medcom.id, Jakarta: Faktor ekonomi menjadi faktor utama warga rumah susun sewa (rusunawa) menunggak bayar sewa rusun. Tapi, di sisi lain masalah kedisiplinan membayar sewa belum tumbuh.
"Kebiasaan di rumah lama tidak pernah terkena beban membayar rumah," kata Kepala Bidang Pembinaan, Penertiban, dan Peran Serta Masyarakat Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI Jakarta, Meli Budiastuti, saat ditemui di kantornya, Jalan Taman Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat 4 Agustus 2017.
Meli menjelaskan, karena terbiasa tidak membayar sewa saat masih tinggal di lahan ilegal, mereka tidak biasa memikirkan uang sewa tempat tinggal. Padahal semestinya penghuni rusun menabung untuk menutupi biaya sewa tiap bulan.
"Jadi kita melihat bahwa kebiasaan mereka untuk menabung maupun untuk bayar sewa rumah itu belum pernah ada selama hidup mereka di kawasan ilegal. Begitu masuk rusun mau tidak mau itu harus mulai. Listrik air mungkin di sana juga ada (biaya), tapi bayar sewa ini belum," jelas Meli.
Kepala Bidang Pembinaan, Penertiban, dan Peran Serta Masyarakat Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI, Meli Budiastuti. Foto: MTVN/ Intan Fauzi
Sebelumnya, tunggakan sewa di 23 rusunawa yang ada di Jakarta sampai Juni 2017 mencapai Rp32 miliar. Jumlah itu naik Rp6 miliar dari Januari 2017 yang berjumlah Rp26 miliar.
Tercatat, sebanyak 9.500 penghuni rusun menunggak, di antaranya penghuni dari 6.500 warga relokasi dan 3.000 warga umum. Paling banyak penghuni yang menunggak berada di Rusun Marunda dengan total tunggakan Rp9 miliar.
medcom.id, Jakarta: Faktor ekonomi menjadi faktor utama warga rumah susun sewa (rusunawa) menunggak bayar sewa rusun. Tapi, di sisi lain masalah kedisiplinan membayar sewa belum tumbuh.
"Kebiasaan di rumah lama tidak pernah terkena beban membayar rumah," kata Kepala Bidang Pembinaan, Penertiban, dan Peran Serta Masyarakat Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI Jakarta, Meli Budiastuti, saat ditemui di kantornya, Jalan Taman Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat 4 Agustus 2017.
Meli menjelaskan, karena terbiasa tidak membayar sewa saat masih tinggal di lahan ilegal, mereka tidak biasa memikirkan uang sewa tempat tinggal. Padahal semestinya penghuni rusun menabung untuk menutupi biaya sewa tiap bulan.
"Jadi kita melihat bahwa kebiasaan mereka untuk menabung maupun untuk bayar sewa rumah itu belum pernah ada selama hidup mereka di kawasan ilegal. Begitu masuk rusun mau tidak mau itu harus mulai. Listrik air mungkin di sana juga ada (biaya), tapi bayar sewa ini belum," jelas Meli.
Kepala Bidang Pembinaan, Penertiban, dan Peran Serta Masyarakat Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI, Meli Budiastuti. Foto: MTVN/ Intan Fauzi
Sebelumnya, tunggakan sewa di 23 rusunawa yang ada di Jakarta sampai Juni 2017 mencapai Rp32 miliar. Jumlah itu naik Rp6 miliar dari Januari 2017 yang berjumlah Rp26 miliar.
Tercatat, sebanyak 9.500 penghuni rusun menunggak, di antaranya penghuni dari 6.500 warga relokasi dan 3.000 warga umum. Paling banyak penghuni yang menunggak berada di Rusun Marunda dengan total tunggakan Rp9 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)