medcom.id, Tangerang: Imbas kemarau membuat warga mulai tak bergantung dengan kiriman air bersih dari perusahaan air minum. Sebab, pasokan air yang dikirim perusahaan air pun mulai tersendat.
Hal itu seperti dialami sejumlah warga di Kampung Cirewed, RT 03/RW 03, Desa Suka Damai, Kec. Cikupa, Tangerang, Banten. Warga di kampung itu kini kembali beralih ke kebiasaan lama: menggonsumsi air dari pompa air lisrik.
Lia, salah satunya. Perempuan 30 tahun ini mengaku menggunakan pompa untuk sementara waktu, sambil menunggu air kembali dikirim dari perusahaan tempat dia berlangganan, PT Aetra Tangerang.
"Saya pakai pompa sendiri, jadi ya lumayan kebantu. Yang lain warga ada yang beli jeriken malahan," kata Lia kepada Metrotvnews.com, Rabu (19/8/2015).
Lia bilang, rumahnya terkena imbas pemadaman air dari PT Aerta pada 16 Agustus. Dua hari, Lia dan keluarga tak teraliri air dari perusahaan tersebut, meski dia mendapat pemberitahuan dari manajemen.
"Terima sms bilang air mati. Eh, tahu-tahu air memang benar muncrat-muncrat, mengecil, dan mati. Terus baru berdatangan air satu tengki dari Aetra," jelas dia.
Hal serupa dialami Elis, tetangga Lia. Perempuan 35 tahun ini malah tak mendapat pemberitahuan soal pemberhentian air. Beruntung, dia punya pompa yang memang sudah ada sebelumnya.
"Enggak masalah sih (mati air) punya sanyo (pompa) juga. Toh saya bayar sesuai meteran. Yang kasihan yang enggak punya pompa sih," celetuk Elis.
Terhentinya pasokan air untuk warga di Kampung Cirewed diakibatkan tersendatnya pasokan air bersih dari PT Aerta. Sebab sejak 28 Juli, debit air yang berasal dari Cisadane sudah mulai berkurang. Puncaknya terjadi pada 16 Agustus, PT Aetra sempat berhenti berproduksi air.
Namun kemarin, 18 Agustus, Aetra sudah kembali menyalurkan air bersih kepada masyarakat. Perkembangan terakhir pada pukul 16.00 WIB hari ini, Aetra sudah kembali menyalurkan air dengan kapasitas sebesar 565 liter/detik.
medcom.id, Tangerang: Imbas kemarau membuat warga mulai tak bergantung dengan kiriman air bersih dari perusahaan air minum. Sebab, pasokan air yang dikirim perusahaan air pun mulai tersendat.
Hal itu seperti dialami sejumlah warga di Kampung Cirewed, RT 03/RW 03, Desa Suka Damai, Kec. Cikupa, Tangerang, Banten. Warga di kampung itu kini kembali beralih ke kebiasaan lama: menggonsumsi air dari pompa air lisrik.
Lia, salah satunya. Perempuan 30 tahun ini mengaku menggunakan pompa untuk sementara waktu, sambil menunggu air kembali dikirim dari perusahaan tempat dia berlangganan, PT Aetra Tangerang.
"Saya pakai pompa sendiri, jadi ya lumayan kebantu. Yang lain warga ada yang beli jeriken malahan," kata Lia kepada
Metrotvnews.com, Rabu (19/8/2015).
Lia bilang, rumahnya terkena imbas pemadaman air dari PT Aerta pada 16 Agustus. Dua hari, Lia dan keluarga tak teraliri air dari perusahaan tersebut, meski dia mendapat pemberitahuan dari manajemen.
"Terima sms bilang air mati. Eh, tahu-tahu air memang benar muncrat-muncrat, mengecil, dan mati. Terus baru berdatangan air satu tengki dari Aetra," jelas dia.
Hal serupa dialami Elis, tetangga Lia. Perempuan 35 tahun ini malah tak mendapat pemberitahuan soal pemberhentian air. Beruntung, dia punya pompa yang memang sudah ada sebelumnya.
"Enggak masalah sih (mati air) punya
sanyo (pompa) juga. Toh saya bayar sesuai meteran. Yang kasihan yang enggak punya pompa sih," celetuk Elis.
Terhentinya pasokan air untuk warga di Kampung Cirewed diakibatkan tersendatnya pasokan air bersih dari PT Aerta. Sebab sejak 28 Juli, debit air yang berasal dari Cisadane sudah mulai berkurang. Puncaknya terjadi pada 16 Agustus, PT Aetra sempat berhenti berproduksi air.
Namun kemarin, 18 Agustus, Aetra sudah kembali menyalurkan air bersih kepada masyarakat. Perkembangan terakhir pada pukul 16.00 WIB hari ini, Aetra sudah kembali menyalurkan air dengan kapasitas sebesar 565 liter/detik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TII)