," kata Budi saat itu.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan