medcom.id, Jakarta: Pemerintah DKI dituding berusaha manyuap DPRD dengan menawarkan berbagai program senilai Rp 12,7 triliun yang dimasukkan dalam APBD. Penawaran itu dilakukan Sekda DKI Saefullah dengan mendatangi kediaman Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi.
"Saya memang ke rumah dia (Prasetyo). Tapi tidak subuh-subuh, datang siang sama Asisten, BPKD, dan Bappeda. Kami diundang makan siang," kata Saefullah, Selasa (3/3/2015).
Saefullah meminta legislatif membuktikan tudingan suap sebesar Rp12,7 triliun yang dilakukan dirinya. "Cari saja buktinya, apa yang saya suap. Semua program termuat di e-budgeting, saya tidak pernah mengutak-ngatik," tegasnya.
Mantan Walikota Jakarta Pusat itu mengungkapkan, pertemuan dilakukan karena Prasetyo ingin minta maaf. Sebab, saat rapat bersama komisi, terjadi sedikit keributan.
"Intinya waktu itu dia minta maaf. Waktu rapat internal Pak Ferrial (Wakil Ketua DPRD) DKI gebrak meja, karena kami mempertahankan e-budgeting terus," ujarnya.
Dia juga tidak takut dilaporkan ke Bareskrim atas tuduhan penyuapan. "Silahkan saja, saya tidak takut. Urusannya terang benderang kok. Apa yang sulit," tegasnya.
medcom.id, Jakarta: Pemerintah DKI dituding berusaha manyuap DPRD dengan menawarkan berbagai program senilai Rp 12,7 triliun yang dimasukkan dalam APBD. Penawaran itu dilakukan Sekda DKI Saefullah dengan mendatangi kediaman Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi.
"Saya memang ke rumah dia (Prasetyo). Tapi tidak subuh-subuh, datang siang sama Asisten, BPKD, dan Bappeda. Kami diundang makan siang," kata Saefullah, Selasa (3/3/2015).
Saefullah meminta legislatif membuktikan tudingan suap sebesar Rp12,7 triliun yang dilakukan dirinya. "Cari saja buktinya, apa yang saya suap. Semua program termuat di e-budgeting, saya tidak pernah mengutak-ngatik," tegasnya.
Mantan Walikota Jakarta Pusat itu mengungkapkan, pertemuan dilakukan karena Prasetyo ingin minta maaf. Sebab, saat rapat bersama komisi, terjadi sedikit keributan.
"Intinya waktu itu dia minta maaf. Waktu rapat internal Pak Ferrial (Wakil Ketua DPRD) DKI gebrak meja, karena kami mempertahankan e-budgeting terus," ujarnya.
Dia juga tidak takut dilaporkan ke Bareskrim atas tuduhan penyuapan. "Silahkan saja, saya tidak takut. Urusannya terang benderang kok. Apa yang sulit," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)